Liputan6.com, Gorontalo - Hujan yang mengguyur wilayah Gorontalo membuat sejumlah warga merasa was was. Apalagi bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Bone dan Sungai Bolango, mereka khawatir banjir sewaktu-waktu datang menerjang.
Menanggapi keresahan ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Gorontalo melalui Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) terus melakukan pemantauan cuaca dan kebencanaan di Provinsi Gorontalo.
Baca Juga
Advertisement
Pusdalops merupakan pusat informasi kebencanaan yang bertugas mengabarkan kebencanaan yang terjadi pada Daerah tersebut. Dengan begitu, Personel Pusdalops BPBD Provinsi Gorontalo selalu siaga.
“Kami selalu siap siaga 1 kali 24 jam. Dari prakiraan cuaca yang dikabarkan BMKG dan gempa pun ada sama kami laporannya. Setiap jalur koordinasi tetap melalui pantauan Pusdalops,” kata Koordinator Pusdalops BPBD Provinsi Gorontalo, Mohammad Nasaru, Senin (30/1/2023).
Bahkan, bencana yang terjadi di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) bisa jadi pelajaran penting di Gorontalo karena letak geografisnya sangat dekat.
Mohammad menjelaskan, bencana yang sering terjadi di Gorontalo bukan hanya banjir, namun tanah longsor juga kerap terjadi. Banjir misalnya, terjadi akibat luapan dari sungai Bone, Suwawa dan Bulango yang ada di Tapa.
“Khusus di Gorontalo kalau bukan banjir ya tanah longsor, seperti kejadian di Gorontalo Utara pekan kemarin. Biasanya juga langganan itu Kota Gorontalo dan daerah-daerah yang landai. Sehingganya sering tergenang air,” jelasnya.
Nasaru juga mengatakan, setelah informasi kebencanaan diinput di Pusdalops. Pihaknya akan menyebarkannya melalui media sosial dan membangun jalur koordinasi ke pihak BPBD Kabupaten dan Kota.
"Saya berharap, warga untuk tetap waspada dengan cuaca ekstrim seperti ini. Mudah-mudahan saja ini tidak sampai menimbulkan bencana yang begitu signifikan," ia menandaskan.