Liputan6.com, Banyuwangi - Gerakan belanja di pasar rakyat dan UMKM yang dicetuskan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sejak 2021 terus digelar. Gerakan rutin yang dilaksanakan setiap bulan pada tanggal cantik oleh ribuan ASN ini, hasilnya didonasikan kepada warga kurang mampu, termasuk untuk balita stunting.
“Upaya peningkatan ekonomi terus kita lakukan. Beberapa program yang sudah kita gulirkan sebelumnya, yang efektif meningkatkan perekonomian warga terus kita lanjutkan. Seperti gerakan belanja di pasar rakyat dan UMKM ini,” kata Ipuk, usai berbelanja di Pasar Karangrejo, Kamis (2/2/2023).
Advertisement
Gerakan Hari Belanja di Pasar Rakyat dan UMKM telah berjalan sejak 4/4 atau 4 April 2021 dengan melibatkan ribuan ASN dan berbagai komunitas di Banyuwangi. Gerakan ini digelar setiap bulan di tanggal cantik, seperti 1/1 (1 Januari), 2/2 (Februari), 3/3 (Maret).
Hasilnya disumbangkan kepada warga yang membutuhkan disesuaikan dengan kondisi. Misalnya, untuk membantu warga terdampak covid-19, korban banjir, dan sebagainya. Dalam setiap tanggal “cantik” tersebut, total transaksi yang didonasikan berkisar Rp700 juta-Rp900 juta.
“Selain menggerakkan perekonomian warga, gerakan ini juga membantu warga yang membutuhkan. Dengan gotong royong semacam ini semuanya akan menjadi lebih ringan,” ujar Ipuk.
Pada gerakan belanja yang digelar 2/2 atau 2 Februari 2023 tersebut, Ipuk keliling pasar Karangrejo untuk belanja ragam bahan pangan bergizi tinggi. Ipuk tampak memborong aneka ikan, telur, hingga sayur-mayur.
“Aksi kali ini fokus untuk penanganan stunting. Kita belanja kebutuhan pangan bernutrisi tinggi untuk disumbangkan kepada bayi di bawah dua tahun (baduta) yang stunting, serta ibu hamil beresiko tinggi (bumil risti),” kata Ipuk.
Usai berbelanja kebutuhan pangan, Ipuk mengunjungi sejumlah balita stunting di wilayah Kelurahan Karangrejo. Selain menyerahkan bantuan, Ipuk juga memastikan kondisi kesehatannya.
“Saya minta Puskesmas, dasawisma, dan kader Posyandu terus memantau perkembangannya. Dampingi dan pantau terus kondisi mereka. Pastikan intervensi pangan bernutrisi yang kita berikan betul-betul dikonsumsi, sehingga kondisinya segera membaik,” kata Ipuk Fiestiandani.
Ipuk menjelaskan, penanganan stunting di Banyuwangi dilakukan keroyokan secara gotong royong melibatkan berbagai pihak.
“Stunting bukan hanya menjadi tugas puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan berbagai elemen lainnya juga ikut terlibat karena stunting tidak hanya disebabkan masalah kesehatan, tapi bisa banyak faktor lainnya,” tegas Ipuk.
Gelontorkan Rp7 Miliar untuk Penanganan Stunting
Untuk penanganan stunting, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp. 7 miliar, untuk intervensi nutrisi bumil risti dan baduta stunting dari keluarga tidak mampu pada 2023.
“Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan,” urai Ipuk.
Intervensi maupun monitoring yang dilakukan pemkab di-update secara real time melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasawisma dan posyandu yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selain itu, Banyuwangi juga mengoptimalkan edukasi dan Konseling Pranikah bagi calon pasangan suami istri.
Advertisement