IPO, Pertamina Geothermal Energy Bidik Dana Segar Rp 9,78 Triliun

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menawarkan harga penawaran dalam rangka IPO yatiu Rp 820-Rp 945 per saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Feb 2023, 05:00 WIB
Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan melepas 25 persen saham ke publik dalam rangka IPO.. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Perseroan akan melepas 10,35 miliar saham ke publik dengan nilai nominal Rp 500 dalam rangka IPO.

Mengutip prospektus di laman e-ipo, ditulis Rabu (1/2/2023), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk melepas saham IPO itu setara 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Pada pelaksanaan IPO, perseroan menawarkan harga di kisaran Rp 820-Rp 945 per saham. Dengan demikian, perseroan akan meraup dana Rp 9,78 triliun dari IPO.

Selain itu, perseroan juga akan alokasikan maksimal 1,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO untuk program opsi pembelian saham kepada manajemen dan karyawan perseroan (MESOP). Jumlah maksimal untuk program MESOP setara 630,39 juta saham untuk program MESOP.

Dalam rangka IPO, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas (terafialisi). Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Pertamina Gheotermal Energy akan memakai dana IPO sekitar 85 persen untuk pengembangan usaha perseroan hingga 2025.

Dana pengembangan usaha itu antara lain sekitar 55 persen untuk investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan yang saat ini dilakukan melalui pengembangan konvesional dan utilisasi co-generation technology untuk memenuhi permintaan tambahan dari pelanggan existing persen.

Lalu sekitar 33 persen untuk belanja modal atau investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan yang dilakukan melalui pengembangan konvensial dan utilisasi co-generation. Selanjutnya sekitar 12 persen akan dipakai perseroan untuk capital expenditure (capex) pengembangan kemampuan digital, analitik dan manajemen reservoir untuk dukung produksi, operasi dan perawatan.


Dana dan Jadwal IPO

Husni Mubarok, Production Enginer Pertamina Geothermal Energy berhasil mengembangkan sistem pengukuran laju alir dua fase sebagai terobosan teknologi geotermal pertama di dunia. (Dok PGE)

Selanjutnya dana IPO sekitar 15 persen untuk pembayaran pinjaman maksimal hingga USD 100 juta. Perseroan akan bayar sebagian facilities agreement pada 23 Januari 2021 antara perseroan dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal dan PT Bank Mandiri Tbk sebagai facility agent.

Terkait kebijakan dividen, hal ini akan berlaku seiring laba bersih perseroan setelah pajak untuk 2023 dan seterusnya..Perseroan berencana mengusulkan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham berdasarkan rasio pembayaran dividen maksimal 50 persen.

Adapun pemegang saham setelah IPO dan MESOP antara lain PPI sebesar 67,98 persen, Pedeve sebesar 5,9 persen, untuk modal ditempatkan dan disetor penuh, masyarakat sebesar 24,52 persen dan MESOP 1 persen.

Jadwal sementara:

-Masa penawaran awal pada 1-9 Februari 2023

-Perkiraan tanggal efektif pada 16 Februari 2023

-Perkiraan masa penawaran umum pada 20-22 Februari 2023

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 22 Februari 2023

Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 23 Februari 2023

-Perkiraan tanggal pencatatan efek di BEI pada 24 Februari 2023

 


Rencana IPO Pertamina Geothermal Energy Sudah Tahap Final

PT Pertamina Gothermal Energy (PGE) menambah satu Wilayah Kerja (WK) Geothermal dalam rangka meningkatkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sehingga saat ini PGE mengoperasikan 15 WK. Dok Pertamina

Diberitakan sebelumnya,, rencana penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO) anak usaha PT Pertamina disebut telah masih fase finalisasi. Rencananya IPO itu akan dilakukan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina Power Indonesia Fadli Rahman mengungkapkan IPO Pertamina Geothermal sudah dibidik sejak tahun lalu. Dia berharap, dengan proses yang berjalan saat ini, PGE bisa catatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun depan.

"Kan kita sudah siapakan tahun lalu ya, jadi ini lagi ditunggu, sudah dalam tahap finalisasi, banyak detail-detail yang perlu disesuaikan, jadi ini yang lagi berproses lah," kata dia saat ditemui di Kementerian BUMN, Selasa (8/11/2022).

Kendati begitu, dia enggan berbicara banyak tentang detail proses IPO tersebut. "Saya tidak bisa menyampaikan lebih dari itu sampai betul-betul diumumkan karena hal yang betul yang harus disesuaikan," ungkapnya.

Dalam hal ini, dia sedikit memberi bocoran kalau sudah ada investor yang berminat untuk masuk melalui IPO tersebut. Kembali, dia tidak memberikan detail mengenai siapa investor yang dimaksud.

"PGE ada siap-siap unlock value, saya sedang betul-betul berdoa bisa closing dalam waktu dekat. Ada beberapa anchor investor yang terlibat sudah finalisasi diskusi, mudah-mudahan bisa ketemu dan diumumkan dalam waktu dekat," ujar dia.

 


Rencana Erick Thohir Bawa PGE Melantai di Bursa

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menuntaskan project EPCC (Engineering Procurement Construction & Commissioning) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Organic Rankine Cycle 500 kW PGE Area Lahendong di Kota Tomohon, Sulawesi Utara.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir merencanakan sejumlah anak usaha Pertamina bakal melantai di bursa saham alias IPO pada tahun ini. Mulai dari Pertamina Geothermal, diikuti Pertamina Hulu Energi, dan Pertamina International Shipping.

Langkah ini sebagai salah satu upaya untuk mendorong lebih banyak BUMN masuk ke daftar 100 perusahaan besar dunia. Aksi korporasi dalam bentuk IPO menjadi salah satu strateginya.

“Saya ingin mendorong semakin banyak BUMN menjadi top 100 atau 500 perusahaan dunia,” kata Erick, mengutip Financial Times via Newsncr.com, Selasa, 11 Oktober 2022.

Kementerian BUMN yang dipimpin Erick sedang merencanakan IPO di 14 BUMN. Dimulai dengan USD 1,3 miliar yang didapat pada tahun lalu, dari melantainya perusahaan menara telekomunikasi PT Dayamitra Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.

Erick Thohir mengatakan setelah Pertamina Geothermal, Pertamina Hulu dapat mencatatkan IPO pada tahun berikutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya