5 Cara Mengecek No BPJS Kesehatan, Hanya Butuh KTP dan Bisa Dilakukan di Rumah

Dengan adanya transformasi tersebut, pengguna BPJS Kesehatan bisa dengan mudah mengakses beragam informasi dengan mudah. Misalkan saja jika Anda lupa dengan no BPJS Kesehatan. Sehingga tidak bisa mengurus klaim, bayar iuran BPJS Kesehatan RI, atau bahkan cek status kepesertaan.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 02 Feb 2023, 11:23 WIB
Suasana pelayanan BPJS Kesehatan di Jakarta, Rabu (28/8/2019). Sedangkan, peserta kelas mandiri III dinaikkan dari iuran awal sebesar Rp 25.500 menjadi Rp 42.000 per bulan. Hal itu dilakukan agar BPJS Kesehatan tidak mengalami defisit hingga 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Transformasi yang dilakukan BPJS Kesehatan telah mewujudkan ekosistem kesehatan digital dan berperan dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan, Lily Kresnowati. 

“Dalam pemanfaatan teknologi informasi, peningkatan customer experience menjadi fokus utama. BPJS Kesehatan senantiasa berupaya menjadi organisasi yang beroperasi secara efektif dan efisien, melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, perbaikan bisnis proses dengan inovasi berkelanjutan, dan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Beberapa hal tersebut, secara simultan akan berpengaruh dengan budaya organisasi,” kata Lily dalam kegiatan Seminar Nasional IX & Hospital Expo Tahun 2023, Rabu (25/01).

Dengan adanya transformasi tersebut, pengguna BPJS Kesehatan bisa dengan mudah mengakses beragam informasi dengan mudah. Misalkan saja jika Anda lupa dengan no BPJS Kesehatan. Sehingga tidak bisa mengurus klaim, bayar iuran BPJS Kesehatan RI, atau bahkan cek status kepesertaan.

Dikutip dari lifepal.co.id, berikut ini cara cek no BPJS Kesehatan dengan NIK KTP melalui cara-cara di bawah ini:

Cara Cek No BPJS Kesehatan

  • Melalui SMS dengan fasilitas SMS gateway ke nomor 087775500400. Formatnya adalah NIK<spasi>No KTP.
  • Melalui situs bpjs-kesehatan.go.id pada menu Cek Iuran, lalu masukkan NIK dan tanggal lahir.
  • Melalui BPJS Kesehatan call center di 1500400 dengan menyebutkan tanggal lahir dan nomor KTP.
  • Melalui aplikasi Mobile JKN untuk cek BPJS Kesehatan dengan NIK.
  • Melalui akun media sosial BPJS Kesehatan Instagram atau Twitter. Kirimkan Direct Message (DM) dengan format nama lengkap, tanggal lahir, dan NIK/KTP.

Bersyukur, BPJS Kesehatan Biayai Operasi Jantung Bocor Delima

Lina Herlina bersyukur, operasi jantung bocor anak kelimanya, Delima, dibiayai oleh BPJS Kesehatan. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menanggung sepenuhnya operasi jantung bocor, sehingga Lina tak perlu lagi merogoh ‘kantong’ sendiri hingga puluhan juta rupiah untuk biaya pengobatan.

Datang dari Purwakarta, Jawa Barat, Lina kini hanya fokus memikirkan biaya hidup selama Delima menjalani pengobatan jantung bocor di RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Meski begitu, diakuinya, biaya hidup di Jakarta termasuk cukup berat, terlebih lagi penghasilan sang suami yang bekerja sebagai karyawan swasta tidaklah besar.

“Cuma untuk sekarang memikirkan bekal saja. Ingat gimana sama yang enggak punya penghasilan, tapi dia mau sehat di sini. Semua serba beli, tempat tinggal. Makanya, biarin saja saya sendiri di sini (nunggu Delima), kalau suami di sini kan kerja juga enggak,” ucapnya saat sesi wawancara khusus yang diikuti Health Liputan6.com di Pusat Jantung Nasional RS Harapan Kita Jakarta, ditulis Selasa (31/1/2023).

“Otomatis sekarang, saya memang terganggu kerja, tapi enggak apa-apa, suami masih kerja. Yang penting, saya fokus dulu ngurus adek. Saya diberikan kelonggaran untuk fokus. Saya ngajar tapi belum PNS dari 2005, belum diangkat.”

Terngiang di benak Lina, anak pertamanya didiagnosis atresia bilier meninggal dalam usia 4,5 bulan pada 2007. Atresia bilier adalah kondisi di mana terdapat gangguan aliran cairan empedu. Akibatnya, cairan empedu tidak dapat menuju usus dan terakumulasi di dalam hati, sehingga menimbulkan kerusakan hati (sirosis). 

Pada saat itu, Lina berjuang mengobati anak pertamanya yang sempat dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung menggunakan biaya pribadi lantaran belum ada program JKN. Biaya perawatan pun habis Rp35 juta.

“Mudah-mudahan, pemerintah lebih mempermudah untuk masyarakat terutama masyarakat yang kecil. kalau untuk yang ada (uang pribadi), tidak bakalan jadi beban ya, tapi masyarakat kecil jadi beban,” harapnya.

“Saya dulu tahun 2007 itu habis Rp35 juta. Gaji suami saya waktu itu cuma Rp650.000 per bulan. Untuk susunya harus pakai Nutrilon. Waktu itu susu Nutrilon satu bulan habis Rp750.000. Kalau dikasih susu yang (merek) lain buang air besarnya nanti beda lagi, karena atresia bilier kan buang air besar itu enggak kuning.”

Infografis Kereta Cepat

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya