Liputan6.com, Singapura Seorang pria di Singapura menggugat wanita yang sejatinya dia harapkan menjadi pasangan, setelah mengetahui bahwa wanita tersebut hanya memandangnya sebagai teman.
Kisah kedua insan itu, Kawshigan dan Tan, dikutip dari Oddity Central, Minggu (5/2/2023). Keduanya bertemu pada tahun 2016, dan pertemuan tersebut perlahan-lahan menjadi pertemanan di antara mereka.
Advertisement
Awal mula mereka merasakan ada ketertarikan satu sama lain yaitu pada tahun 2020, setelah mereka menjalani pertemanan 4 tahun lamanya.
Saat itulah Kawshigan memandang hubungan dengan Tan sangat berbeda. Sementara itu, Tan justru menganggap Kawshigan sebaliknya, hanya sebagai teman.
Meski demikian, Kawshigan menganggapnya sebagai "teman dekat" dan mengaku ingin menjadi lebih dari sekedar teman.
Pada titik ini, wanita tersebut meminta temannya untuk mengakui batasan antara dia dan dirinya. Setelah itu dia juga menyatakan keinginannya untuk mengurangi interaksi komunikasi di antara mereka.
Kawshigan memberikan tanggapan kepada wanita tersebut dengan mengirimkan surat berisi ancaman, serta menuntut atas trauma emosional dan kemungkinan pencemaran nama baik.
Cinta bertepuk sebelah tangan, surat ancaman pun dilayangkan.
Penggandaan Ancaman
Secara rasional, langkah yang dilakukan sesorang tatkala diancam secara hukum oleh temannya umumnya adalah memutuskan semua hubungan komunikasi. Tak demikian dengan Tan, ia justru memutuskan untuk berunding dan menjelaskan alasan dia menolak berpacaran dengan Kawshigan.
Dia berusaha menjelaskan bahwa dirinya benar-benar sangat terganggu oleh sikapnya. Setelah mendengar penjelasan itu, Kawshigan justru menggandakan ancaman hukumannya.
Dia mengatakan kepada Tan, lebih memimilih untuk menyerah pada tuntutannya dan kemudian memperdalam hubungan mereka, atau menderita kerusakan yang tidak bisa dibatalkan pada kehidupan pribadi dan profesionalnya.
Di tengah negoisasi kedua belah pihak, konselor Kawshigan mengintervensi dan meminta tan untuk mengambil bagian dalam sesi terapi kliennya.
Kemudian, wanita itu setuju dan berpikir bahwa konseling akan membantu Kawshigan menerima keputusan untuk tidak menjalin hubungan romantis dengannya.
Advertisement
Perlakuan Pelecehan
Waktu berjalan begitu cepat, setelah kurang lebih setengah tahun menjalani terapi, Tan memutuskan untuk berhenti menemani Kawshigan.
Karena dia menganggap usaha yang dia lakukan sia-sia untuk membuatnya melihat alasan yang dia berikan selama penolakan cinta Kawshigan kepada dirinya.
Dia tidak menerimanya dengan baik, pria itu mulai melecehkan Tan dengan pesan dan panggilan telepon.
Pria itu memulai proses pelecehan terhadapnya pada April 2022 lalu.
Pada pertengahan Mei, Tan menghentikan semua komunikasi dengannya, karena dia tidak tahan lagi dengan perlakuan Kawshigan kepada dirinya. Ia tidak dapat memenuhi tuntutan yang dia ajukan terus-menerus agar mereka menghabiskan waktu lebih banyak bersama.
Tuntutan ke Pengadilam
Selepas dari itu, Kawshigan melakukan tuntutan kembali Pada 7 Juli tahun 2022 lalu ke Pengadilan Tinggi terhadap minat cintanya.
Dia mengklaim bahwa karena kelalaian dan komentar tertentu di pihaknya, ia menderita trauma emosional yang mengakibatkan biaya yang dikeluarkan dalam program rehabilitasi dan terapi. Mengklaim mengalami kerugian dalam kapasitas pendapatan dan kemitraan bisnis.
Sebulan kemudian, Kawshigan mengajukan gugatan ke pengadilan lagi, dan menuduh pelanggaran kesepakatan untuk memperbaiki hubungan mereka, apa pun itu.
Seorang Hakim Singapura kemudian mengabaikan kasusnya, dengan alasan bahwa itu merupakan penyalahgunaan proses pengadilan.
Namun, kasus Pengadilan Tinggi, di mana Kawshigan meminta kompensasi sebesar $2,3 juta dollar singapura, telah ditetapkan untuk sidang pra sidang pada 9 Februari.
Advertisement