Jenderal Amerika Serikat: Perang dengan China Bisa Terjadi 2025

Pentagon menegaskan bahwa prediksi jenderal AS terkait perang dengan China tidak mewakili pandangannya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Jan 2023, 16:32 WIB
Bendera AS dan China berkibar berdampingan (AP/Andy Wong)

Liputan6.com, Washington - Seorang jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bintang empat menyebutkan dalam memonya bahwa firasatnya mengatakan, AS akan melawan China dalam dua tahun ke depan.

"Saya berharap saya salah," kata Jenderal Mike Minihan, yang mengepalai Komando Mobilitas Udara dalam memonya kepada sekitar 110.000 anggotanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (30/1/2023). "Naluri saya mengatakan saya akan bertarung pada 2025."

Memo tersebut bertanggal 1 Februari, namun telah dikirim pada Jumat (27/1).

Baik, AS maupun Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden pada tahun 2024. Dan Minihan menilai bahwa dua peristiwa itu berpotensi menciptakan peluang bagi China untuk mengambil tindakan militer.


Tidak Mewakili Pandangan Pentagon

Presiden AS Joe Biden berjalan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan di sela-sela pertemuan puncak G20 di Nusa Dua, di Bali, Senin (14/11/2022). Pertemuan ini menjadi catatan sejarah di tengah panas dingin hubungan Amerika Serikat dan China. (AP/Alex Brandon)

Pentagon menegaskan bahwa apa yang disampaikan Minihan tidak mewakili pandangannya.

"Komentar tersebut tidak mewakili pandangan kami tentang China," ungkap seorang pejabat pertahanan AS.

Namun, bagaimanapun, pernyataan Minihan dinilai menunjukkan keprihatinan di kalangan petinggi militer AS atas kemungkinan upaya China untuk mengambil kontrol penuh atas Taiwan, yang mereka klaim sebagai wilayahnya.


Menhan AS Ragu China Akan Menginvasi

Tentara berjaga di atas tank saat latihan peningkatan kesiapsiagaan yang mensimulasikan pertahanan terhadap gangguan militer China jelang Tahun Baru Imlek di Kota Kaohsiung, Taiwan, 11 Januari 2023. China memperbarui ancamannya untuk menyerang Taiwan dan memperingatkan bahwa negara tersebut telah "bermain api". (AP Photo/Daniel Ceng)

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada awal bulan ini mengungkapkan keraguannya bahwa peningkatan aktivitas militer China di dekat Selat Taiwan merupakan pertanda invasi ke pulau itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, China dilaporkan telah meningkatkan tekanan diplomatik, militer, dan ekonominya di Taiwan yang faktanya memiliki pemerintahan sendiri untuk mengakui kedaulatan pemerintahan Beijing. Sementara itu, pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, namun akan mempertahankan diri bila diserang.

Juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder dalam sebuah kesempatan tidak menampik bahwa persaingan militer dengan China merupakan tantangan utama.

"Fokus kami tetap bekerja sama dengan sekutu dan mitra untuk menjaga Indo Pasifik yang damai, bebas, dan terbuka," tegasnya.

 

 

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya