Liputan6.com, Jakarta Sampah yang bertebaran di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Pulau Punjung bukan lagi menjadi barang yang tidak berguna. Limbah tersebut justru berharga karena dapat diolah menjadi sebuah paving block yang kemudian bisa bermanfaat. Salah satunya digunakan dalam pembuatan taman.
Kegiatan membuat paving block dari sampah ini menjadi salah satu proyek dalam rangka membina karakter siswa. Mengingat saat ini SMA Negeri 1 Punjung menggunakan kurikulum merdeka yang di dalamnya terdapat kegiatan P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Advertisement
“Kami menampilkan kegiatan proyek siswa kita. ini merupakan kegiatan di luar intranya. Seperti kita ketahui dalam kurikulum merdeka itu 25 persen kita membina karakter siswa kita melalui P5. Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” cerita Kepala SMA Negeri 1 Pulau Punjung Nofsri Suriyana kepada tim Berani Berubah.
Nofsri juga bercerita, sebelum membuat paving block ini, para siswa membuat tema lain yaitu tentang kearifan budaya lokal.
Dia menuturkan, “Dari tiga tema yang kita pilih dalam satu tahun, yang satu tema sudah berjalan yaitu tentang kearifan lokal. Kita mengangkat tentang budaya daerah. Kemudian untuk yang kedua ini, kita mengangkat kompetensi untuk anak kita untuk memberikan bekal kehidupan di masa depannya.”
Di samping itu, Nofsri pun mengungkapkan bahwa salah satu alasan membuat pavling block ini yaitu karena bisa mengatasi masalah sampah plastik khususnya yang ada di SMA Negeri 1 Pulau Punjung. Kemudian para siswa pun mencari ide melalui media. Alhasil, mereka memutuskan untuk mengolah sampah plastik tersebut menjadi paving block.
“Alhamdulillah bagus sekali hasilnya. Dan kayaknya paving block ini mempunyai keistimewaan yang sangat berbeda sekali dengan paving block biasanya,” ujar Nofsri.
Pembuatan Paving Block
Untuk pembuatannya sendiri, salah satu pelajar SMA Negeri 1 Pulau Punjung Qoni’ah Yajana menuturkan pertama-tama para siswa mengumpulkan sampah plastik terlebih dahulu.
“Bagaimana cara membuat paving block dari sampah. Pertama, mengumpulkan sampah yang ada di lingkungan sekitar terutama sampah plastik. Kemudian sampah plastik akan dimasak di dalam sebuah ketel dan ditunggu hingga mencair,” kata dia.
Setelah adonan sampah mencair, tambahkan sedikit oli dan pasir. Lalu, diaduk secara homogen. Setelah adukan sampah merata, pindahkan ke dalam cetakan.
Selanjutnya, cetakan tersebut direndam di dalam air. Setelah ditunggu beberapa saat, paving block dapat dikeluarkan dari cetakan dan siap digunakan.
Nofsri mengatakan, “Paving block ini lebih bagus, warnanya hitam, licin, mengkilap, bagus sekali. Kemudian tidak berlumut pastinya dan sangat kuat sekali. Dan ini bisa kita pakaikan untuk taman, untuk jalan setapak, dan lain sebagainya.”
Dalam produk paving block ini, kata Nofsri, bisa diperbanyak lagi, bisa diproduksi lagi nantinya. “Terutama kita gunakan untuk sekolah saja dulu karena kita memang butuh banyak untuk paving block. Area-area kita ini dan untuk pembuatan taman di sekolah kita ini,” katanya.
“Kami pelajar SMA Negeri 1 Pulau Punjung menyulap sampah menjadi paving block. SMA Negeri 1 Pulau Punjung, Berani Berubah!” pungkas para siswa.
Ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang setiap Senin di Program Liputan 6 Pagi SCTV dan Fokus Pagi Indosiar pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Advertisement