Ukraina: Barat Akan Mengirimkan 321 Tank untuk Mengalahkan Rusia

Ukraina menekankan bahwa pengiriman tank akan efektif bila sesegera mungkin menyusul kekhawatiran babak baru serangan Rusia berlangsung dalam waktu dua bulan mendatang.

oleh Hariz Barak diperbarui 28 Jan 2023, 15:33 WIB
Petugas medis militer membantu tentara yang terluka ke dalam kendaraan evakuasi dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Liputan6.com, Paris - Duta Besar Ukraina untuk Prancis Vadym Omelchenko pada Jumat (28/1/2023), mengatakan bahwa negara-negara Barat akan mengirimkan lebih dari 300 tank ke Ukraina.

"Sampai hari ini, banyak negara telah secara resmi mengonfirmasi kesepakatan mereka untuk mengirimkan 321 tank berat ke Ukraina," ungkap Omelchenko seperti dikutip dari CNN, Sabtu (28/1).

Namun, dia tidak merinci negara mana saja yang dimaksudnya.

Pernyataan Omelchenko ini muncul setelah Amerika Serikat (AS) dan Jerman mengumumkan masing-masing akan mengirimkan 31 tank M1 Abrams dan 14 Leopard A26 untuk mendukung Ukraina memenangkan perang atas Rusia. Sebelumnya, Inggris telah menjanjikan pengiriman 14 tank Challenger 2, sementara Polandia dikabarkan akan mengirimkan 2 Leopard buatan Jerman.

Kapan tank-tank tersebut akan tiba di Ukraina masih belum jelas. Menurut Omelchenko, tanggal pengiriman akan bervariasi tergantung pada jenis tank dan negara asal, serta waktunya akan disesuaikan selama putaran konsultasi berikutnya antara Ukraina dan negara-negara Barat.

Menggemakan pernyataan Presiden Volodymyr Zelensky, Omelchenko mengatakan Ukraina membutuhkan bantuan "secepat mungkin".

"Kalau harus menunggu sampai bulan Agustus atau September, sudah terlambat," ujarnya.


Dikejar Waktu

Tentara Ukraina menggempur posisi Rusia menggunakan Howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) di wilayah Kherson, Ukraina, 9 Januari 2023. Memasuki hari ke-321 peperangan, konflik di antara Rusia dengan Ukraina sampai saat ini terus berlanjut dan belum terlihat akan segera berakhir. (AP Photo/Libkos)

Pasukan Ukraina telah memperingatkan bahwa mereka berpacu dengan waktu. Negara itu khawatir babak baru serangan Rusia akan dimulai dalam dua bulan mendatang.

Bantuan militer sebelumnya, seperti sistem roket HIMARS AS, sangat penting dalam membantu Ukraina mengganggu kemajuan Rusia dan membuat serangkaian serangan balasan yang berhasil dalam beberapa bulan terakhir. Namun, sejumlah pakar militer menilai, tank merupakan senjata ofensif langsung terkuat yang diberikan ke Ukraina sejauh ini.

Ukraina berharap kesediaan Jerman untuk mengirimkan tank akan mendorong negara-negara Eropa lainnya yang juga memiliki tank Leopard untuk mengambil langkah serupa.

Polandia pada Selasa (24/1), dikabarkan telah secara resmi meminta persetujuan dari Jerman untuk mentransfer beberapa tank Leopard 2 ke Ukraina.


Korea Utara Mengutuk Keputusan AS

Ilustrasi Korea Utara (AFP)

Korea Utara pada Jumat, mengutuk keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memasok 31 tank tempur M1 Abrams ke Ukraina.

"Pemerintahan Joe Biden telah melintasi garis merah lebih jauh dengan mengirimkan tank utamanya ke Ukraina dan keputusan tersebut mencerminkan niat mengerikan untuk mewujudkan tujuan hegemoninya dengan memperluas perang proksi lebih lanjut untuk menghancurkan Rusia," ungkap adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, seperti dikutip dari AP.

Lebih lanjut, Kim Yo Jong menuturkan bahwa AS adalah penjahat terampil yang menimbulkan ancaman serius dan tantangan terhadap keamanan strategis Rusia dan mendorong situasi regional ke fase saat ini.

"Saya tidak ragu bahwa perangkat keras militer apa pun yang dibanggakan oleh AS dan Barat akan terbakar berkeping-keping di hadapan semangat tempur yang gigih serta kekuatan tentara dan rakyat Rusia yang heroik," kata Kim Yo Jong seraya menambahkan bahwa Korea Utara akan selalu berdiri di sisi yang sama dengan Rusia.

Pyongyang telah menyalahkan Washington atas perang di Ukraina, menekankan bahwa kebijakan hegemoni Barat memaksa Rusia untuk mengambil tindakan militer demi melindungi kepentingan keamanannya.

Sementara itu, AS menuduh Korea Utara mengirimkan persediaan besar peluru artileri dan amunisi lainnya ke Rusia untuk mendukung serangan di Ukraina. Namun, Pyongyang telah berulang kali membantah klaim tersebut.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya