Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengantin Filipina membawa buket bawang merah seberat sekitar empat kg, alih-alih bunga. Awalnya, April Lyka Biorrey-Nobis diceritakan akan tetap berpegang pada buket bunga tradisional, sebelum melihat buket bawang merah yang unik di media sosial.
Melansir Mothership, Jumat, 27 Januari 2023, pengantin berusia 28 tahun asal Bingawan, Kota Iloilo, Filipina ini kemudian mengusulkan ide yang baru ditemukannya itu pada pengantin pria. Ia mengatakan pada media Filipina Iloilo Metropolitan Times bahwa bunga akan layu dan akhirnya dibuang.
Baca Juga
Advertisement
Jadi, sebaiknya ia menggunakan bawang mewah untuk membuat buketnya, yang bisa dimakan setelah pernikahan. Tema bawang merah pun tidak berhenti di situ. Foto-foto dari Facebook menunjukkan pengiring pengantinnya juga membawa buket bawang merah.
Kantor Berita Filipina melaporkan bahwa Biorrey-Nobbis memesan sekarung bawang merah secara online dari pemasok di La Union, yang tiba empat hari sebelum pernikahan mereka. Buket bawang juga merupakan pilihan paling ekonomis, kendati dibeli dalam grafik harga lebih mahal dari biasanya.
Pasangan itu awalnya menyisihkan 15 ribu peso (sekitar Rp4,1 juta) untuk buket bunga tradisional. Buket bawang hanya berharga delapan ribu peso (sekitar Rp2,2 juta), yang berarti pasangan itu telah menghemat sekitar setengah dari jumlah yang dialokasikan.
Pasangan itu telah melupakan tradisi melempar buket untuk alasan keamanan, tapi mereka memberikan bawang pada tamu undangan mereka.
Dibawa Pulang Sebagai Oleh-Oleh
Pengantin wanita itu berkata, "Setelah pernikahan, bawang merah diberikan pada wali baptis dan pengiring pengantin kami sehingga mereka membawa bawang sebagai oleh-oleh. Saya juga memberikan buket saya pada kerabat kami untuk digunakan sehari-hari."
Jika Anda bertanya-tanya tentang harga bawang merah yang tampaknya selangit, itu telah mencapai 600 peso (sekitar Rp165 ribu) per kilogram di pasar lokal, yang lebih tinggi dari upah harian minimum Filipina.
The Guardian melaporkan berbagai alasan kenaikan harga bawang merah, yang satu kilogramnya lebih mahal dari seekor ayam utuh. Penyebabnya antara lain minimnya cold storage, meningkatnya permintaan pascapandemi, penyelundupan, dan dampak bencana alam.
Krisis bawang merah di Filipina tampaknya lebih karena distribusi, bukan pasokan, karena petani dibayar jauh lebih sedikit daripada harga bawang merah. Akibat kondisi ini, awak maskapai Filipina tertangkap menyelundupkan 40 kg bawang ke negara itu dari Dubai dan Riyadh, di antara buah-buahan lain, pada awal Januari 2023.
Advertisement
Total Nilai Barang yang Disita
Menurut laporan The Philippine Star, dikutip dari Mothership, 18 Januari 2023, staf dari dua penerbangan Philippine Airlines (PAL) terpisah, PR655 dan PR659, ditangkap dengan barang bukti 27 kg bawang dan 11,5 kg bahan pangan lain, seperti lemon, menurut sebuah memorandum dari Biro Bea Cukai Filipina (BOC).
Total nilai pasar bawang merah dan buah-buahan yang disita adalah 250 dolar AS (sekitar Rp3,8 juta). Juru bicara BOC mengatakan pada 16 Januari 2023 bahwa staf maskapai dapat dikenai tuntutan pidana karena membawa masuk barang tanpa deklarasi dan sertifikasi yang tepat.
Pada Desember 2022, BOC menyita lebih dari dua kontainer seberat 50 ribu kg, yang berisi bawang merah yang disembunyikan di dalam kue dan roti. Perkiraan nilai pasar dari produk yang disita adalah 20 juta peso (sekitar Rp5,5 miliar).
Di bulan yang sama, 20 kontainer produk pertanian selundupan dari China, yang berisi bawang merah dan putih, juga disita, menurut Rappler. Produk tersebut diduga bernilai lebih dari 171 juta peso (sekitar Rp47,2 miliar).
Operasi Penyelundupan
Seorang Komisaris Bea Cukai Filipina mengatakan bahwa mereka telah mengawasi penyelundupan produk pertanian karena "harga bawang yang tinggi di pasar." Ia menyambung, operasi penyelundupan akan berdampak lebih jauh pada "petani, rakyat, dan sektor pertanian" negara itu.
Menurut laporan CNN Filipina, harga bawang merah di negara tersebut telah meningkat tajam karena pasokan yang rendah dan inflasi global. Kenaikan harga itu diawasi Departemen Pertanian Filipina (DA).
Selain itu, operasi kartel dan pedagang gelap juga mendorong harga karena mereka tampaknya menjual barang secara ilegal dengan harga jauh lebih tinggi. DA juga menduga ada sindikat yang menimbun bawang sehingga harganya meroket.
Pada akhir Desember 2022, harga bawang dilaporkan mencapai 720 peso (sekitar Rp199 ribu) per kg, menyebabkan DA menerapkan harga eceran yang disarankan sebesar 250 peso (sekitar Rp69 ribu) per kg.
Pihak berwenang Filipina telah berupaya mengimpor bawang merah untuk meningkatkan pasokan dan menekan harga. Awalnya, DA berencana mengimpor sekitar 22 ribu ton bawang merah, menurut Philippine Daily Inquirer.
Namun, izin yang dikeluarkan hanya untuk impor 27 persen dari jumlah yang direncanakan semula, yaitu hanya 5.775 ton bawang, Bloomberg melaporkan. Bawang impor itu dijadwalkan tiba pada 27 Januari 2023, tapi kemungkinan tidak cukup untuk meningkatkan pasokan lokal.
Advertisement