Liputan6.com, Jakarta - Sebuah perusahaan kecil (OpenAI) tiba-tiba muncul dengan ChatGPT, platform chatbot super pintar yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Awal kemunculannya, ChatGPT langsung menuai perhatian pengguna di seluruh dunia dan mengubah cara kita berinteraksi dengan web.
Advertisement
Tak hanya itu, sejumlah raksasa teknologi (salah satunya Google) dibuat ketar-ketir dengan kepintarannya. Menurut pembuat Gmail, Paul Buccheit, Google punya alasan kuat untuk khawatir.
Pencipta Gmail itu menyatakan bahwa ChatGPT dapat dengan mudah menghancurkan Google paling lama dalam satu atau dua tahun.
Mengutip laman Gizchina, Kamis (2/2/2023), Buccheit meyakini bahwa robot pintar akan membunuh produk Google yang paling populer yaitu Google Search.
ChatGPT sendiri muncul pada November 2022, dan dengan cepat menjadi alat favorit jutaan pengguna untuk mengajukan pertanyaan. Tidak lama lagi, sistem model AI akan dapat mengungguli Google di banyak area, termasuk pencarian, penyesuaian, dan email.
Saat kamu mencari sesuatu di Google, platform pencarian akan menyodorkan puluhan halaman hasil pencarian. Kemudian, kamu harus menavigasi halaman-halaman itu satu per satu, yang diberi peringkat, untuk mencari hasilnya.
Sementara ChatGPT hadir dengan cara yang lebih efisien dan menghadirkan solusi yang jauh lebih baik kepada pengguna.
Chatbot akan menjawab pertanyaan pengguna dengan bahasa yang natural. Formula ini memudahkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan lanjutan. Menggunakan AI layaknya mengobrol (chat) dengan manusia, kamu akan mendapatkan info dalam bentuk yang konsisten dan cerdas.
ChatGPT Tumbuh dengan Sangat Cepat
Menurut Bucheit, teknologi di balik ChatGPT tumbuh dengan sangat cepat. Akibatnya, tidak mengherankan jika alat tersebut mengalahkan Google dan raksasa lainnya di area tersebut.
Dia memuji kemampuan ChatGPT untuk menghasilkan teks mirip manusia. Ini akan memungkinkan model AI untuk memahami dan menanggapi pertanyaan pengguna secara intuitif.
Hasilnya pun akurat dan menawarkan pengalaman pengguna yang lebih baik, sehingga jauh melampaui apa yang saat ini ditawarkan Google kepada penggunanya di sistem pencarian Google Search.
ChatGPT sendiri mengantongi banyak investasi, sehingga akan segera mendapat manfaat dari kekuatan pemrosesan dan kapasitas penyimpanan data yang lebih baik, sehingga meningkatkan kemampuan AI.
ChatGPT juga diprediksi akan segera dapat melakukan tugas yang lebih kompleks dan menganalisis data dalam jumlah besar hanya dalam hitungan detik.
Advertisement
ChatGPT Masih Punya Keterbatasan, Tapi...
Tentu saja, harapan Buccheit sangat optimistis, meski platform tersebut masih memiliki banyak keterbatasan. ChatGPT masih kurang memahami konteks dan terkadang menghasilkan respons yang tidak masuk akal.
Oleh karena itu, klaim Buccheit tentang ChatGPT yang bisa membunuh Google dalam satu hingga dua tahun, bisa dibilang sedikit dibesar-besarkan.
Namun, Google dan raksasa teknologi lainnya tentu perlu mewaspadai maraknya model AI. Teknologi ini berkembang sangat cepat dan dapat melakukan banyak tugas, bahkan menghasilkan gambar.
AI adalah jenis teknologi yang perlu dikuasai perusahaan-perusahaan teknologi agar tetap hidup. Google memiliki sedikit waktu untuk melakukan perombakan besar dalam Google Search untuk menjaga relevansinya.
Jika tidak, model AI akan segera muncul dan dapat dengan mudah melewati raksasa pencarian. Ya, AI memiliki masa depan yang cerah di industri teknologi.
Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement