Lewat UPH, Indonesia Jalin Seminar Internasional dengan Dua Kampus Besar Asal Amerika

Seminar internasional itu digelar secara virtual di UNC Nelson Mandela Auditorium, Chapel Hill Amerika Serikat dan juga di gedung UPH Kampus Pasca Sarjana, Jakarta.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 01 Feb 2023, 18:10 WIB
Universitas Pelita Harapan (UPH). (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta Gandeng dua kampus di luar negeri yakni The University of North Carolina, Carolina Asia Center dan UNC Global,  Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali menggelar seminar dan diskusi internasional secara hybrid bertemakan 'Indonesian in International Relations'.

Seminar internasional itu digelar secara virtual di UNC Nelson Mandela Auditorium, Chapel Hill Amerika Serikat dan juga di gedung UPH Kampus Pasca Sarjana, Jakarta.

Wakil Rektor Bidang Akademik UPH Christine Sommers dan Vice Provost for Global Affairs and Chief Global Officer UNC Barbara Jean Stephenson, membuka seminar internasional hari pertama. Lalu dihadiri juga Duta Besar Piper Campbell sebagai keynote speaker dan juga Guru Besar Magister Hubungan Internasional (MHI) UPH Prof Aleksius Jemadu, sebagai responden.

Berbekal pengalaman saat menjalankan tugas di Jakarta sejak Juni hingga Desember 2018, Duta Besar Campbell yang pernah menjadi wakil dari Amerika Serikat untuk ASEAN tersebut mengatakan, ingin mengetahui perspektif dan usaha apa saja yang akan dilakukan oleh Indonesia terhadap kebijakan luar negeri atau foreign policy, di masa mendatang.

I would say that Indonesia is truly the most fascinating country in the world,” tutur Prof Campbell di awal pidatonya.

Dia pun mengatakan, Indonesia memiliki kompleksitas tinggi dalam hal budaya dan juga politik yang menggiringnya ke pembahasan tentang kebijakan politik luar negeri Indonesia, serta pengaruhnya pada hubungan internasional.

Prof Campbell juga memaparkan beberapa pemikirannya, seperti posisi Indonesia dalam wilayah Indo-Pasifik, kerja sama bilateral Indonesia dengan beberapa negara, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok dan perspektif politik luar negeri yang berpotensi dilakukan Indonesia lainnya.

 


Kebijakan Politik Luar Negeri

Sebagai tanggapan dari perspektif Indonesia, Guru Besar Magister Hubungan Internasional UPH Prof Aleksius Jemadu mengatakan, kebijakan luar negeri yang berlaku di Indonesia memang sangat kompleks, mengingat posisi geografis negeri ini.

"Maka dari itu, pembuatan kebijakan luar negeri ini sendiri sangat rumit dan pemerintah berusaha untuk membuat kebijakan yang strategis dan sedinamis mungkin," tuturnya.

Kemudian isu-isu internasional penting lainnya, seperti kebijakan luar negeri yang berhubungan dengan keagamaan disampaikan oleh Hoesterey dari Emory University, dan juga peran generasi muda dalam membantu tumbuh kembang negara, khususnya dalam membangun hubungan dan memperhatikan isu-isu internasional, dalam skala global disampaikan oleh Tsamara Amany menarik banyak minat mahasiswa Magister Hubungan Internasional UPH dan juga UCN untuk aktif bertanya dan dijawab oleh para narasumber dalam memotret Indonesia di kancah Hubungan Internasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya