4 Bahan Jamu Pelancar ASI, Jangan Dikonsumsi Sembarangan

Catat salah satu resep jamu pelancar ASI berikut.

oleh Asnida Riani diperbarui 02 Feb 2023, 05:03 WIB
Proses pembuatan jamu kunyit. (Liputan6.com/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah lama sejak jamu jadi alternatif dalam mendukung berbagai fungsi tubuh. Salah satunya, minuman tradisional ini juga dipercaya bisa memperbanyak volume dan memperlancar ASI bagi ibu menyusui.

Ada berbagai bahan jamu yang mendukung fungsi itu, termasuk daun katuk, temulawak, dan kunyit. Melansir kanal Health Liputan6.com, daun katuk mengandung zat saponin, flavonida, dan tanin yang diketahui dapat memperlancar keluarnya ASI.

Sementara itu, temulawak dan kunyit dipercaya mengandung minyak atsiri yang dapat membantu produksi ASI. Selain itu, seperti dikutip dari situs web KALCare, jahe juga dapat memperlancar produksi ASI.

Salah satu resep jamu pelancar ASI merujuk buku Resep Sehat & Ayu dengan Ramuan Tradisional Jawa, yakni memerlukan bahan-bahan:

1 genggam daun katuk

1 genggam daun pegagan

2 jari rimpang temulawak

2 jari rimpang kunyit

Cara membuat :

Kupas kulit temulawak dan kunyit, lalu cuci bersih semua bahan. Tumbuk semua bahan sambil diberi air matang sedikit demi sedikit, kira-kira satu gelas. Aduk, lalu saring. Saat hendak diminum, Anda bisa menambahkan madu atau gula aren dan sedikit air perasan jeruk nipis. Minum ramuan ini sekali sehari.

Meski begitu, konsumsi jamu tidak disarankan saat sudah mengubah rasa ASI. Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Boy Abidin, SpOG, ada beberapa kasus pasien minum jamu yang memengaruhi rasa ASI sehingga bayi tidak mau meminumnya.


Tidak Boleh Sembarangan

Ilustrasi membuat jamu tradisional. (Photo by Katherine Hanlon on Unsplash)

Pemberian ASI pada bayi, kata dr. Boy, tidak boleh sembarangan. "Jika terdapat perubahan tekstur, warna, rasa, atau bau, sebaiknya jangan diberikan pada bayi. Penyimpanan ASI juga harus diperhatikan agar tidak terkontaminasi. ASI harus steril agar manfaatnya sampai di bayi," ia menyebut.

dr. Boy juga mengingatkan agar para ibu baru tidak khawatir bila produksi ASI masih sedikit. Pada prinsipnya, ASI yang dihasilkan ibu disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

"Ibu yang memiliki bayi prematur biasanya memiliki ASI banyak supaya anaknya lebih besar. Begitu pun dengan ibu dengan bayi kembar karena kebutuhannya untuk dua anak. Jadi jangan khawatir, sedikit ASI mungkin memang segitu kebutuhan bayinya," paparnya.

Ia juga mengatakan bahwa sedikit banyaknya ASI berkaitan dengan faktor psikis dan kesehatan ibu, menegaskan bahwa kondisi tersebut tidak berkaitan dengan riwayat atau keturunan keluarga. Jadi, apabila ibu merasa memiliki masalah ASI, ia menyarankan untuk mengunjungi klinik laktasi.


Jamu untuk Ibu Pascabersalin

Ilustrasi jamu beras kencur Image by imageparty Pixabay.

Sementara itu, konsumsi jamu beras kencur dipercaya untuk ibu dalam masa pascapersalinan. Mengutip jurnal "Pemanfaatan Curcuma longa dan Kaempferia galanga Sebagai Bahan Pembuatan Jamu Beras Kencur bagi Ibu Pasca-Persalinan," yang ditulis Muhamad Jalil dari Program Studi Doktor Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), 23 Januari 2023, secara ilmiah, kandungan kencur dalam jamu dapat menghilangkan rasa lelah, darah kotor, dan keseleo sebagai gejala yang identik dialami para ibu pascapersalinan.

Studi juga menunjukkan bahwa rimpang bernama latin Kaempferia galanga itu secara signifikan mempercepat penyembuhan luka. Ekstrak kencur pun berfungsi sebagai zat analgesik. Zat analgesik adalah zat yang memiliki kemampuan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri.

Inilah sebab orang zaman dulu menggunakan jamu beras kencur sebagai jamu pascapersalinan yang dapat membantu pemulihan ibu setelah melahirkan. Berdasarkan penelitian, ekstrak kencur dilaporkan memiliki efektivitas yang sama dengan meloxicam yang digunakan untuk menangani osteoatritis, sehingga ekstrak kencur dapat diberikan sebagai terapi alternatif pada kasus osteoatritis.

Efek penyembuhan luka dalam penelitian terbukti melalui ekstrak alkohol pada kencur yang secara signifikan mampu meningkatkan proses penyembuhan luka dan mempercepat penutupan luka, terutama pascapersalinan.


Resep Jamu

Ilustrasi bahan jamu beras kencur. (Bola.com/Aning Jati)

Jamu beras kencur juga dipercaya membantu mengobati diabetes. Kandungan flavonoid pada kencur beperan sebagai agen imunomodulatif yang bisa meningkatkan sistem pertahanan tubuh dan antioksidan yang dapat memperbaiki kerusakan sel pankreas sebagai sel penghasil insulin. 

Selain manfaat tersebut, kencur juga bermanfaat untuk meredakan gejala diare, bahkan digunakan sebagai obat batuk dan influenza, serta mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Rempah ini juga dipercaya bisa mencegah dan menghilangkan masuk angin, karena beberapa senyawa, seperti minyak atsiri, saponin, flavonoid, dan polifenol. 

Kandungan etanol pada ekstrak kencur dapat mencegah karies gigi, lantaran dapat menghambat pertumbuhan Lactobacillus acidophilus, yaitu bakteri yang menyebabkan karies gigi. Selain itu, etil-p-metoksisinamat yang terkandung dalam kencur juga berfungsi sebagai agen anti-inflamasi dan melindungi dari kerusakan oksidatif yang terjadi akibat radikal bebas.

Resep jamu beras kencur membutuhkan bahan-bahan:

200 gram beras putih, rendam dalam air selama 3 jam, sangrai, lalu haluskan

6 ruas kencur

2 ruas jahe

600 ml air

1 sdm asam jawa

240 gram gula jawa

50 gram gula pasir

Langkah Pembuatan:

1. Kupas kulit, cuci bersih dan parut halus kencur, jahe, dan kunyit.

2. Panaskan air, lalu rebus kencur, jahe, kunyit, air asam jawa, gula pasir, dan gula jawa hingga mendidih. 

3. Jika sudah mendidih, saring air rebusan. Pisahkan ampas dengan air rebusan.

4. Masukkan beras yang sudah direndam dan dihaluskan ke dalam air rebusan. Aduk rata dan tunggu hingga pati kencur atau beras mengendap di bawah. Saring, lalu tuang ke gelas untuk disajikan.

 

Disclaimer: Jamu adalah ramuan tradional berbahan alami yang bisa membantu kesehatan tubuh. Bila ada keluhan kesehatan, sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.

Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya