Liputan6.com, Washington - Jair Bolsonaro, mantan presiden Brasil, mengajukan visa kunjungan enam bulan agar tetap bisa berada di Amerika Serikat (AS). Menurut pengacaranya Felipe Alexandre, permohonan Bolsonaro telah diterima otoritas AS pada Jumat lalu.
"Menurut saya, Florida akan menjadi rumah sementara yang jauh dari rumah," ungkap Alexandre seperti dikutip dari Financial Times, Selasa (31/1/2023). "Saat ini, dengan situasinya, saya rasa dia membutuhkan sedikit stabilitas."
Advertisement
Bolsonaro tengah menghadapi sejumlah penyelidikan di Brasil, baik itu atas dugaan kesalahan selama masa jabatannya pada periode 2019-2022 maupun atas upaya pemberontakan di Brasilia pada awal bulan ini yang dilakukan oleh para pendukungnya yang menolak kekalahannya dalam pemilu.
Sekutu dekat mantan Presiden AS Donald Trump ini terbang ke Florida pada 30 Desember, menolak menghadiri pelantikan penggantinya, Lula da Silva.
Selama di Florida, Bolsonaro dilaporkan tinggal di rumah mantan seniman bela diri campuran profesional Brasil Jose Aldo di Kissimmee. Rumah tersebut dilaporkan kerap dipenuhi ekspat Brasil yang berhaluan kanan.
Masuk AS dengan Visa A-1
Bolsonaro masuk ke AS dengan visa A-1 yang diperuntukkan bagi diplomat dan kepala negara. Visa tersebut kemudian kedaluwarsa pada hari di mana dia tidak lagi menjabat sebagai presiden, dengan masa tenggang 30 hari.
Sementara itu, ada sinyal bahwa kehadiran Bolsonaro di AS telah membuat tidak nyaman pemerintahan Joe Biden. Pada awal bulan ini, 41 anggota Kongres Demokrat meneken surat yang mendesak pemerintah mencabut visa Bolsonaro.
"Kita tidak boleh mengizinkan Bolsonaro atau mantan pejabat Brasil lainnya berlindung di AS untuk melarikan diri dari keadilan atas kejahatan apapun yang mungkin telah mereka lakukan ketika menjabat," demikian bunyi surat itu.
Advertisement
Tidak Ada Bukti
Terkait dakwaan terhadap kliennya, Alexandre mengatakan tidak ada bukti Bolsonaro telah melakukan kejahatan apapun yang berkaitan dengan kerusuhan di Brasilia, di mana para pendukungnnya menyerbu gedung parlemen, istana presiden hingga mahkamah agung.
Bolsonaro sendiri mengutuk kerusuhan itu, menyebutnya telah "melewati batas". Namun, di lain sisi, ia secara teratur membakar semangat pendukungnya soal hak untuk memprotes.
"Jika Anda akan menendang seseorang, Anda harus memiliki pembenaran hukum untuk melakukannya," ungkap Alexandre.
Alexandre menggambarkan Bolsonaro mengalami stres dan kecewa, tetapi semangatnya dipacu oleh kunjungan rutin dari para simpatisan.
Bolsonaro, kata Alexandre, mungkin akhirnya akan memutuskan untuk mengajukan permohonan bagi visa AS yang lebih permanen dibanding perpanjangan enam bulan.
Flavio Bolsonaro, putra tertua sang mantan presiden, pada Sabtu mengatakan tidak ada perkiraan kapan sang ayah kembali ke Brasil.
"Bisa jadi besok, bisa enam bulan dari sekarang, atau bahkan dia tidak akan pernah kembali. (Tapi) dia tidak memiliki rasa takut sama sekali karena dia tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Brasil," ujarnya.