Hindari Hoaks, Intip Cara Bijak Pakai Whatsapp

Platform aplikasi Whatsapp membagikan panduan untuk pemakaian whatsapp secara bertanggung jawab. Cek di sini.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Feb 2023, 19:50 WIB
Aplikasi percakapan Whatsapp membagikan panduan pemakaian secara bertanggung jawab. (Image by Tumisu from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Aplikasi percakapan instan Whatsapp makin populer di dunia. Diperkirakan, aplikasi Whatsapp digunakan lebih dari 2 miliar pengguna di dunia.

Di tengah pengguna Whatsapp yang makin banyak, kejahatan siber juga marak dengan memakai aplikasi Whatsapp. Di sisi lain, jika seseorang memakai whatsapp juga mesti bertanggung jawab untuk menggunakannya.

Platform milik Meta ini pun membagikan panduan untuk memakai Whatsapp secara bertanggung jawab dikutip dari laman whatsapp, ditulis Rabu (1/2/2023):

Praktik terbaik

 

Berkomunikasi dengan kontak yang Anda kenal

Kirimkan pesan hanya kepada kontak yang telah menghubungi Anda terlebih dahulu atau yang telah meminta Anda untuk menghubung mereka di Whatsapp. Sebaiknya, berikan nomor telepon Anda kepada kontak sehingga mereka yang terlebih dahulu mengirimi Anda pesan.

Meminta izin dan menghormati batasan

Anda harus mendapatkan izin dari kontak sebelum menambahkan mereka ke grup. Jika Anda menambahkan seseorang ke grup dan orang tersebut memilih untuk keluar, harap hormati keputusannya

Menggunakan kendali grup

Untuk grup Whatsapp, Whatapp menyatakan telah membuat setelan pesan hanya bagi admin. Jika Anda seorang admin, Anda dapat menentukan apakah semua peserta atau hanya admin grup yang dapat mengirim pesan di dalam grup. Pemakaian fitur ini dapat membantu mengurangi pesan yang tidak diinginkan di dalam grup.

Berpikir dua kali sebelum meneruskan pesan

Whatsapp telah membuat label untuk semua pesan yang diteruskan dan membatasi berapa kali Anda dapat meneruskan pesan sebagai cara untuk mendorong pengguna sehingga mempertimbangkan lagi sebelum membagikannya. Jika Anda tidak yakin apakah pesan yang Anda dapatkan itu benar atau tidak mengetahui siapa penulis pesan tersebut, Whatsapp sarankan untuk tidak meneruskannya.

 


Deretan Praktik yang Harus Dihindari

WhatsApp (YASUYOSHI CHIBA / AFP)

Praktik yang harus dihindari

Memakai Whatsapp dengan salah satu cara yang tercantum di bawah ini dapat menyebabkan akun Anda diblokir:

Mengirim pesan yang tidak diinginkan

Jika salah satu kontak meminta Anda untuk berhenti mengirim pesan kepadanya, sebaiknya Anda menghapus kontak tersebut dari buku alamat dan jangan menghubunginya lagi

Mengirim pesan yang terautomasi atau dalam jumlah besar

Jangan mengirim pesan dalam jumlah besar, mengirim pesan otomatis, atau memanggil otomatis atau memanggil otomatis menggunakan Whatsapp. Whatsapp memakai teknologi pemelajaran mesin dan laporan dari pengguna untuk mendeteksi dan memblokir akun yang mengirim pesan terautomasi yang tidak diinginkan.

Selain utu, jangan membuat akun atau grup dengan cara-cara yang tidak sah atau terautomasi atau menggunakan Whatsapp versi yang telah dimodifikasi.

Menggunakan daftar kontak yang bukan milik Anda

Jangan membagikan nomor telepon tanpa izin atau menggunakan data yang diperoleh dari sumber terlarang untuk mengirim pesan kepada pengguna di Whatsapp atau menambahkan mereka ke grup.

Menggunakan daftar siaran secara berlebihan

Pesan yang dikirim menggunakan daftar siaran hanya akan diterima ketika pengguna telah menambahkan nomor telepon Anda ke daftar kontak mereka. Whatsapp mengingatkan, penggunaan pesan siaran secara berulang dapat mengakibatkan orang lain melaporkan pesan Anda, dan Whatsapp akan memblokir akun yang telah dilaporkan berkali-kali.

Mengumpulkan informasi pribadi

Hindari ekstrasi informasi dari Whatsapp dalam skala besar, menggunakan alat otomatis atau manual, untuk tujuan apa pun yang tidak diizinkan. Menggunakan informasi dari pengguna dengan cara ini, termasuk nomor telepon, gambar profil pengguna dan status dari Whatsapp melanggar ketentuan layanan whatsapp

Melanggar ketentuan layanan Whatsapp

Ketentuan layanan whatsapp melarang antara lain memublikasikan berita palsu, dan terlibat dalam perilaku ilegal dan penuh kebencian yang mengancam, mengintimidasi serta menyinggung ras dan suku


Waspada Modus Penipuan Baru, Tebar Undangan Pernikahan via Whatsapp untuk Sedot Rekening Pengguna

Ilustrasi WhatsApp. Kredit: Webster2703 via Pixabay

Sebelumnya, aksi penipuan yang memanfaatkan platform WhatsApp kembali terjadi. Kali ini, media sosial diramaikan dengan adanya modus penipuan melalui undangan pernikahan yang disebar melalui aplikasi WhatsApp.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesan yang disebar itu diberi nama Surat Undangan Pernikahan. Meski diberi nama Undangan Pernikahan, format file yang dikirimkan ternyata APK atau format file untuk aplikasi Android.

Dalam pesan yang disebar, pengirim tidak memperkenalkan dirinya. Namun, pengirim hanya meminta penerima agar membuka file APK yang dikirimkannya untuk mengetahui informasi yang diberikan.

Aksi ini, menurut pengamat keamanan siber Alfons Tanujaya, tidak berbeda dari aksi sebelumnya juga sempat ramai, yaitu ketika meminta korban untuk memasang aplikasi tertentu yang sebenarnya dipakai untuk mencuri SMS OTP layanan mobile banking.

"Kelihatannya rekayasa sosialnya berubah menjadi undangan kawin. Intinya sih sama saja, mengelabui korban untuk meng-install aplikasi yang sebenarnya akan dipakai untuk mencuri SMS OTP mobile banking," tuturnya saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Jumat (27/1/2023).

Lebih lanjut Alfons menuturkan, ada kemungkinan aksi ini dilayangkan pada korban yang sebagian besar data kredensialnya, seperti user ID, password, hingga PIN transaksinya sudah didapatkan oleh penipu.

"Kemungkinan besar data ini sudah tersebar, misalnya dikumpulkan saat penipuan kenaikan biaya admin pertengahan tahun lalu. Saya perkirakan data kredensial tersebut sudah menyebar di kalangan penipu," ujarnya menjelaskan.

Oleh sebab itu, ia menyarankan masyarakat yang pernah mengisi data saat ramai kasus penipuan biaya transfer untuk segera mengubah password dan PIN transaksi miliknya.

Tidak hanya itu, masyarakat yang merasa mendapatkan pesan mencurigakan sebaiknya tidak menggubrisnya. Apalagi, jika pesan itu meminta pengguna untuk memasang aplikasi dan mengisi data-data pribadi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya