OJK Bidik Investor Pasar Modal Tembus 20 Juta SID pada 2027

Selain kapitalisasi pasar, dalam roadmap pasar modal 2023-2027 diharapkan investor mencapai 20 juta di pasar modal.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 31 Jan 2023, 13:47 WIB
Dalam roadmap pasar modal 2023-2027 diluncurkan pada Selasa, 31 Januari 2023. Dengan roadmap itu diharapkan pertumbuhan investor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan jumlah investor mencapai 20 juta SID pada 2027. Angka itu naik sekitar dua kali lipat dibandingkan jumlah investor per akhir 2022 sebesar 10,3 juta SID.

"Jumlah investor pasar modal double. Sekarang 10,3 juta, nanti 2027 kita harapkan kita targetkan 20 juta,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, Selasa (31/1/2023).

Bersamaan dengan itu, OJK mematok target kapitalisasi pasar mencapai Rp 15.000 triliun pada 2027 dan andil 70 persen terhadap PDB 2027. Inarno cukup optimistis target tersebut dapat tercapai dibarengi dengan campur tangan seluruh stakeholder pasar modal.

Sementara OJK target perusahaan tercatat termasuk saham atau obligasi dan sukuk sebesar 1.100 perusahaan. Rata-rata nilai transaksi harian diharapkan mencapai Rp 25 triliun dari tahun lalu sekitar Rp 15 triliun. Serta Nilai dana kelolaan industri pengelolaan investasi Rp 1.000 triliun.

Merujuk data PT Kustodian Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal RI sampai dengan akhir tahun lalu mencapai 10,3 juta SID. Angka itu naik 37,68 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebanyak 7,4 juta SID.

Adapun jumlah investor saham dan surat berharga lainnya tercatat sebesar 4,4 juta SID, naik 28,64 persen dibanding 2021 sebanyak 3,4 juta SID. Investor reksa dana tumbuh 40,41 persen menjadi 9,6 juta SID dari 6,8 juta SID pada akhir 2021. Sedangkan jumlah investor surat berharga negara naik 36,05 persen menjadi 831.455 SID dari 611.143 SID.

 

 


Aliran Dana Investor Asing Masuk Pasar Modal Sentuh Rp 60,58 Triliun

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, bursa saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26 persen mtd ke level 6.850,62. Di sisi lain, non-resident atau investor asing mencatatkan outflow sebesar Rp 20,91 triliun mtd. 

"Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp60,58 triliun," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).

Kemudian, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 0,82 persen mtd dan 3,60 persen ytd ke level 344,78. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp236,57 miliar (mtd) atau Rp199,51 miliar (ytd).

Di pasar SBN, non-resident mencatatkan inflow Rp25,43 triliun (mtd) sehingga mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 6,24 bps mtd di seluruh tenor. 

"Secara ytd, yield SBN telah meningkat rata-rata sebesar 51,30 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp128,98 triliun," kata diam

Kinerja reksa dana merosot tercermin dari penurunan nilai aktiva bersih (NAB) sebesar 1,47 persen (mtd) di Rp 504,62 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp0,76 triliun (mtd). 

"Secara ytd, NAB turun sebesar 12,76 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp79,11 triliun," ujar dia.

Sementara itu, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp 267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru. 

 

 


SCF

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Di pipeline, masih terdapat 84 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp81,41 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO yang akan dilakukan oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 14 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 337 Penerbit, 136.779 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp721,84 miliar.

Pada 2022, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,31 juta investor yang merupakan milestone baru bagi industri pasar modal. 

"Dukungan kemudahan masyarakat mengakses instrumen pasar modal dan perluasan kanal distribusi terutama secara digital mendukung lonjakan pertumbuhan investor sebesar 37,68 persen (yoy)," ujar dia.


OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 170 Triliun pada 2023

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 170 triliun pada 2023

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, terdapat rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan calon emiten baru sebanyak 58 perusahaan pada tahun ini

"Di pipeline 84 rencana penawaran umum dengan emisis Rp 81,41 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO akan dilakukan emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).

Dia mengatakan, pada tahun lalu penghimpunan dana mencapai Rp 260 triliun. Dengan demikian, penghimpunan dana pada tahun ini ditargetkan Rp 170 triliun.

"Target untuk 2023 Rp 170 triliun dan kalau dibandingkan 2022 memang extraordinary mencapai Rp 260 triliun. Apabila keluarkan out layer GOTO dkk, tetap ada growth positif, tapi kira-kita berimbnag anatara 2022 dan 2023," kata dia.

Dia menambahkan, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya