Liputan6.com, Jakarta - PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk berencana menggalang dana segar melalui Penawaran Umum Perdana (initial public offering/IPO).
Pada aksi tersebut, perseroan akan menawarkan 20 persen dari total saham yang akan dicatatkan yaitu sebanyak 1,27 miliar saham dengan kisaran harga Rp 100-120 per saham. Nilai target penggalangan dana IPO maksimal Rp 153 miliar.
Advertisement
"Melalui proses IPO, FUTR berupaya mendapatkan tambahan dana segar untuk mempertahankan dan memajukan operasinya di Asia Pasifik," ungkap Presiden Direktur PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk, Jeremy Quek dalam keterangan tertulis.
Secara bersamaan Perseroan juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,02 miliar Waran di mana setiap pemegang lima saham yang ditawarkan berhak memperoleh empat Waran Seri I. FUTR adalah perusahaan teknologi yang membantu bisnis dari berbagai perusahaan meningkatkan pendapatan dan keuntungan.
Hal ini dicapai dengan menyediakan analisis data yang akurat untuk pengambilan keputusan terbaik bagi perusahaan, memanfaatkan teknologi terkini untuk periklanan digital yang efektif, dan meningkatkan aset digital melalui pengembangan berbagai aplikasi perangkat lunak dengan lebih dari 200 juta user engagement dari lebih dari 25 juta basis pengguna.
Perseroan juga berinisiatif untuk membangun “Gudang Kreativ” yang berupaya mendukung insan kreatif di berbagai lokasi di Indonesia melalui jaringan pusat pelatihan kreatif. Perusahaan internasional dan lokal dapat mengakses berbagai insan kreatif yang terlatih dan berpengalaman untuk memenuhi kebutuhan mereka, termasuk keahlian desain, coding, multimedia, pemasaran digital, animasi, dan live streaming e-commerce.
Perluas Basis Klien
Beroperasi sejak 2021, perseroan membukukan laba bersih Rp 8,6 miliar per Agustus 2022. Perusahaan fokus mengembangkan penggunaan Mixed Reality, AI, Web 3.0, Metaverse, dan Decentralized Economies untuk terus berinovasi dan menciptakan layanan teknologi baru untuk memanfaatkan peluang pasar di masa depan.
"Perseroan optimis dapat memperluas basis klien untuk layanan perusahaan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di kawasan Asia Pasifik. Saat ini FUTR memiliki klien yang berlokasi di Singapura dan Malaysia, dan akan berekspansi ke Thailand, Filipina, Vietnam, dan Hong Kong dalam 24 bulan ke depan,” imbuh Jeremy.
Dengan pertumbuhan ekonomi digital dan industri kreatif di Indonesia yang diperkirakan mencapai Rp 4.608 triliun pada tahun 2030, FUTR meyakini memiliki modal dasar yang kuat yang sangat dibutuhkan untuk mendorong dan berpartisipasi dalam mengembangkan ekonomi digital di Asia Tenggara di mana menurut Bloomberg diperkirakan mencapai USD 1 triliun dalam 7 tahun ke depan.
Lebih penting lagi, menurut McKinsey, populasi digital yang relatif muda dan berpendidikan tinggi ini akan mencapai sepertiga dari konsumsi Asia dalam satu dekade berikutnya. “Dengan visi dan strategi yang jelas, kami berada di jalur yang tepat untuk mencapai posisi terdepan di kawasan Asia-Pasifik dalam dua tahun ke depan,” tutup Jeremy.
Advertisement
OJK Bidik Penghimpunan Dana di Pasar Modal Sentuh Rp 170 Triliun pada 2023
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 170 triliun pada 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, terdapat rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang akan dilakukan calon emiten baru sebanyak 58 perusahaan pada tahun ini
"Di pipeline 84 rencana penawaran umum dengan emisis Rp 81,41 triliun yang diantaranya merupakan rencana IPO akan dilakukan emiten baru sebanyak 58 perusahaan," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (2/1/2022).
Dia mengatakan, pada tahun lalu penghimpunan dana mencapai Rp 260 triliun. Dengan demikian, penghimpunan dana pada tahun ini ditargetkan Rp 170 triliun.
"Target untuk 2023 Rp 170 triliun dan kalau dibandingkan 2022 memang extraordinary mencapai Rp 260 triliun. Apabila keluarkan out layer GOTO dkk, tetap ada growth positif, tapi kira-kita berimbnag anatara 2022 dan 2023," kata dia.
Dia menambahkan, minat untuk penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 masih terjaga tinggi, yaitu sebesar Rp267,73 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru.
Selain kapitalisasi pasar, dalam roadmap pasar modal 2023-2027 diharapkan investor mencapai 20 juta di pasar modal.
diluncurkan pada Selasa, 31 Januari 2023. Dengan roadmap itu, target investor pasar modal diharapkan tumbuh double digit.
BEI Sebut Jumlah IPO 2022 Tertinggi Sejak 1992
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, jumlah penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2022 tertinggi sejak 1992.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, perusahaan tercatat sepanjang 2022 merupakan jumlah IPO tertinggi di BEI sejak 1992, dan merupakan pertumbuhan tertinggi di kawasan ASEAN dalam lima tahun terakhir.
"59 perusahaan tercatat sepanjang 2022 atau merupakan jumlah IPO tertinggi sejak swastanisasi BEI di tahun 1992," kata Iman dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia, Jumat (30/12/2022).
BEI juga menyampaikan, sepanjang tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bergerak di zona positif. Berdasarkan data BEI, secara year to date (ytd), IHSG tumbuh 4,09 persen ke posisi 6.850,62 pada penutupan perdagangan 30 Desember 2022.
Iman menuturkan, pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat lebih dari 15 persen atau atau setara dengan USD 600 miliar.
"Keyakinan investasi juga masih terjaga, tercermin dari aktivitas perdagangan sepanjang tahun ini, khususnya nilai transaksi perdagangan yang bertumbuh sebesar 10 persen dari tahun sebelumnya," kata Iman.
Iman menuturkan, pertumbuhan pesat ini tak terlepas dari kebijakan tepat yang diambil pemerintah Indonesia, Bank Indonesia (BI), serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meredam dampak ketidakstabilan global.
"Dapat kita ikuti, diantara bursa Asean dan beberapa global, kita masih mencatatkan pertumbuhan dari sisi nilai kapitalisasi pasar, rerata nilai transkasi harian serta pencatatan saham," kata dia.
Dia menyebutkan, pihaknya optimistis terkait perusahaan yang melakukan IPO pada 2022. Ia juga mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun stakeholder pasar modal yang telah membantu bursa untuk memfasilitasi 59 perusahaan tercatat sepanjang 2022.
Advertisement