Bank Indonesia Luncurkan Laporan Transparansi dan Akuntabilitas 2022

Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 58 undang-undang P2SK, Bank Indonesia wajib menyampaikan di awal tahun terkait evaluasi perekonomian pada tahun sebelumnya.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Jan 2023, 10:45 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali meluncurkan Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022. Kali ini, tema yang diambil adalah “Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju”.

"Pada hari ini Bank Indonesia meluncurkan laporan perekonomian Indonesia laporan perekonomian Indonesia. Ini adalah salah satu bentuk komitmen kami untuk akuntabilitas transparansi dan sekaligus melaksanakan amanat rakyat melalui Undang-Undang Bank Indonesia yang telah diperbaharui beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 PPSK," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam peluncuran LTABI 2022, Senin (30/1/2023).

Dalam sambutannya, Gubernur Bank Indonesia mengatakan, rangkaian acara publikasi peluncuran laporan Transparansi dan akuntabilitas Bank Indonesia 2022 ini merupakan wujud komitmen Bank Indonesia.

Akuntabilitas dan transparansi dalam komunikasi adalah salah satu alat instrumen kebijakan dan sebagai pilar dari kredibilitas suatu lembaga.

Menurutnya, satu lembaga akan semakin kuat kredibilitasnya jika secara rutin mengkomunikasikan perkiraan dan kebijakannya, sekaligus sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi lembaga publik dalam era demokrasi.

Lebih lanjut, Perry menjelaskan, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 58 undang-undang P2SK, Bank Indonesia wajib menyampaikan di awal tahun terkait evaluasi perekonomian pada tahun sebelumnya dan perkiraan perekonomian pada tahun berjalan.

"Laporan itu menjadi bagian dari laporan kinerja kelembagaan, inilah laporan perekonomian Indonesia sebagai pelaksanaan dari pasal 58 undang-undang, Bank Indonesia yang telah diperbaharui beberapa kali terakhir dengan undang-undang P2SK. Semoga ini sebagai wujud dari akuntabilitas transparansi dan komunikasi kebijakan kami," ujarnya.

 


Ekonomi Terselamatkan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).

Perry mengungkapkan, sudah sepantasnya Indonesia bersyukur karena selama masa covid-19 yang sudah berlangsung 3 tahun, perekonomian di dalam negeri bisa terselamatkan. Pada tahun 2022, Bank Indonesia memperkirakan perekonomian Indonesia bisa tumbuh bias ke atas dalam kisaran 4,5 sampai 5,3 persen.

Sisi pertumbuhan ekspor dan konsumsi Indonesia terus mengalami peningkatan dibandingkan dengan global yang pada Tahun 2022 hanya tumbuh 3 persen, bahkan beberapa negara pertumbuhannya dibawah angka itu.

Kemudian, inflasi yang terjadi di Indonesia turun lebih cepat dari perkiraan, dari 6,5 persen menjadi 5,51 persen. Sedangkan negara lain inflasinya masih di atas 8 persen. Stabilitas nilai tukar rupiah juga mengalami penguatan, transaksi berjalan surplus, kredit tumbuh 11,1 persen, dan masih banyak hal lainnya yang tumbuh cemerlang.

"Suatu capaian yang harus kita syukuri. Marilah kita bersyukur, digitalisasi begitu cepat QRIS 30 juta transaksi, e-commerce begitu cepat, fintech dan digitalisasi perbankan yang betul-betul membanggakan kita mari kita bersyukur," pungkasnya.


BI Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,3 Persen

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat jumpa pers di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/06). Pada Rapat Dewan Gubernur BI suku bunga Deposit Facility (DF) juga naik 50 bps menjadi 4,50%, (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 yang semula 2,6 persen menjadi 2,3 persen.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan ada 5 turbulensi ekonomi global yang terlihat ada kecenderungan penurunan disebabkan banyak faktor.

Diantaranya, pertumbuhan ekonomi global melambat, inflasi global tinggi, suku bunga fed fund rate higher for longer, dolar Amerika Serikat menguat dan cash in the king.

"Memang kecenderungan ada slowing down, karena banyak faktor, seperti perang Rusia dan Ukraina tidak tahu kapan selesai nya," ujar Perry dalam acara Bauran Kebijakan Bank Indonesia Di Tengah Turbulensi Ekonomi Global, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Dia menerangkan inflasi AS masih tinggi sebesar 8 persen namun kemungkinan akan turun, Eropa 9 persen juga akan mengalami penurunan dan Inggris masih di atas 10 persen.

"Kenapa inflasi tinggi karena dampak dari perang Rusia dan Ukraina. RUsia mensupply 20 persen supply energ dan makanan. Karena itu sehingga harga komoditas tinggi," terang dia.

Oleh karena itu, menurutnya sinergi dan inovasi bauran kebijakan ekonomi nasional terus diperkuat sebagai kunci untuk memeprkuat ketahana kebangkita ekonomi nasional.

Perry merincikan ada 5 respon bauran kebijakan nasional, yakni koordinasi fiskal dan moneter, akselerasi transformasi sektor keuangan, akselerasi transformasi sektor riil, digitalisasi ekonomi dan keuangan dan ekonomi dan keuangan hijau.

Tentu tujuan perekonomiannya adalah ketahanan dengan terjaganya stabilitas dari dampak gejolak global, pemulihan momentum pertumbuhan dari permintaan dari permintaan domestik dan kebangkita pertumbuhan ekonomi tinggi berkelanjutan jangka menengah.

 

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya