Liputan6.com, Jakarta - Wisata urban atau urban tourism merupakan kegiatan pariwisata yang berlangsung di ruang dalam kota dengan atribut ekonomi selain pertanian, seperti administrasi, manufaktur, perdagangan dan jasa, juga transportasi. Di Jakarta misalnya, sebagai ibu kota Indonesia, memiliki semua aspek wisata urban; mulai dari produk budaya, arsitektur, teknologi, sosial, dan juga alam yang indah.
Proyek pemusatan wisata urban di kota ini pun sudah mulai tampak realisasinya setelah pemugaran Taman Ismail Marzuki (TIM) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat yang dimulai sejak pertengahan 2019 lalu. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan kawasan Cikini, Jakarta Pusat sebagai salah satu destinasi wisata urban di Kota Jakarta.
Tak hanya Cikini, kawasan Monas, Pasar Baru, dan Chinatown Menteng di Jakarta Pusat, Kota Tua di Jakarta Barat, PIK di Jakarta Utara, Jatinegara di Jakarta Timur, serta Senayan, Blok M, dan Kemang di Jakarta Selatan juga merupakan destinasi wisata urban unggulan di Jakarta.
Baca Juga
Advertisement
Tempat wisata biasanya dikunjungi keluarga yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Hal itu membuat tempat atau destinasi wisata tak hanya nyaman untuk orang dewasa tapi juga ramah anak.
Sebuah tempat wisata termasuk wisata urban bisa dibilang ramah anak jika memenuhi sejumlah persyaratan. Menurut mantan Ketua KPAI Asrorun Ni’am Sholeh, ada empat indikator tempat wisata ramah anak yaitu aman, edukatif, inspiratif dan bebas dari kekerasan, pornografi dan eksploitasi.
"Selain empat indikator di atas, yang terpenting adalah ratio kapasitas dengan jumlah pengunjung yang memadai. Jangan sampai kapasitas kecil, pengunjung membludak. Ini tentu tidak aman bagi anak," kata Ni’am, dilansir dari laman resmi KPAI, Sabtu, 28 Januari 2023.
Pria yang sekarang menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ini mengatakan, keamanan merupakan syarat pertama tempat wisata ramah anak. Oleh karena itu, pengelola tempat wisata harus bisa memastikan jumlah petugas keamanan mencukupi untuk mengawasi para pengunjung.
Petunjuk Keselamatan
"Jika tempat wisatanya air, maka harus ada safe guard. Ada petunjuk keselamatan sehingga pengunjung bisa memahami apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana atau kecelakaan," terangnya. Sejauh ini, KPAI mencatat ada beberapa tempat wisata yang aman dan ramah untuk anak. Tempat wisata tersebut adalah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kidzania, Phinisi di kawasan Blok M, Saung Mang Ujo, Kampung Gajah di Bandung, Kampung Dongeng di Ciputat dan Taman Safari Indonesia.
"Kita sadar punya keterbatasan untuk menyeleksi tempat-tempat wisata yang ramah anak. Tapi, dengan keterbatasan itu, kita ingin menyerukan agar masyarakat mengetahui di mana saja tempat wisata yang layak dikunjungi anak," jelas Ni’am.
"Kita mengharapkan para orangtua tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan keluarga, khususnya anak-anak. Jangan sampai tempat rekreasi yang seharusnya diisi dengan keceriaan, berubah menjadi kesedihan," sambungnya.
Di Kidzania misalnya, meski diperuntukkan bagi anak-anak, sejumlah aturan juga harus dipatuhi baik saat pandemi masih melanda maupun saat sudah melandai seperti sekarang ini demi kenyamanan dan keselamatan anak-anak itu sendiri. Pengelola Kidzania mengklaim tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) sesuai peraturan pemerintah.
"Kita selalu ikuti peraturan pemerintah, dalam hal ini aturan dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, mengenai proses pengawasan ketat jaga jarak, penggunaan masker untuk seluruh karyawan dan pengunjung, serta aturan lain di dalam kawasan Kidzania," terang Senior Manager Operational KidZania, Lindung Artha Marhendra pada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Toilet Anak
Menurut Lindung, anak-anak di bawah usia 12 tahun hanya diwajibkan cek suhu badan, tapi harus didampingi orangtua maupun orang dewasa yang mempunyai aplikasi PeduliLindungi dan sudah divaksin booster. Sementara anak-anak berusia di atas 12 tahun harus sudah menerima vaksin dosis kedua.
Lalu, kapasitas pengunjung juga dikurangi, serta durasi waktu permainan pun disesuaikan agar semua tamu terlayani tanpa ada penumpukan. Rata-rata wahana permainan menghabiskan 20 menit. "Secara bertahap sudah ada (peningkatan kunjungan), walau kita sekarang membatasi jumlah pengunjung, termasuk di dalam wahana. Contohnya, kalau dulu sebelum pandemi COVID-19 ada wahana yang boleh dimasuki 10 orang, sekarang cuma boleh lima orang atau setengahnya saja," jelas Lindung.
Pendapat senada juga dikatakan pengamat pariwisata sekaligus akademisi Robert Alexander Moningka. Menurut pria yang biasa disapa Bob ini, orangtua maupun pendamping anak sebaiknya memilih tempat wisata yang ramah anak termasuk wisata urban. Dengan begitu anak-anak bisa merasa lebih nyaman, aman dan bisa lebih mengeksplor berbagai aktivitas.
"Kondisi destinasi wisata urban saat ini, termasuk di Jakarta bisa dibilang sudah cukup baik, tapi belum banyak yang menyentuh atau menyediakan fasilitas yang ramah anak. Fasilitas yang ada relatif lebih banyak untuk orang dewasa," terang Bob pada Liputan6.com, Sabtu, 28 Januari 2023.
"Contoh yang simpel saja soal toilet dengan skala anak. Misalnya: urinoir, kloset, ataupun tempat cuci tangan. Beberapa restoran cepat saji sudah ada yang punya fasilitas yang mudah dicapai atau digunakan anak-anak, tapi masih ada beberapa yang belum punya fasilitas seperti itu," tambahnya.
Orangtua Lebih Tenang
Selain itu, informasi tentang objek wisata yang dilengkapi dengan informasi menarik ataupun interaktif untuk kalangan anak-anak dinilai masih belum banyak.Padahal, tempat wisata urban yang ramah anak berpotensi lebih banyak mendatangkan pengunjung dibandingkan yang kurang ramah anak.
"Anak-anak biasanya merasa lebih nyaman karena mereka merasa dalam lingkungan dimana fasilitas bisa mereka nikmati juga, bukan hanya orang dewasa. Kalau mereka merasa betah dan senang, pasti mereka mengajak orangtua atau anggota keluarga lainnya untuk datang lagi ke tempat itu, jadi tempat wisatanya bisa lebih ramai lagi," ujar Bob.
Ia menambahkan, hal itu juga berlaku di tempat wisata ruang terbuka yang luas, dimana mereka bisa berlari ataupun bermain. Bagi anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan, bisa bermain di tempat seperti taman yang luas dan nyaman tentu menjadi kebahagiaan dan kepuasan tersendiri bagi mereka.
"Jika tempat wisata tersebut termasuk ramah anak, bagi orangtua yang membawa mereka juga merasa lebih tenang karena bisa wisata bersama. Anak-anaknya tidak gelisah, bosan, ataupun mengeluh," kata pria yang menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Tour Leaders Association (ITLA) ini.
"Untuk catatan, hal yang berhubungan dengan ramah anak sekarang dimasukkan juga dalam kompetensi profesi di bidang pariwisata," pungkasnya.
Advertisement