Ekspor Mobil dari Indonesia Makin Melesat, Surplus Naik 64 Persen

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan sektor otomotif di indonesia pada 2022 menunjukan kinerja yang gemilang

oleh Arief Aszhari diperbarui 01 Feb 2023, 20:05 WIB
Aktivitas ekspor mobil saat kunjungan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) di Proyek Strategis Nasional (PSN) Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Rabu (28/12/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui KPPIP meninjau progress tahap satu ke tahap dua pengembangan pelabuhan dalam rangka mengoptimalkan potensi transportasi barang dan sebagai back up sekaligus sebagai penghubung off the road dengan area hinterland. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengumumkan sektor otomotif di Indonesia pada 2022 menunjukkan kinerja yang gemilang. Meskipun terdapat tekanan inflasi di berbagai negara, lalu perang Rusia dan Ukraina, pencapaian ekspor mobil buatan Indonesia mencatatkan angka yang cukup tinggi.

"Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa dengan kemampuan ekspor secara CBU sebesar 473 ribu unit mobil, meningkat 60,7 persen dibanding tahun 2021 yang berjumlah 294 ribu," ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, disitat dari laman resmi Kemenperin, Rabu (1/2/2023).

Dari sisi nilai, berdasarkan data BPS pada tahun 2022, ekspor CBU tersebut mencapai USD5,7 miliar atau meningkat 63,5 persen dibanding tahun 2021 yang mencapai USD3,5 miliar.

"Apabila nilai ekspor dan impor kendaraan CBU dibandingkan secara nilai menghasilkan surplus devisa sebesar USD3,4 miliar, meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah USD2 miliar," sebutnya.

Berdasarkan data tersebut, menurut Febri, dapat disimpulkan bahwa pembinaan sektor otomotif dalam hal kinerja ekspor dalam bentuk CBU sudah berjalan di arah yang tepat. “Ekspor otomotif Indonesia telah mencapai lebih dari 80 negara,” imbuhnya.

Namun demikian, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Beberapa tantangan di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.


Basis insentif

Sementara itu, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Hendro Martono, untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenperin mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap untuk menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran research & development (R&D).

Hal-hal tersebut akan menjadi basis bagi Kemenperin dalam memperjuangkan insentif untuk industri otomotif. "Inovasi serta ketersediaan bahan baku merupakan kunci bagi masa depan industri otomotif," ujarnya.

Di samping itu, Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik, termasuk dalam hal ketersediaan bahan baku.

"Bapak Menteri Perindustrian juga meminta komitmen para pelaku industri otomotif untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen, dalam proses manufaktur," tuturnya.

Infografis Mitigasi Bencana Antisipasi Cuaca Ekstrem Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya