Angka Stunting Jakarta Kini 14,8 Persen, Menkes Ajak Heru Budi Turunkan Angka Jadi 5 Persen

Menkes Budi berharap DKI Jakarta dapat menjadi provinsi percontohan yang dapat menurunkan persentase stunting di angka 5 persen.

oleh Winda Nelfira diperbarui 01 Feb 2023, 17:39 WIB
Menkes Budi ditemui usai Rapat Pimpinan (Rapim) bersama Heru Budi dan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terkait membahas percepatan penurunan stunting, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/2/2023). (Foto:Liputan6/Winda Nelfira) 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengajak Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menurunkan tingkat stunting di DKI Jakarta jadi 5 persen. Budi menyebut saat ini angka stunting di DKI Jakarta 14,8 persen. 

Hal ini disampaikan Budi ditemui usai Rapat Pimpinan (Rapim) bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi dan jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terkait membahas percepatan penurunan stunting di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Menurut Budi, data stunting nasional turun dari 24 persen ke 21 persen. Sementara itu presiden, kata dia menargetkan angka stunting turun jadi 14 persen pada 2024. 

"Saya tadi datang ke Pak Gub. Pak Gub negara-negara maju itu kan di bawah 5 persen, yuk kita kasih hadiah ke Bapak Presiden. Ini belum janji, Pak Gub yuk kita kasih hadiah ke Bapak Presiden ada provinsi di bawah 5," kata Menkes Budi.

Budi berharap DKI Jakarta dapat menjadi provinsi percontohan yang dapat menurunkan persentase stunting pada angka 5 persen. Oleh sebab itu, dia mengajak Heru Budi untuk menyamakan data serta program penanganan stunting yang sudah ada.

"Nah kita sudah spesifik nomor satu yang mesti dirapikan datanya. Jadi datanya by name by address itu mesti sama data Kemenkes, data Gubernur, dengan data BKKBN. Kita sudah setuju akan disamakan cepat dalam waktu seminggu," jelas Budi.

 


2 Program Sasar Kelompok Rawan Stunting

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui usai Rapat Pimpinan (Rapim) bersama Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin, Rabu (01/02/2023). (Dok. Liputan6/Winda Nelfira)

Heru menerangkan bahwa Menkes RI dan Pemprov DKI Jakarta ke depan bakal fokus pada dua program kesehatan yang menyasar kelompok rawan stunting. Antara lain grup ibu hamil dan grup bayi 6-24 bulan.

"Nah kita sudah duduk dengan Pak Gubernur. Gimana kita mengeksekusi program ini spesifik ke ibu-ibu. Jangan sampai saat hamil dia anemia, kurang darah, dan jangan sampai kurang gizi," kata Budi.

"Kemudian anak-anak yang sudah lahir terutama 6-24 bulan, bagiamana mereka jangan sampai kurang gizi, gimana cara ngukurnya, monitoringnya sehingga kita bisa identifikasi secara dini. Jangan sampai stunting," lanjut dia.


Heru Budi: 777 Anak Rawan Stunting di Cilincing

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat ditemui wartawan usai meninjau Rumah Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Triputra Persada Hijau, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (31/1/2023). (Dok. Liputan6.com/Winda Nelfira)

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan tercatat ada 777 anak rawan stunting di Cilincing, Jakarta Utara. Data itu, kata Heru, berdasarkan temuan sementara kader kesehatan masyarakat setempat.

Hal itu disampaikan Heru ditemui usai meninjau Ruang Publik Ramah Anak (RPTRA) Triputra Persada Hijau, Samper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (31/1/2023).

"Hari ini saya dengan kadis kesehatan meninjau di Semper Barat, tadi malam saya kontak Pak Wali terkait hasil rapat kemarin saya dengan BKKBN dan BPS bagaimana saya ingin melihat langsung kondisi stunting dan penanganannya," kata Heru.

"Jadi, di Cilincing itu karena kader di kelurahan dan kader yang membantu itu aktif, maka ditemukan sementara waktu 777 yang rawan stunting," kata dia. 

Dari data itu, ujar Heru, tingkat keberhasilan penanganan stunting baru terealisasi pada 134 anak dengan persentase kesembuhan 17 persen.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya