Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bekerja sama dengan PT BRI Danareksa Sekuritas, secara simbolis melakukan penandatanganan Pencanangan Literasi serta Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pacalang di Bali pada Jumat 27 Januari 2023.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal kepada Desa Adat dan 1.000 Pacalang di Bali diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai investasi.
Advertisement
“Agar tidak ada lagi masyarakat yang terjerumus ke dalam investasi ilegal atau bodong, dan modus-modus penipuan investasi lainnya”, ujar Iman, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (28/1/2023).
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bali I Wayan Koster yang menyatakan Pemprov Bali mendukung kegiatan edukasi dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi pasar modal di Bali agar masyarakat Bali lebih mengenal dan memanfaatkan pasar modal untuk meningkatkan kesejahteraan serta ketahanan ekonomi masyarakat Bali.
Investor Pasar Modal Tumbuh Signifikan
Berdasarkan data, jumlah investor dalam negeri di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan selama tahun 2022 yang telah mencapai 10.311.152 single investor identification (SID) dan jumlah investor saham sebanyak 4.439.933 SID.
Meningkatnya investor pasar modal tersebut tentu tidak hanya didorong oleh kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal yang dilakukan secara masif, tapi juga karena adanya kemudahan dalam membuka rekening efek yang dapat dilakukan secara online.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi
Bantu Dongkrak Edukasi Investasi di Pasar Modal
Program literasi dan inklusi pasar modal ini akan dilakukan secara berkelanjutan oleh Kantor Perwakilan BEI Bali. Dengan didukung oleh OJK dan PT BRI Danareksa Sekuritas, diharapkan pemahaman mengenai investasi pasar modal di Desa Adat, serta para Pacalang di Bali dapat ditingkatkan.
Program ini sekaligus juga sebagai apresiasi pasar modal Indonesia terhadap Desa Adat serta Pacalang dalam menjaga kelestarian adat budaya Bali.
“Sebagai upaya meningkatkan literasi pasar modal, kami berusaha untuk terus bersinergi menggencarkan program-program edukasi ke berbagai pihak,” jelas Iman.
Program ini diharapkan juga dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat luas akan investasi pasar modal. Selain itu, ke depannya diharapkan pula agar sinergi, serta kolaborasi antar pemangku kepentingan dapat semakin meningkat dan seluruh pihak dapat semakin berperan aktif dalam mengembangkan pasar modal Indonesia.
Advertisement
Investor Pasar Modal Sentuh 10,3 Juta
Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan jumlah investor pasar modal Indonesia yang mencapai 10,3 juta investor atau meningkat 37,53 persen hingga 28 Desember 2022 dari akhir 2021 yang sebelumnya berjumlah 7,49 juta.
Direktur Utama KSEI, Urip Budhi Prasetyo menuturkan, jumlah investor tersebut elah mencapai dua digit tersebut telah tercapai sejak November 2022.
Jumlah tersebut terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 4,44 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya, 9,59 juta investor memiliki aset reksa dana dan 830 ribu investor memiliki aset SBN.
"Jumlah investor berkembang di luar Pulau Jawa, ini yang menjadi salah satu tolak ukur melakukan edukasi," kata Urip dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022, Kamis (29/12/2022).
Dia mengatakan, pertumbuhan jumlah investor di wilayah timur, yaitu Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan sekitar 40 persen dan menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Adapun, usia investor pasar modal Indonesia yang didominasi generasi Milenial dan Gen-Z menjadi salah satu alasan maraknya pengembangan serta proses digitalisasi di pasar modal selama beberapa waktu terakhir.
Peran platform financial technology (fintech) semakin penting untuk investasi di pasar modal. Hal ini dibuktikan dengan data KSEI bahwa 78,17 persen investor memiliki rekening investasi di selling agent fintech.
Jumlah tersebut didominasi oleh investor individu sebanyak 99,63 persen. Lalu, frekuensi transaksi subscriptionoleh selling agent fintech mendominasi transaksi reksa dana dengan peningkatan sebesar 17 persen dari 21,63 juta juta pada 2021 menjadi 18,48 juta per 26 Desember 2022.