Liputan6.com, Balikpapan - Penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Suru-Suru, Papua pada 20 November 2021 silam membuat kampung ini menjadi sepi dan kosong.
Kontak senjata yang berlangsung selama 6 jam terjadi saat itu, sejumlah rumah dibakar sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk mengungsi mengosongkan distrik, dan menyebar ke berbagai wilayah.
Advertisement
Kepala Distrik Suru-Suru, Sefanya Payage mengatakan bahwa masyarakatnya tersebar ke sejunlah wilayah diantaranya Yahukimo, Asmat, Distrik Obio serta sebagian bertahan di pegunungan dan hutan.
Sejak penyerangan tersebut seluruh jalur transportasi dan komunikasi terputus, aparat pemerintahan meninggalkan lokasi, petugas bandara, pelabuhan, kesehatan hingga para pendeta melarikan diri meninggalkan Suru-Suru. Saat itu hanya Pos TNI yang masih bertahan di lokasi untuk mengamankan wilayah.
Kemudian, pada Juni 2022 pasukan Satgas Yonif Raider 600 Modang asal Kodam VI Mulawarman tiba di Distrik Suru-Suru untuk memperkuat Pos TNI tersebut. Para prajurit ini ditugaskan untuk mengamankan wilayah serta mulai mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak perlu takut untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
Bahkan untuk memastikan situasi di distrik tersebut sudah aman Komandan Yonif Raider 600 Modang, Letkol Inf Hanif Arridho mendarat di Suru-Suru pada 11 Oktober 2022 lalu. Selain untuk meyakinkan situasi aman, dia juga meninjau prajurit TNI yang berada di Pos Ramil Suru-Suru, sekaligus mengirimkan dukungan logistik dari Timika ke Suru-Suru menggunakan dua unit helikopter.
Dandim 1715/Yahukimo Letkol Inf J. V. Tethool juga mengimbau masyarakat untuk kembali dan melaksanakan kegiatan seperti biasa tanpa perlu khawatir.
Pemulangan Pengungsi
Kini setelah 14 bulan tidak berpenghuni, babak baru kehidupan di Suru-Suru mulai ada harapan ketika Kepala Distrik Suru-Suru, Sefanya Payage tiba di kampung halamannya. Bersama rombongan berjumlah 5 orang mereka berhasil tiba di Suru-Suru dalam keadaan aman dan disambut oleh Danpos Satgas Yonif R 600 Modang, Kapten Inf Gilang. Diketahui rombongan ini berangkat dari Agats Asmat pagi hari sekira pukul 06.30 WIT dan menempuh perjalanan sungai selama 7 jam, dengan menggunakan speed boat, kedatangan rombongan ini ditandai dengan kibaran bendera merah putih pada speed boat tersebut.
Setibanya di lokasi, Sepanya mendatangi dan menyampaikan kepada Danpos Suru-Suru bahwa para pengungsi akan kembali ke kampung Suru-Suru apabila kepala distrik dan kepala kampung sudah bertemu dengan Danpos dan meyakinkan kondisidDalam keadaan aman terkendali.
Sefanya juga menjelaskan bahwa masyarakat Suru-Suru sudah tidak tahan di pengungsian, dan ingin kembali ke kampung mereka karena sudah 1 tahun 2 bulan lebih ditinggalkannya.
“Dalam waktu dekat para pengungsi dari Yahukimo, Asmat, Distrik Obio, pegunungan dan hutan akan kembali ke Distrik Suru–Suru sambil menunggu informasi dari kami,” ujar Sepanya, kepada Satgas Yonif Raider 600 Modang yang berjaga di Distrik Suru-Suru.
Mereka berharap ketika masyarakat datang kembali ke Suru–Suru, agar personel Pos Satgas Yonif Raider 600/Modang bisa membantu pengamanan kembalinya masyarakat dan membantu membersihkan kampung.
Menanggapi permintaan tersebut, Pangdam XVII/Cen dan Danrem 174/ATW telah memerintahkan Dansatgas Yonif R 600/Modang untuk memberikan bantuan seoptimal mungkin kepada masyarakat Distrik Suru-Suru dengan tetap mengutamakan faktor keamanan.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk segera memfasilitasi proses pemulangan pengungsi dan kebutuhan dasar saat masyarakat memulai kembali kehidupan mereka,” terang Hanif.
Dalam video berdurasi 1 menit 28 detik Kepala Distrik Suru-Suru memberikan pernyataan bahwa kondisi Distrik Suru-Suru telah aman. “Saya sebagai Kepala Distrik Suru-Suru hari ini dari Asmat tiba di Suru-Suru jam 13.00 dan kami ketemu dengan Danpos Suru-suru dari Yonif Raider 600/Modang, dan kami bersama-sama dan sudah bicara untuk keamanan masyarakat, masyarakat bisa kembali karena keamanan di distrik Suru-Suru sudah aman dan kami bisa mengatasi dan menjaga bersama sama keamanan kedepannya dan melanjutkan kegiatan seperti biasanya. dan (diharapkan) Pemda Yahukimo dan Asmat bisa memfasilitasi untuk mengembalikan masyarakat pengungsi,” pungkas Sefanya dalam video tersebut.
Advertisement