IHSG Tergelincir ke Zona Merah, Sektor Saham Teknologi Pimpin Koreksi

Mayoritas sektor saham berada di zona merah sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG kembali gagal bertahan di 6.900 hingga penutupan perdagangan

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Jan 2023, 16:22 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Senin, 30 Januari 2023. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham, Senin (30/1/2023). Namun, koreksi IHSG menjadi terbatas dan sektor saham kesehatan masih memimpin penguatan.

Mengutip data RTI,  IHSG merosot 0,38 persen ke posisi 6.872,48. Indeks LQ45 susut 0,45 persen ke posisi 945,43. Mayoritas indeks acuan kompak tertekan. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.925,46 dan terendah 6.834,08. Sebanyak 315 saham melemah sehingga menekan IHSG. 202 saham menguat dan 206 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.115.466 kali dengan volume perdagangan 17,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 9,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.931.

Mayoritas indeks sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham nonsiklikal naik 0,25 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,03 persen dan sektor saham kesehatan naik 2,18 persen.

Sementara itu, sektor saham energi melemah 0,82 persen, sektor saham basic tergelincir 0,40 persen, sektor saham industri merosot 0,60 persen, sektor saham keuangan turun 0,82 persen.

Sektor saham properti terpangkas 0,71 persen, sektor saham teknologi melemah 1,37 persen, sektor saham infrastruktur merosot 0,87 persen dan sektor saham transportasi turun 0,99 persen.


Top Gainers-Losers pada 30 Januari 2023

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham  KBLM melambung 24,81 persen

-Saham PURI melambung 24,62 persen

-Saham AIMS melambung 24,37 persen

-Saham PGUN melambung 16,97 persen

-Saham AMIN melambung 11,84 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham BMBL melemah 9,09 persen

-Saham ALKA melemah 7 persen

-Saham TMPO melemah 6,99 persen

-Saham MASA melemah 6,99 persen

-Saham INDX melemah 6,98 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

-Saham LAJU tercatat 61.761 kali

-Saham KBLM tercatat 42.767 kali

-Saham BSBK tercatat 26.073 kali

-Saham MARI tercatat 25.447 kali

-Saham WIRG tercatat 24.712 kali

 

Saham-saham yang teraktif berdasarkan nilai antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 1 triliun

-Saham BBCA senilai Rp 829,5 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 533,5 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 360,4 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 272,8 miliar


Bursa Saham Asia pada Senin 30 Januari 2023

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia Pasifik ditransaksikan bervariasi pada perdagangan Senin, 30 Januari 2023 menjelang bursa saham China daratan melanjutkan perdagangan setelah libur Tahun Baru selama sepekan. Bursa saham China siap memasuki pasar bullish-CSI 300 naik lebih dari 19 persen dari posisi terendah baru-baru ini yang terlihat pada akhir Oktober 2022.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,2 persen dan indeks Topix bertambah 0,03 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,24 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq naik 0,28 persen. Indeks ASX 200 di Australia melemah 0,12 persen. Investor juga mencerna data ekonomi Selandia Baru.

Sementara itu, saham Adani Enterprises naik 10 persen setelah penurunan tajam sebelumnya karena Direktur Keuangan menyuarakan keyakinan dalam penawaran umum lanjutan yang dijadwalkan ditutup pada 31 Januari 2023. Saham Adani masih turun lebih dari 20 persen pada awal 2023.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya