Liputan6.com, Jakarta Setiap orang tengah ramai-ramai melakukan investasi. Investasi ini kini mulai digemari oleh generasi milenial.
Namun sebelum memulai, ada baiknya bila mempelajari langkah awal berinvestasi khususnya bagi para investor baru agar tidak salah jalan.
Advertisement
Melansir laman The Financial Express, Senin (30/1/2023), berikut ini lima pedoman yang harus diingat bagi seseorang yang ingin memulai berinvestasi.
1. Keadaan pasar yang tidak bisa diprediksi
Tidak ada yang bisa menjamin kapan pasar akan berkinerja baik. Sekalipun penasihat investasi yang paling berpengalaman, mereka juga tidak akan dapat memberi tahu Anda kapan Anda harus masuk atau keluar dari pasar.
Oleh sebab itu, yang harus dipahami investor adalah waktu yang diinvestasikan di pasar lebih penting daripada menentukan waktu pasar.
Ketika Anda berinvestasi, pendekatan yang ideal adalah berinvestasi untuk jangka panjang. Hal ini dilakukan guna memastikan apresiasi modal dan penciptaan kekayaan.
2. Menyeimbangkan antara diversifikasi dan overdiversifikasi
Hal selanjutnya yang perlu dipahami tentang berinvestasi adalah terkait dengan diversifikasi dan overdiversifikasi.
Diversifikasi portofolio itu penting karena Anda tidak bisa menaruh semua uang dalam satu tempat.
Tujuan diversifikasi adalah perlindungan portofolio investasi dengan memastikan eksposur di berbagai kelas aset.
Sementara itu, overdiversifikasi cenderung akan mendapatkan keuntungan atau pengembalian yang berkurang dibanding pengurangan risiko yang seimbang.
Sebagai aturan umum, lebih baik memiliki eksposur ke setidaknya 3-4 kelas asset, seperti ekuitas, pendapatan tetap, hibrida, dana global.
Selain itu, juga miliki diversifikasi dalam dana yang dikelola secara aktif atau pasif. Hal ini dilakukan agar dapat membantu memastikan pengembalian yang lebih baik.
3. Adanya risiko
Investor berpengalaman memahami bahwa risiko dan pengembalian berjalan beriringan. Sebagian investor memang ada yang berpikir bahwa mengambil risiko tinggi juga akan memberi pengembalian yang tinggi. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian.
Sejujurnya, mengambil risiko lebih rendah juga dapat memberi Anda pengembalian yang wajar. Pada intinya, tidak ada investasi 'tanpa risiko'.
4. Perhatikan kualitas
Berinvestasi dalam sekuritas yang terapresiasi secara eksponensial dalam jangka waktu yang singkat dapat menjadi salah satu hal paling berisiko yang dapat dilakukan seseorang.
Berinvestasi di perusahaan yang menjanjikan kualitas dan pertumbuhan dalam jangka panjang adalah pendekatan yang ideal. Investasi berkualitas bertujuan untuk mengidentifikasi peluang dalam bisnis yang menguntungkan dan menghasilkan uang.
Pada saat krisis, investor melihat bisnis individu di mana orang dapat mempercayai visi manajemen dan kemampuan eksekusinya.
Advertisement
5. Alokasi aset
Saat ini, investor punya beragam pilihan yang bisa dimiliki. Jadi, untuk memastikan kemungkinan maksimum demi memenuhi tujuan, Anda juga perlu fokus pada 'alokasi aset'.
Sebagai tambahan, hal itu bergantung pada profil risiko, tujuan investasi, korpus, usia, dan lain-lain. Oleh karena itu, Anda perlu memutuskan rasio eksposur terhadap ekuitas, utang, hibrida, dan aset fisik.
Cara tersebut tidak hanya membantu Anda mengoptimalkan pengembalian, tetapi juga meminimalkan risiko karena kelas aset yang berbeda bereaksi secara berbeda pula di seluruh siklus pasar. Para investor perlu memahami bahwa mengambil kepemilikan atas investasi adalah hal yang paling penting.