Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak rempah yang bisa diolah dari jamu, dan di antara itu, kunyit jadi salah satu yang populer. Wajar saja memang, mengingat bahan ini punya segudang manfaat bagi tubuh manusia.
Merujuk buku Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. 2nd edition, dilansir dari situs web Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), Minggu (29/1/2023), kunyit punya sejarah panjang dalam pemanfaatannya sebagai obat, hampir empat ribu tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Di Asia Tenggara, kunyit tidak hanya digunakan sebagai bumbu utama, tapi juga komponen dalam upacara keagamaan. Pengobatan modern pun mulai menyadari pentingnya kunyit, seperti yang ditunjukkan lebih dari tiga ribu publikasi yang berhubungan dengan kunyit dalam 25 tahun terakhir.
Salah satunya, jamu disebut sebagai agen anti-aging karena kandungan kurkuminnya. Mengutip Healthline, kurkuim, yang merupakan senyawa aktif utama dalam kunyit, telah terbukti memiliki sifat pelindung seluler yang kuat, yang dikaitkan dengan efek antioksidannya yang kuat.
Sebuah proses yang disebut penuaan seluler terjadi ketika sel berhenti membelah. Seiring bertambahnya usia, sel-sel tua menumpuk, yang dipercaya dapat mempercepat penuaan dan perkembangan penyakit.
Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin mengaktifkan protein tertentu yang membantu menunda penuaan sel, membuat seseorang tidak hanya awet muda, namun juga memperpanjang usianya. Senyawa utama dalam kunyit ini telah terbukti dapat menunda penyakit dan meringankan gejala penyakit berkaitan dengan usia.
Pengobatan Tradisional
Catatan studi ini pula yang kemudian membuat asupan kunyit dikaitkan dengan penurunan risiko penurunan kognitif terkait usia pada manusia. Dalam pengobatan tradisional, kunyit telah digunakan dalam pengobatan terapeutik selama berabad-abad di berbagai belahan dunia.
Dalam praktik Ayurveda, pengobatan alternatif India kuno, kunyit dianggap memiliki banyak khasiat obat, termasuk memperkuat energi tubuh secara keseluruhan, menghilangkan gas dan cacing, memperbaiki pencernaan, melancarkan menstruasi, melarutkan batu empedu, serta meredakan radang sendi.
Selain itu, negara-negara Asia Selatan juga menggunakannya sebagai antiseptik untuk luka, luka bakar, dan memar, serta sebagai agen antibakteri. Di Pakistan, itu digunakan sebagai agen anti-inflamasi dan sebagai obat untuk ketidaknyamanan gastrointestinal terkait sindrom iritasi usus besar dan gangguan pencernaan lain.
Di Pakistan dan Afghanistan, kunyit digunakan untuk membersihkan luka dan merangsang pemulihannya dengan mengoleskannya pada selembar kain yang dibakar, lalu diletakkan di atas luka. Orang India menggunakan kunyit, selain dalam praktik Ayurveda, untuk memurnikan darah dan memperbaiki kondisi kulit.
Advertisement
Baik untuk Pencernaan
Pasta kunyit juga dioleskan pada kulit calon pengantin sebelum menikah di beberapa bagian India, Bangladesh, dan Pakistan, di mana diyakini dapat membuat kulit bersinar dan menjauhkan bakteri berbahaya dari tubuh. Kunyit saat ini bahkan digunakan dalam formulasi beberapa tabir surya.
Dalam praktik Ayurveda, kunyit adalah pengobatan yang terdokumentasi dengan baik untuk berbagai kondisi pernapasan, termasuk asma, hiperaktif bronkial, dan alergi, serta untuk gangguan hati, anoreksia, rematik, luka diabetes, pilek, batuk, juga sinusitis.
Dalam pengobatan tradisional Cina, kunyit digunakan untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan sakit perut. Dari zaman kuno, seperti yang dicatat Ayurveda, kunyit digunakan untuk mengobati keseleo dan bengkak.
Baik dalam pengobatan Ayurveda maupun tradisional Tiongkok, kunyit dianggap sebagai karminatif. Praktisi unani juga menggunakan kunyit untuk mengeluarkan dahak, serta membuka pembuluh darah guna memperlancar peredaran darah.
Kunyit dapat dimasukkan ke dalam sajian, termasuk jamu, untuk meningkatkan proses pencernaan, serta mengurangi gas dan kembung. Konsumsinya juga merangsang produksi empedu di hati dan mendorong ekskresi empedu melalui kantong empedu, yang meningkatkan kemampuan tubuh mencerna lemak.
Ada Efek Samping?
Terkadang, kunyit yang dicampur dengan susu atau air putih diminum untuk mengobati gangguan usus, serta masuk angin dan sakit tenggorokan. Penggunaan kunyit sebagai bumbu dan obat rumah tangga telah dikenal aman selama berabad-abad.
Sampai saat ini, tidak ada penelitian pada hewan atau manusia yang menemukan efek toksik terkait penggunaan kunyit, dan jelas bahwa kunyit tidak beracun, bahkan pada dosis yang sangat tinggi. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah melakukan uji klinisnya sendiri dengan kunyit dan menerbitkan monograf setebal 300 halaman.
FDA menyatakan bahwa kunyit dan komponen aktifnya kurkumin sebagai GRAS, yang umumnya dianggap aman. Jadi, di Amerika Serikat, kunyit dan komponennya saat ini digunakan dalam mustard, sereal, keripik, keju, mentega, dan produk lainnya.
Dalam studi klinis fase I tentang keamanan dan toleransi penggunaan minyak kunyit, minyak tersebut diberikan secara oral pada sukarelawan sehat selama tiga bulan. Dari situ, tidak ada efek samping dari asupan minyak kunyit yang diamati dalam tiga bulan terhadap berat badan, tekanan darah, dan toksisitas hematologis, ginjal, maupun hati.
Advertisement