Hujan Deras Sebabkan Banjir di Auckland, Selandia Baru Umumkan Status Darurat

Bencana banjir usai kota Auckland diguyur hujan deras membuat pemerintah mengumumkan status darurat. Sejumlah warga pun terpaksa dievakuasi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Jan 2023, 10:00 WIB
Warga menggunakan perahu kecil melintasi banjir di Christchurch, Selandia Baru, Sabtu, (22/7). Dewan Kota Christchurch mengatakan keadaan darurat setelah Sungai Heathcote meluap akibat cuaca yan buruk. (AP Photo / Mark Baker)

Liputan6.com, Auckland - Kota terbesar di Selandia Baru, Auckland telah mengumumkan keadaan darurat setelah hujan lebat memicu banjir dan evakuasi yang meluas.

Dilansir BBC, Sabtu (28/1/2023), hujan deras yang terjadi pada Jumat (27/1) di Auckland membuat sejumlah warga harus dievakuasi, menghentikan lalu lintas, dan memutus aliran listrik ke rumah-rumah dan pertokoan.

"Dampak 24 jam terakhir akan dirasakan banyak orang di Auckland dalam waktu lama," kata badan ramalan cuaca nasional.

Walikota Auckland, Wayne Brown, telah mengkonfirmasi laporan media bahwa jasad telah ditemukan di Lembah Wairau di Pesisir Utara Auckland. Brown mengatakan dia "sangat sedih" dengan berita itu. Namun, polisi belum dapat memastikan apakah kematian itu terkait dengan banjir.

Brown juga mengatakan infrastruktur dan layanan darurat "kewalahan" oleh dampak badai.

Dalam sebuah pernyataan, Fire and Emergency Selandia Baru mengatakan pihaknya telah menangani sekitar 1.500 permintaan bantuan.

Selain itu, Angkatan Pertahanan Selandia Baru membantu evakuasi dan tempat penampungan darurat telah didirikan di seluruh kota.

Sementara itu, walikota membela diri dari kritik bahwa dia terlalu lambat untuk menyatakan keadaan darurat, dengan mengatakan dia mengikuti saran dari para ahli.

Auckland sendiri dikatakan telah menerima 75% dari curah hujan musim panas biasanya hanya dalam 15 jam.


Dampak Banjir

Petugas melintasi banjir untuk mengevakuasi pemilik rumah di Christchurch, Selandia Baru, Sabtu, (22/7). Dewan Kota Christchurch mengatakan keadaan darurat setelah Sungai Heathcote meluap akibat cuaca yan buruk. (AP Photo / Mark Baker)

Sebagai dampak banjir, jalan-jalan utama juga terhalang oleh banjir, menyebabkan antrian lalu lintas yang panjang di jalan raya, dengan beberapa laporan kecelakaan lalu lintas.

Banjir juga mengganggu perjalanan ke dan dari Bandara Auckland. 

Selain itu,penerbangan domestik dan internasional sekarang telah dihentikan setidaknya hingga tengah hari pada hari Sabtu.

Beredar pula sebuah unggahan online menunjukkan orang-orang yang terjebak dalam banjir setinggi pinggang dan tim penyelamat melakukan evakuasi dengan kayak.

Gambar-gambar lain menunjukkan barang-barang kebutuhan sehari-hari mengambang di lorong-lorong beberapa supermarket yang terendam banjir.


Tanggapan Pemerintah

Calon Perdana Menteri baru Selandia Baru Chris Hipkins pergi setelah berbicara kepada media di luar Parlemen di Wellington pada Sabtu (21/1/2023). Hipkins pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen untuk Partai Buruh pada 2008, Hipkins yang berusia 44 tahun saat ini menjabat sebagai menteri Kepolisian, Pendidikan, Pelayanan Publik dan juga menjabat sebagai pimpinan dewan. (Marty MELVILLE / AFP)

Perdana Menteri baru Selandia Baru, Chris Hipkins, telah men-tweet dan mengatakan bahwa gedung parlemen negara di ibu kota, Wellington turut membantu koordinasi tanggap darurat.

Hipkins juga diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Auckland pada hari Sabtu.

National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA), badan ilmu iklim negara itu, mengatakan bahwa hari Jumat adalah hari terbasah yang tercatat di sejumlah lokasi di Auckland. Hujan lebat diramalkan terjadi di berbagai bagian kota setidaknya selama lima hari ke depan.

"Tak perlu dikatakan bahwa kita perlu berdiskusi tentang bagaimana perubahan iklim membuat peristiwa ini lebih sering terjadi dan bagaimana kota-kota seperti Auckland sangat tidak siap," kata March. 

Sementara para ilmuwan iklim telah memperingatkan untuk tidak mengaitkan peristiwa cuaca individu dengan perubahan iklim, penelitian oleh NIWA telah menemukan planet yang menghangat menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem di Selandia Baru.

Infografis Banjir Rob dan Jebolnya Tanggul Laut di Semarang. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya