Garda Depan Stunting, Kemenkes Ingin Posyandu Buka Tiap Bulan

Posyandu diharapkan membuka pelayanan sebulan sekali untuk penanganan stunting.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 28 Jan 2023, 13:00 WIB
Bidan dibantu Kader Posyandu memberikan vaksin vitamin A dan imunisasi di Posyandu RW 20, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Selasa (18/8/2020). Pemerintah sudah mengaktifkan pelayanan posyandu ketiga sejak pandemi Covid-19 dengan memperketat protokol kesehatan. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Pada masa pandemi COVID-19, kunjungan orangtua yang membawa anaknya ke Posyandu menurun drastis. Padahal, peran Posyandu dalam penanggulangan stunting di Indonesia, khususnya upaya pencegahan stunting pada masa balita sangat penting.

Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Maria Endang Sumiwi menyampaikan, penurunan kunjungan ke Posyandu karena situasi darurat COVID-19 tidak memperbolehkan orang untuk kumpul-kumpul.

Penurunan kunjungan ke Posyandu bahkan mencapai 20 persen. Penyebabnya juga banyak Posyandu yang tutup.

"Kan kemarin tuh habis pandemi, jadi waktu pandemi enggak boleh berkumpul. Jadi, Posyandu enggak buka, banyak yang turun sampai 20 persen (kunjungan)," ujar Endang kepada Health Liputan6.com saat ditemui usai 'Press Conference: Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)' di Gedung Kemenkes RI Jakarta pada Jumat, 27 Januari 2023.

Demi meningkatkan kunjungan, Kemenkes ingin Posyandu dapat dibuka kembali tiap bulan. Dengan harapan, anak-anak yang diantar orangtuanya juga datang ke Posyandu.

"Yang kami ingin sebetulnya Posyandu buka setiap bulan, tapi anak-anaknya juga datang. Nah, sekarang kita mau naikkan, di Posyandu mesti buka lagi sebulan sekali," jelas Endang.

"Kami memang dari sisi penguatan layanan primer sedang mendesain tentang kader harus bagaimana dan seterusnya, ini masih dalam pembicaraan dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)."


Gerakan Posyandu Aktif

Bidan dibantu Kader Posyandu memberikan vaksin vitamin A dan imunisasi di Posyandu RW 20, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Selasa (18/8/2020). Pemerintah sudah mengaktifkan pelayanan posyandu ketiga sejak pandemi Covid-19 dengan memperketat protokol kesehatan. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Harapan Posyandu buka tiap bulan, lanjut Maria Endang Sumiwi, akan masuk ke dalam Gerakan Posyandu Aktif. Gerakan ini direncanakan serentak dilakukan pada April 2023.

Pada bulan April nanti juga bertepatan dengan Hari Posyandu. Walau begitu, jikalau sudah mulai berjalan dengan dibukanya kembali Posyandu sekarang ini, maka tidak perlu menunggu sampai bulan April untuk peresmian gerakannya.

"Kami mau bikin Gerakan Posyandu nanti bulan April. Kemarin kan kita udah bikin beberapa gerakan ya, Gerakan Aksi Bergizi, Gerakan Bumil Sehat, Gerakan Protein Hewani Cegah Stunting barusan," terang Endang.

"Tapi kalau sekarang udah bisa, enggak usah nunggu nanti kan. Gerakannya bulan April, enggak usah nunggu semua udah buka Posyandunya dan ditimbang."

Peningkatan peran Posyandu juga perlu didukung pihak lain seperti swasta.

"Kita butuh dari swasta, misalnya Astra kan di wilayahnya men-support (mendukung) 3.200 posyandu. Kami pengen yang didukung oleh CSR-CSR itu ngikutin standarnya kami (Kemenkes)," sambung Endang.

"Kami ingin kemitraan lebih kuat dengan swasta yang punya CSR mendukung Posyandu supaya ngikutin standarnya kami."


Penguatan Layanan Posyandu

Petugas menimbang bayi saat pemeriksaan rutin kesehatan di Posyandu Ria Balita, Cipinang, Jakarta, Selasa (16/7/2019). Presiden Joko Widodo berencana memperkuat kebijakan sumber daya manusia (SDM). (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Terkait Posyandu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi pernah meninjau implementasi posyandu primer di Kecamatan Telaga Bauntung, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada Jumat (16/12/2022).

Ia mengatakan peninjauan posyandu prima di daerah terpencil merupakan upaya Kementerian Kesehatan untuk memperkuat layanan kesehatan primer serta berupaya menempatkan layanan standar yang bisa diakses oleh masyarakat sekitar.

“Kami mengunjungi salah satu Kecamatan di Kabupaten Banjar yang mana ini adalah setting daerah yang sangat terpencil. Jadi di daerah yang terpencil ini kita tinjau apa yang bisa kita kuatkan," kata Endang dalam pernyataan resmi.

"Memang secara akses masih sulit, tapi kita berhasil menempatkan layanan standar di posyandu prima yang bisa diakses oleh penduduk."

Saat ini, kondisi di Kabupaten Banjar masih terkendala pada akses layanan kesehatan. Beberapa kendala antara lain, belum lengkap fasilitas alat kesehatan di beberapa puskesmas, dan kurangnya tenaga kesehatan untuk membina kader posyandu, serta minim animo masyarakat untuk melakukan imunisasi sebagai upaya pencegahan penyakit.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Ancaman Krisis Pangan Sudah Didepan Mata? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya