Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi memulai keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Keketuaan ini dipegang Indonesia setelah Indonesia menjadi tuan rumah G20.
Acara pembukaan ini dilaksanakan oleh pemerintah di Bundaran HI pada Minggu (29/1/2023).
Presiden menyebut Indonesia menjadi ketua ASEAN meski situasi global sedang sulit. Tetapi, Jokowi optimistis ASEAN tetap menjadi kekuatan yang relevan.
Baca Juga
Advertisement
"Tahun ini Indonesia menjadi ketua ASEAN di tengah-tengah situasi global yang sangat tidak mudah. Krisis ekonomi, krisis energi, krisis pangan, semuanya perang, semuanya sedang terjadi," ujar Presiden Jokowi.
"Tetapi saya meyakini bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia. Bahwa ASEAN akan terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik. Bahwa ASEAN akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan ASEAN Matters. Epicentrum of Growth," tegasnya.
Sejumlah perwakilan negara asing ikut hadir mendengarkan pidato singkat Jokowi, seperti Duta Besar Selandia Baru untuk ASEAN Stuart Calman dan Duta Besar Singapura untuK ASEAN Kok Li Peng.
Setelah selesai pidato singkat, Presiden Jokowi berfoto dengan para pejabat pemerintah dan perwakilan asing, kemudian ia turun panggung dan berjalan ke arah Thamrin. Sejumlah warga berjejejer di pinggir jalan untuk menyapa presiden Jokowi.
Pada acara tersebut, ada juga pawai kostum tradisional dari berbagai daerah Indonesia. Para Abang-None Jakarta juga tampil di acara ASEAN tersebut.
Disapa Warga
Saat turun panggung, pasukan keamanan presiden membuka jalan untuk presiden agar rombongannya bisa berjalan ke arah Thamrin.
Sejumlah warga antusias memanggil-manggil nama Jokowi dan supaya presiden menengok ke arah mereka. Jokowi berjalan diikuti para delegasi asing.
Sesudah Jokowi pergi, warga antusiasi berfoto-foto di sekitar panggung. Selain itu, pejabat dari Kementerian Luar Negeri juga mengadakan acara bincang-bincang untuk membahas sejumlah fokus Indonesia sebagai ketua ASEAN 2023.
Sejumlah isu yang disorot adalah Myanmar, perdagangan orang, pangan, dan kesehatan.
Advertisement