Liputan6.com, Auckland - Kota terbesar di Selandia Baru, Auckland telah mengumumkan keadaan darurat setelah hujan lebat memicu banjir dan evakuasi yang meluas.
Dilansir BBC, Sabtu (28/1/2023), hujan deras yang terjadi pada Jumat (27/1) di Auckland membuat sejumlah warga harus dievakuasi, menghentikan lalu lintas, dan memutus aliran listrik ke rumah-rumah dan pertokoan.
Advertisement
"Dampak 24 jam terakhir akan dirasakan banyak orang di Auckland dalam waktu lama," kata badan ramalan cuaca nasional.
Walikota Auckland, Wayne Brown, telah mengkonfirmasi laporan media bahwa jasad telah ditemukan di Lembah Wairau di Pesisir Utara Auckland. Brown mengatakan dia "sangat sedih" dengan berita itu. Namun, polisi belum dapat memastikan apakah kematian itu terkait dengan banjir.
Brown juga mengatakan infrastruktur dan layanan darurat "kewalahan" oleh dampak badai.
Dalam sebuah pernyataan, Fire and Emergency Selandia Baru mengatakan pihaknya telah menangani sekitar 1.500 permintaan bantuan.
Selain itu, Angkatan Pertahanan Selandia Baru membantu evakuasi dan tempat penampungan darurat telah didirikan di seluruh kota.
Sementara itu, walikota membela diri dari kritik bahwa dia terlalu lambat untuk menyatakan keadaan darurat, dengan mengatakan dia mengikuti saran dari para ahli.
Auckland sendiri dikatakan telah menerima 75% dari curah hujan musim panas biasanya hanya dalam 15 jam.
Dampak Banjir
Sebagai dampak banjir, jalan-jalan utama juga terhalang oleh banjir, menyebabkan antrian lalu lintas yang panjang di jalan raya, dengan beberapa laporan kecelakaan lalu lintas.
Banjir juga mengganggu perjalanan ke dan dari Bandara Auckland.
Selain itu,penerbangan domestik dan internasional sekarang telah dihentikan setidaknya hingga tengah hari pada hari Sabtu.
Beredar pula sebuah unggahan online menunjukkan orang-orang yang terjebak dalam banjir setinggi pinggang dan tim penyelamat melakukan evakuasi dengan kayak.
Gambar-gambar lain menunjukkan barang-barang kebutuhan sehari-hari mengambang di lorong-lorong beberapa supermarket yang terendam banjir.
Advertisement
Tanggapan Pemerintah
Perdana Menteri baru Selandia Baru, Chris Hipkins, telah men-tweet dan mengatakan bahwa gedung parlemen negara di ibu kota, Wellington turut membantu koordinasi tanggap darurat.
Hipkins juga diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Auckland pada hari Sabtu.
National Institute of Water and Atmospheric Research (NIWA), badan ilmu iklim negara itu, mengatakan bahwa hari Jumat adalah hari terbasah yang tercatat di sejumlah lokasi di Auckland. Hujan lebat diramalkan terjadi di berbagai bagian kota setidaknya selama lima hari ke depan.
"Tak perlu dikatakan bahwa kita perlu berdiskusi tentang bagaimana perubahan iklim membuat peristiwa ini lebih sering terjadi dan bagaimana kota-kota seperti Auckland sangat tidak siap," kata March.
Sementara para ilmuwan iklim telah memperingatkan untuk tidak mengaitkan peristiwa cuaca individu dengan perubahan iklim, penelitian oleh NIWA telah menemukan planet yang menghangat menyebabkan peristiwa cuaca yang lebih ekstrem di Selandia Baru.