Imran Khan Sebut Ledakan di Masjid Pakistan Sebagai Bom Bunuh Diri Teroris

Jumlah korban meninggal akibat bom bunuh diri di Pakistan terus bertambah.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jan 2023, 23:07 WIB
Petugas keamanan memeriksa lokasi ledakan masjid di dalam markas besar kepolisian di Peshawar, Pakistan, Senin (30/1/2023). Laporan awal mengatakan seorang pengebom yang duduk di barisan depan telah meledakkan diri, namun hal ini belum dikonfirmasi. Belum ada kelompok yang menyatakan melakukan serangan tersebut. (Maaz ALI/AFP)

Liputan6.com, Peshawar - Jumlah korban kematian akibat bom bunuh diri di Pakistan masih terus meningkat. Jumlahnya kini sudah nyaris 90 orang. Sebelumnya korban bom bunuh diri ini tercatat sekitar 27 orang, kemudian terus bertambah.

Dilaporkan VOA Indonesia, Selasa (31/1/2023), mantan PM Imran Khan, pemimpin oposisi utama di Pakistan, juga mengecam pengeboman itu, menyebutnya sebagai “serangan bunuh diri teroris” dalam unggahan di Twitter.

“Penting sekali bagi kita untuk meningkatkan pengumpulan intelijen & memperlengkapi polisi dengan tepat untuk memerangi ancaman terorisme yang kian besar,” kata Khan.

Sekjen PBB Antonio Guterres, Senin (30/1), mengutuk pengeboman yang ia sebut “mengerikan” itu melalui juru bicaranya.

Provinsi Pakistan itu berbatasan dengan Afghanistan dan telah berulang kali mengalami serangan teroris dalam beberapa bulan ini. Sebagian besar kekerasan pada masa lalu diklaim dilakukan oleh kelompok terlarang Tehrik-i-Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Taliban Pakistan.

Sebelumnya, masjid itu dilaporkan tempat para polisi sering beribadah.

Taliban Pakistan, dalam pernyataan yang dilansir kepada berbagai media, mengatakan mereka tidak melakukan serangan maut pada hari Senin itu.

PM Pakistan Shahbaz Sharif juga “telah mengutuk serangan bom bunuh diri di masjid” di Peshawar. 

Sejauh ini, media-media asing belum menyebut adanya WNI yang jadi korban. Hingga Selasa sore, pihak Kementerian Luar Negeri RI juga masih mencari informasi apakah ada WNI yang terdampak dari insiden bom bunuh diri tersebut.

 


Taliban Bertanggung Jawab

Petugas penyelamat membawa korban ledakan dari puing-puing masjid yang rusak setelah ledakan di dalam markas besar polisi di Peshawar, Pakistan, Senin (30/1/2023). Kepala polisi Peshawar, Muhammad Ijaz Khan, mengatakan kepada media lokal bahwa antara 300 hingga 400 petugas polisi berada di daerah tersebut pada saat ledakan terjadi. (Abdul MAJEED/AFP)

Sarbakaf Mohmand, seorang komandan Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu via Twitter. Mohmand mengklaim bahwa bom bunuh diri itu untuk membalas pembunuhan Abdul Wali, yang secara luas dikenal sebagai Omar Khalid Khurasani. Ia tewas terbunuh di Provinsi Paktika di Afghanistan pada Agustus 2022. Demikian seperti dikutip dari AP.

Pakistan, yang sebagian besar muslim Sunni, mengalami lonjakan serangan militan sejak November, ketika Taliban Pakistan mengakhiri gencatan senjata mereka dengan pasukan pemerintah. Bom bunuh diri pada Senin di masjid Sunni adalah salah satu serangan paling mematikan terhadap pasukan keamanan dalam beberapa tahun terakhir. 

Lebih dari 300 jemaah sedang salat di masjid ketika pelaku melancarkan aksi kejinya: meledakkan diri saat berada di antara jemaah.

Banyak yang terluka ketika atap runtuh, menurut Zafar Khan, seorang petugas polisi, dan penyelamat harus memindahkan gundukan puing untuk menjangkau jemaah yang masih terperangkap di bawah reruntuhan.

Meena Gul, yang berada di masjid saat bom meledak, mengatakan dia tidak tahu bagaimana dia bisa selamat tanpa cedera. Petugas polisi berusia 38 tahun itu mengatakan dia mendengar tangisan dan jeritan setelah ledakan.

Infografis Adu Kekuatan Tempur Pakistan Vs India. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya