Liputan6.com, Jakarta Aktris dan penyanyi Maudy Ayunda merasa hingga saat ini bahasan tentang kesehatan seksual termasuk soal kesehatan organ intim perempuan masih terbalut oleh stigma, ketakutan dan dianggap tabu. Padahal, hal ini penting untuk dibicarkan demi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Menurut Maudy, isu seputar kesehatan seksual ini jadi bahan obrolan. Sehingga membuat rasa penasaran tinggi lalu mencari kebenaran atas suatu hal secara ilmiah bukan hoaks.
Advertisement
"Ada rasa ketakutan bahas itu. Saya rasa, kita harus menghindari disinformasi atau misinformasi, karena biasanya justru yang sifatnya menakut-nakutkan itu belum tentu benar,” kata Maudy dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Selasa, 31 Januari 2023 diikuti secara daring.
Lalu, wanita 28 tahun ini menyorot pentingnya informasi berbasis data dan penelitian. Sehingga masyarakat bisa mencari tahu hal yang tepat tentang misalnya mitos atau hoaks yang beredar.
Agar edukasi soal kesehatan seksual bisa sampai ke masyarakat dengan tepat, Maudy mengungkapkan perlu ketersediaan sumber terpercaya dan memiliki kredibilitas.
Salah satu upaya nyata Maudy mengangkat isu kesehatan seksual dengan menjadi edukator dalam kampanye NgobrolinHPV oleh MSD Indonesia. Ini adalah sebuah kampanye agar masyarakat tahu apa penyebab kanker serviks serta hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terkena kanker serviks.
"Rasanya senang sekali (menjadi bagian kampanye ini)," kata Maudy.
"Saya harap, bisa angkat general awaraness ya. Mudah-mudahan jadi pembahasan, mudah-mudahan jadi diobrolin di masyarakat," kata Maudy.
Menurutnya, kehadiran NgobrolinHPV sebagai platform berbasis digital yang memudahkan masyarakat untuk berdiskusi dan mencari informasi terpercaya terkait kesehatan perempuan termasuk soal kesehatan serviks.
Berawal dari Ngobrol Terus Cari Tahu
Maudy berharap hal terkait kesehatan seksual termasuk kanker serviks hingga tahu HPV si penyebab kanker serviks jadi hal yang bisa dibicarakan di masyarakat.
"Yuk kita ngobrolin. It sounds simple, kita ngobrol aja sama orang terdekat bahwa tentang HPV maupun 'Eh ada vaksinnya lho untuk cegah kanker serviks'," kata Maudy.
"Jadi, itu (ngobrolin seputar kanker serviks atau vaksin HPV) titik untuk mulai mengenalkan ke masyarakat bahwa kanker serviks itu bisa dicegah dan langkah-langkahnya seperti ini dan ini," kata Maudy.
Advertisement
Tentang HPV dan Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan salah satu penyakit berisiko bagi wanita. Di Indonesia, kanker serviks menduduki urutan kedua sebagai kanker paling berisiko bagi wanita dengan kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara.
Berdasarkan data Globocan 2020 insidens kanker serviks 24.4 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 14.4 per 100.000 penduduk. Guna menekan laju kejadian kasus kanker serviks, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan vaksinasi HPV.
Indonesia sendiri sudah punya program imunisasi HPV yang menyasar anak perempuan kelas 5 dan 6 SD.
"Pemerintah Indonesia telah memasukkan imunisasi HPV ke dalam program imunisasi nasional, sebagai 1 dari 14 antigen imunisasi rutin lengkap, yang terintegrasi dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine.