Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hampir semua negara rebutan untuk investasi di Indonesia. Menurut dia, ada beberapa faktor mengapa negara-negara luar ingin berinvestasi.
Pertama, pemerataan infrastruktur yang tidak hanya di Jawa atau Jawasentris, tapi sudah merata di luar Jawa, seperti jalan tol, airport, jalan provinsi dan lain sebagainya.
Advertisement
Kemudian stabilitas sosial dan politik, dan keamanan yang dianggap baik serta fundamental ekonomi Indonesia yang juga dianggap baik.
"Sehingga orang mau berinvestasi di negara kita. Dan juga kepemimpinan Indonesia di G20 dan sekarang menjadi Ketua ASEAN," ujar Jokowi, dalam acara Mandiri Investment Forum, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (1/2).
Oleh karena itu, investasi harus mampu dijaga, mulai dari investasi yang berukuran kecil seperti Usaha Mikro Kecil (UKM) maupun ukuran besar korporasi-korporasi yang masuk ke Indonesia.
Jokowi mengklaim pembangunan Indonesia saat ini sudah tidak lagi Jawasentris, melainkan sudah Indonesiasentris.
Hal ini terlihat pada investasi yang melebih target dari Rp 1.200 triliun menjadi Rp 1.207 triliun, yang mana pertumbuhan itu 53 persen berada di luar Jawa dan 47 persen di Jawa.
"Artinya tidak Jawasentris lagi, tapi Indonesiasentris," ucap Jokowi.
Jokowi Bongkar Rahasia Capai Target Investasi Rp 1.200 Triliun, Ternyata Berkat Ini
Presiden Joko Widodo (Jokowi) senang pemasukan investasi Indonesia pada 2022 silam tak lagi Jawa sentris. Pasalnya, dari realisasi investasi tahun lalu yang tumbuh Rp 1.207 triliun (melampaui target Rp 1.200 triliun), mayoritas berada di luar Pulau Jawa.
"Investasi di 2022 kita masih bisa mencapai target di atas Rp 1.200 triliun, tepatnya di Rp 1.207 triliun. Kemudian pertumbuhan itu yang saya senang, 53 persen ada di luar Jawa, 47 persen ada di Jawa," ujar Jokowi dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2023 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
"Artinya kita sudah tidak Jawasentris lagi, tapi Indonesiasentris. Di Sulawesi, baik di Maluku Utara, baik di Sumatera, tumbuh 53 persen. Ini sangat-sangat baik karena hampir semua negara saat ini rebutan yang namanya investasi," ungkapnya.
Jokowi lantas menyebut beberapa indikator kunci keberhasilan realisasi investasi 2022 yang melebihi target. Utamanya karena adanya pemerataan infrastruktur yang masif dilakukan pemerintah di luar Pulau Jawa.
"Kenapa mereka mau berinvestasi, menurut saya ada banyak hal. Pertama, pemerataan infrastruktur yang tidak Jawa saja, tapi hampir sudah hampir merata di seluruh luar Jawa. Entah itu jalan tol, pelabuhan, airport, jalan provinsi. Meskipun belum selesai, tapi dalam proses semuanya," tegasnya.
Selain itu, Jokowi menyebut sejumlah faktor lain semisal stabilitas sosial/politik dan keamanan Indonesia yang dianggap baik, juga fundamental ekonomi yang dinilai bagus sehingga investor luar mau menanamkan modalnya di Tanah Air.
Di sisi lain, kepemimpinan Indonesia di Forum G20 dan kini menjabat sebagai Ketua ASEAN juga memiliki kontribusi besar. Lalu, pemasukan investasi yang memegang porsi kedua terbesar di pertumbuhan ekonomi RI, setelah konsumsi.
"Oleh sebab itu, investasi ini betul-betul harus kita jaga, baik investasi dalam ukuran kecil di UMKM kita maupun yang gede di korporasi-korporasi yang masuk di Indonesia," pinta Jokowi.
Advertisement
Berkat Hilirisasi, Investasi Industri Manufaktur Tembus Rp 497 Triliun di 2022
Investasi pada sektor industri di Tanah Air terus meningkat meski di tengah dinamika geopolitik dunia yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global.
Hal ini menandakan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi bagi para pelaku industri manufaktur nasional maupun global. Sepanjang tahun 2022, industri meraup investasi senilai Rp497,7 triliun.
“Capaian tersebut naik sebesar 52 persen dibanding investasi di sektor manufaktur pada tahun 2021. Sektor industri masih menjadi penyumbang penanaman modal terbesar dibandingkan sektor lainnya. Selain itu, ini merupakan sinyal penting bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (27/1/2023).
Agus menyampaikan, pemerintah juga terus berupaya proaktif untuk menarik minat para investor nasional dan global agar menanamkan modalnya di Indonesia. Pemerintah berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para pelaku usaha dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik yang baik di dalam negeri.
“Kenaikan investasi ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah masih on the right track,” tuturnya.
Merujuk data Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal, pada Januari-Desember tahun 2022, total investasi di tanah air mencapai Rp1.207,2 triliun.
Berdasarkan pembentukan modal bisnis, investasi melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada periode tersebut mencapai Rp552,8 triliun atau sebesar 45,8 persen, sedangkan investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) pada Januari-Desember 2022 sebesar Rp654,4 Triliun atau 54,2 persen dari total investasi sepanjang 2022.
Subsektor Manufaktur
Dari total keseluruhan investasi (PMDN dan PMA) pada Januari-Desember 2022, subsektor manufaktur yang berkontribusi paling besar adalah industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai Rp171,2 triliun.
“Capaian gemilang ini tidak terlepas dari jalannya kebijakan hilirisasi industri, salah satunya upaya penghiliran nikel yang tengah dipacu dalam mendukung percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pengembangan pabrik baterainya,” imbuh Menperin.
Subsektor industri kimia dan farmasi juga berada dalam lima besar investasi PMDN dan PMA, yaitu mencapai Rp93,6 triliun. Sementara itu, industri makanan dan minuman menjadi subsektor industri yang paling tinggi berkontribusi pada investasi PMDN, mencapai Rp54,9 triliun atau 9,9 persen terhadap investasi PMDN.
Penanaman modal di dalam negeri juga membawa dampak luas bagi perekonomian nasional, salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja. Lapangan kerja dari penambahan investasi sepanjang Januari-Desember 2022 tercatat menyerap 1,3 juta orang tenaga kerja.
“Kami berharap peningkatan investasi, terutama pada sektor industri dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja lokal di masing-masing daerah serta mampu menggerakkan sektor industri kecil di daerah-daerah yang menjadi tujuan investasi tersebut,” tuturnya.
Advertisement