Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 1 Februari 2023. Penguatan wall street terjadi seiring investor mengabaikan kenaikan suku bunga 0,25 persen dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Investor sebaliknya fokus pada komentar dari Ketua the Fed Jerome Powell yang akui penurunan inflasi. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 1,05 persen menjadi 4.119,21, dan membalikkan penurunan sebelumnya hampir 1 persen, demikian mengutip dari laman CNBC.
Advertisement
Indeks Nasdaq bertambah 2 persen ke posisi 11.816,32 yang didorong kenaikan produsen saham chip. Hal ini seiring penguatan laba dari Advanced Micro Devices.
Sementara itu, indeks Dow Jones naik 6,92 poin atau 0,02 persen ke posisi 34.092,96. Sebelumnya, indeks Dow Jones sempat tergelincir lebih dari 500 poin.
Kenaikan terbaru the Fed mewakili perlambatan dari kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Desember 2022, memberikan persetujuan kepada investor yang berharap bank sentral akan kurangi pengetatan yang agresif. Pasar selanjutnya didorong komentar Powell.
“Kami sekarang dapat mengatakan untuk pertama kalinya proses disinflasi telah dimulai. Kami dapat melihatnya benar-benar dalam harga barang sejauh ini,” ujar Powell dikutip dari CNBC, Kamis (2/2/2023).
Namun, bank sentral tidak memberikan petunjuk nyata tentang jeda kenaikan, menjaga bahasa dalam pernyataan setelah pertemuan kalau kenaikan yang sedang berlangsung dalam kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen.
Belum Ada Tanda The Fed Turunkan Suku Bunga
Dalam sambutannya pada konferensi pers, Powell menambahkan, the Fed perlu membatasi ke depan dan bank sentral memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
“Saya belum melihat tanda-tanda the Fed terbuka untuk penurunan suku bunga 2023. Saya tidak yakin the Fed bahkan mencoba melakukan soft landing. Meskipun mereka tidak akan pernah mengatakannya, mereka mungkin lebih memilih aspek restorative dari resesi dan bear market yang tepat,” ujar Portfolio Manager Brandywine Global, Bill Zox.
Ada beberapa indikasi baru-baru ini inflasi mereda dalam ekonomi lebih luas dan the Fed mengakui hal itu, mengatakan dalam pernyataan setelah pertemuan itu telah mereda tetapi tetap tinggi.
Indeks acuan juga mendapatkan dorongan karena laba perusahaan kuartal IV sebagian besar terus menunjukkan keuntungan yang tangguh. Saham Peloton melonjak 26,5 persen setelah perusahaan peralatan kebugaran mengatakan rugi bersih menyempit dari tahun ke tahun. Saham Advanced Micro Devices bertambah 12,6 persen setelah perusahaan semikonduktor melaporkan laba kuartal IV yang mengalahkan harapan.
Wall street membawa kinerja positif dari awal 2023. Indeks S&P 500 mencatat kinerja terbaik sejak 2019. Indeks Nasdaq mencatat kinerja Januari terkuat dalam 22 tahun.
Advertisement
Wall Street Menguat pada 31 Januari 2023, Ini Pendorongnya
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham, Selasa, 31 Januari 2023. Wall street melonjak seiring laba yang kuat dan data inflasi yang mendorong indeks S&P 500 ke level terbaik sejak Januari 2019.
Pada penutupan perdagangan saham wall street, indeks Dow Jones melompat 368,95 poin atau 1,09 persen ke posisi 34.086,04. Indeks S&P 500 bertambah 1,46 persen menjadi 4.076,60. Indeks Nasdaq melonjak 1,67 persen ke posisi 11.584, dan mencatatkan performa Januari terbaik sejak 2001.
Pelaku pasar menilai nasib beberapa perusahaan besar di tengah inflasi tinggi dan kekhawatiran melambatnya belanja konsumen. Saham General Motors naik 8,4 persen setelah produsen laba membukukan laba yang kuat. Saham PulteGroup melambung 9,4 persen setelah homebuilder melaporkan laba lebih baik dari perkiraan. Saham Exxon Mobil naik hampir 2,2 persen setelah laba.
Pada Selasa, 31 Januari 2023, investor mendapatkan berita bullish mengenai inflasi sebelum keputusan terbaru bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) tentang suku bunga.
Indeks biaya tenaga kerja yang merupakan ukuran penting dari upah yang diperhatikan oleh the Fed menunjukkan kompensasi meningkat 1 persen pada kuartal IV 2022. Itu di bawah perkiraan 1,1 persen dari Dow Jones.
Pelaku pasar mengharapkan kenaikan suku bunga 0,25 persen oleh the Fed tetapi berharap inflasi mereka akan menyebabkan ketua the Fed Jerome Powell memberi sinyal jeda pengetatan dalam waktu dekat.
Wall street memiliki awal luar biasa hingga 2023. Indeks S&P 500 dan Dow Jones bertambah 6,2 persen dan 2,8 persen pada Januari. Indeks Nasdaq naik hampir 10,7 persen untuk kinerja bulanan terbaik sejak Juli 2022.
Imbas January Effect
Januari sebagai bulan yang solid yang dapat menjadi pertanda baik bagi pasar dan berpotensi menandakan kenaikan lanjutan pada bulan-bulan berikutnya.
“Kami melihat semua penggerak sejarah utama pasar ini mulai menuju ke arah yang menurut kami akan mendukung kenaikan pasar saham selama beberapa bulan ke deoan,” ujar CEO ASX Investments Greg Bassuk dikutip dari laman CNBC, Rabu (1/2/2023).
Pada 31 Januari 2023 merupakan hari terbaik untuk S&P 500, berdasarkan data yang dikumpulkan Carson Investment Research tentang rata-rata kinerja per hari sejak 1950.
Indeks S&P 500 naik 0,97 persen pada Selasa, 31 Januari 2023. Pada Januari 2023, indeks S&P 500 melompat 5,7 persen yang merupakan kinerja bulanan terbaik untuk indeks tersebut sejak November.
"Pepatah wall street so goes January, so goes the year, telah berbunyi besar 87 persen dari waktu ketika Januari positif dengan rata-rata kenaikan 15,9 persen untuk setahun penuh,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Sam Stovall.
Beberapa investor mengatikan reli Januari dengan January Effect sebuah fenomena pasar saham yang biasanya mengacu pada kenaikan harga saham dan kinerja saham kapitalisasi kecil yang lebih baik dalam beberapa minggu pertama tahun baru.
Advertisement