HEADLINE: Pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga Hartarto, Silaturahmi atau Manuver?

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Langkah politik NasDem dekati Golkar?

oleh Fachrur RozieWinda NelfiraNasrul Faiz diperbarui 03 Feb 2023, 00:00 WIB
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyambangi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2023). Sementara NasDem sedang dalam tahap finalisasi pembentukan Koalisi Perubahan bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu 1 Februari 2023.

Mengenakan jas biru berlambang Partai Nasdem, Surya Paloh dan rombongan tiba di Kantor DPP Golkar dan langsung disambut oleh Airlangga dan jajarannya di depan lobi.

Airlangga menuturkan pertemuan itu merupakan silaturahmi sebab Surya adalah mantan kader Partai Golkar. Namun, Ia tak menampik pertemuan keduanya tersebut juga termasuk untuk membahas soal peluang koalisi.

"Silaturahmi kan berlanjut karena Partai NasDem tentu sebagian besar juga alumni Partai Golkar, dan (Koalisi) Nanti kita bahas juga," kata Airlangga.

Sementara itu, Surya Paloh mengaku kunjungannya ke markas Golkar merupakan suatu prioritas. Sebab, kata Surya, Golkar dan dirinya memiliki modal kebersamaan dan romantisme perjalanan politik.

“Kenapa Golkar, prioritas bagi NasDem. Ada suatu romantisme, suatu perjalanan saya pribadi. Modal kebersamaan catatan sejarah,” kata Surya Paloh.

Selain itu, Paloh juga tidak menolak adanya kemungkinan koalisi antara NasDem dan Golkar atau KIB.

"Kita akan lihat ke depan bersama-sama dengan spirit kebersamaan yang semakin dekat satu sama lain," ujar Paloh.

Pengamat Politik sekaligus CEO dan Founder Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago memandang kunjungan Surya Paloh ke Markas Golkar tak terlepas dari langkah atau manuver politik NasDem yang bertujuan untuk membangun komunikasi politik dengan Golkar.

"Langkah tersebut dapat dimaknai sebagai suatu upaya NasDem untuk membuka komunikasi, penyamaan persepsi, penyamaan suhu politik untuk mengetahui perjalanan politik masing-masing," kata Pangi kepada Liputan6.com, Kamis (2/2/2023).

Menurut Pangi, hal itu dilakukan guna menindaklanjuti penjajakan politik antara Koalisi Perubahan dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang nantinya juga memungkinkan untuk melebur.

"Bisa juga dinilai sebagai suatu strategi politik di mana Koalisi Perubahan dan KIB dapat melakukan penjajakan politik baru," tuturnya.

Dengan demikian, kata Pangi, tidak menutup kemungkinan kerja sama politik NasDem dan Golkar atau Koalisi Perubahan dan KIB itu dapat terjalin. Mengingat, Golkar dan NasDem merupakan partai yang sudah memiliki fondasi politik yang kuat di masing-masing Koalisi.

"Tinggal memang masing-masing koalisi harus mengkalkulasi atau menghitung ulang untuk hati-hati betul memikirkan kondisi Capres atau Cawapres yang paling ideal untuk mereka usung nantinya," jelasnya.

Senada, Direktur Eksekutif IndoStrategic, Ahmad Khoirul Umam menilai kunjungan Surya Paloh ke Golkar merupakan langkah strategis NasDem untuk penjajakan politik, khususnya pasca menguatnya dukungan konsolidasi Koalisi Perubahan.

"Saya menilai apa yang dilakukan Surya Paloh itu sebenarnya sebuah strategi atau upaya untuk melacak atau mendeteksi radar politik pasca Koalisi Perubahan menguat," kata Umam kepada Liputan6.com, Kamis (2/2/2023).

Menurut Umam, upaya melacak radar politik itu dilakukan NasDem untuk mengurangi berbagai risiko menuju finalisasi koalisi perubahan sendiri.

"Bersatunya NasDem, Demokrat dan PKS itu berpeluang dianggap menjadi ancaman serius bagi koalisi lain yang saat ini belum menyelesaikan proses negosiasi dan kompromi politiknya," ujarnya.

Adapun risiko terbesar Koalisi Perubahan, kata Umam, yaitu seperti adanya berbagai elemen yang berusaha mengacak-acak soliditas koalisi dengan berbagai tawaran, godaan hingga ancaman.

"Karena itu, komitmen NasDem, Demokrat dan PKS ini sangat diuji sampai kemudian terlaksana proses deklarasi ketiga partai secara pasti," Jelasnya.

Infografis Pertemuan Mengejutkan Surya Paloh dengan Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Trieyasni)

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPI), Ujang Komarudin menilai pertemuan antara Surya Paloh dan Airlangga menyiratkan suatu pesan politik yang berkaitan dengan ancaman reshuffle terhadap menteri NasDem. Mengingat, sebelumnya NasDem juga melakukan kunjungan ke Gerindra dan PKB, ditambah dengan pertemuan Surya Paloh dan Jokowi.

"Itu kan bagian dari pada manuver agar menteri-menteri NasDem aman dan tidak jadi di-reshuffle, makanya Rabu Pon kemaren aman. Mungkin karena ada deal politik antara Surya Paloh dengan Jokowi. makanya dilanjutkan safari itu dengan Golkar. saya rasa ada pesan di situ, bukan pesan biasa," kata Ujang kepada Liputan6.com, Kamis (2/2/2023).

Adapun terkait pesan politik lain, Ujang menjelaskan bahwa hal itu terkait dengan langkah politik NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres) dan langkah koalisi bersama Demokrat dan PKS yang membuat NasDem babak belur sendiri, dan harus melakukan manuver.

"Ada pesan politik bahwa mungkin NasDem yang selama ini mengusung Anies dimusuhi oleh kelompok Istana, dan membuat NasDem babak belur dikerjai bahkan di Kemenkominfo direkturnya jadi tersangka, lalu menteri lingkungan hidup dan pertanian diobok-obok dan banyak dikritik PDIP dan publik," tuturnya.

Namun, Ujang menuturkan pertemuan kedua ketum partai tersebut juga tidak menutup kemungkinan sebagai suatu penjajakan politik baru dari NasDem untuk meleburkan diri ke KIB.

"Ya dalam politik serba mungkin, tergantung, kalau KIB ke NasDem kan tidak, karena KIB miliknya jokowi, miliknya presiden, jadi dibentuk dan dijadikan koalisi kan oleh jokowi KIB itu, yang mungkin sih NasDem bergabung dengan KIB, tapi kalau KIB gabung sama kolisi perubahan, Koalisi Perubahannya pun belum terbentuk, belum ada hitam di atas putih, belum ada ttd terkait dengan koalisi perubahan itu. Ujang menandasi.


Bukan Kejadian Tunggal

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyambangi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (1/2/2023). Saat ini, Partai Golkar bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pengamat Politik KedaiKOPI Hendri Satrio turut menyoroti soal pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto. Menurut pria yang akrab disapa Hensat ini, pertemuan tersebut bukan lah sebuah kejadian tunggal, hal itu juga berkaitan dengan kejadian atau pertemuan lain yang dilakukan Surya Paloh.

"Pertemuan antara Surya Paloh dan Airlangga Hartarto tentu saja tidak bisa dibuat atau dianalisa atau dilihat hanya sebuah kejadian tunggal yang tidak berkaitan dengan kejadian lainnya," kata Hensat kepada Liputan6.com, Kamis (2/2/2023).

Mengingat, lanjut Hensat, Surya Paloh telah bertemu sejumlah tokoh seperti pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di London yang terjadi pada Desember 2022 lalu.

Kemudian Surya Paloh juga telah bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 26 Januari 2023 yang akhirnya memunculkan isu reshuffle.

Hensat menilai bahwa Surya Paloh ingin menunjukan niatan baiknya membuka komunikasi dengan partai politik (parpol) dalam koalisi pemerintahan. Sekaligus, ingin menunjukan komitmen dukungan kepada Jokowi hingga 2024.

"Pertemuan Airlangga dengan Surya Paloh itu ingin menunjukan bahwa ada niat baik Surya Paloh untuk membuka komunikasi dengan partai politik dalam koalisi pemerintahan," kata Hensat.

Tentu saja, lanjut Hensat kejadian ini diawali dengan fokus satu orang yaitu Anies Baswedan. Sehingga, beragam pertemuan yang dilakukan Surya Paloh, termasuk Airlangga Hartarto kemungkinan memang membahas soal pencapresan Anies Baswedan.

"Pada pertemuan antara Airlangga dan Surya Paloh juga berbincang tentang pencapresan Anies Baswedan saya rasa iya," ungkapnya.

Selain itu, Hensat menyampaikan juga ada kemungkinan kompromi antara Surya Paloh dan Airlangga Hartarto. Terlebih, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tak kunjung mengumumkan calon presiden (capres) yang bakal diusung.

"Walaupun Golkar akan mendorong Airlangga Hartarto, tapi nampaknya tidak ada pergerakan-pergerakan berarti. Mungkin saja perbicangan itu juga membahas tentang Airlangga Hartarto atau Golkar yang mungkin saja bisa masuk ke Koalisi Perubahan sebagai wakil presidennya Anies Baswedan," jelasnya.

Lebih lanjut, Hensat mengungkapkan bahwa kompromi politik seperti yang ditunjukan Surya Paloh patut dicontoh. Menimbang tak adanya power karena threshold 20 persen dikuasi parpol penguasa.

"Menurut saya harus dibiasakan sebagai rakyat Indonesia yang tidak memiliki power apa-apa karena threshold 20 persen dikuasai oleh partai politik. Kalau 0 persen mungkin kita bisa melobi partai politik untuk mendorong jagoan kita sebagai calon presiden," ucapnya.

Adanya kompromi politik yang dilakukan Surya Paloh memungkinkan terjadinya kesepakatan dapat diubah kearah yang lebih positif, bukan hanya bagi Nasdem namun juga koalisi parpol lainnya.

"Semoga pertemuan Surya Paloh dan Airlangga Hartarto menghasilkan hal positif untuk Indonesia, bukan hanya untuk Golkar, untuk NasDem, dan Koalisi Perubahan tapi juga untuk Indonesia," kata Hensat.

Infografis Ragam Tanggapan Pertemuan Mengejutkan Surya Paloh - Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Trieyasni)

Tak Ada Bahasan Duetkan Airlangga-Anies di Pilpres 2024

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, tak ada pembahasan atau tawaran menduetkan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan bakal capres Partai NasDem Anies Baswedan pada pertemuan Surya Paloh dan Airlangga.

"Enggak ada. Saya tidak bisa katakan peluangnya seperti apa," kata Lodewijk di Kantor DPP Partai Golkar, Rabu 1 Ferbruari 2023.

Menurut Lodewijk, Golkar tetap fokus pada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Meskipun belum mendeklarasikan capres dan cawapres.

"KIB kita masih belum berbicara siapa calon Presiden siapa Cawapresnya. Kita masih berbicara di internal ya Pak Airlangga. Tapi namanya politik ya manuver itu ada saja, misal ada yang mendekati PPP, PAN ya itulah proses yang namanya ingin matching," kata dia.

Meski KIB belum final memutuskan nama capres, Lodewijk menyatakan Partai Golkat masih satu suara mencalonkan nama Airlangga sebagai Capres. Namun, ia mengakui PAN dan PPP belum satu suara terkait nama capres KIB

"Tapi kita Golkar tetap konsisten dengan calon yang diusung, yaitu Airlangga. Sejauh mana PPP atau PAN kan beda. Dia punya kebijakan sendiri terkait dengan itu," pungkasnya


Kata Demokrat dan PKS

Ketum NasDem Surya Paloh dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto menggelar jumpa pers usai pertemuan di Markas DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Kepala Badan Komunikasi Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menyatakan NasDem telah berkomunikasi dengan parpol di Koalisi Perubahan sebelum pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

“Pertemuan itu merupakan rencana yang sudah dikomunikasikan dengan kami,” kata Herzaky saat dikonfirmasi.

Demokrat, menurut dia, justru menyambut baik dan berharap Golkar bisa bergabung ke Koalisi Perubahan.

“Demokrat mendukung pertemuan ini karena jika ada partai lain yang juga ingin ikut serta dalam Koalisi Perubahan ini, Demokrat akan menyambut baik,” kata dia.

Herzaky menegaskan pertemuan Paloh-Airlanga tidak dapat diartikan Koalisi Perubahan goyah. Ia memastikan ketiga partai kompak dan sudah satu napas.

“Kami bertiga sudah satu nafas. Nasdem dengan prinsip restorasi. PKS dengan semangat perubahan. Begitu juga Demokrat dengan semangat perubahan dan perbaikannya,” kata dia.

Apalagi, lanjutnya, Koalisi Perubahan merupakan koalisi pertama yang sudah memenuhi ambang batas presiden 20 persen.

“Dan jelas siapa calon presiden yang bakal diusung. Kalau-kalau ada teman-teman parpol lain yang mungkin masih galau, kami terbuka untuk menerimanya. Yang terpenting, parpol yang mau bergabung, harus menerima karakter perubahan dari koalisi ini. Harus bisa menyesuaikan,” ungkapmya.

Prinsipnya, bagi Demokrat, Koalisi Perubahan adalah koalisi yang terbuka dan memiliki cara pandang dan komitmen yang sama, saling menguatkan, bukan saling melemahkan.

“Kami ke depannya juga mungkin saja bersilaturahmi dan berkunjung ke teman-teman Golkar atau parpol-parpol lainnya,” pungkasnya.

Senada, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nabil Ahmad Fauz menyatakan tidak ada masalah dengan pertemuan Paloh-Airlangga.

“Soal langkah masing-masing parpol, tentu kewenangan masing-masing. Jadi kami tidak ada masalah soal itu,” kata Nabil saat dikonfirmasi,” Kamis (2/1/2023).

Nabil menyebut tiga partai di Koalisi Perubahan kompak dan baik-baik saja. “Koalisi baik-baik saja,” tandasnya.

Respons PPP

Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arwani Thomafi turut mengapresiasi pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dia menilai, pertemuan itu menjadi suatu proses dalam menghadapi pemilu 2024.

"Kemarin kita juga mendengar ketua umum NasDem berkunjung ke partai Golkar. Jadi ini adalah satu bagian yang bisa jadi merupakan satu capture sendiri di perjalanan partai-partai menghadapi pemilu 2024," kata Arwani, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis (2/2/2023).

Dia bahkan menyebut, kunjungan Surya Paloh ke Kantor Partai Golkar akan dibahas di internal Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Bisa jadi akan kita masukkan ke dalam capture KIB untuk kita bahas perkembangan yang terkait dengan kunjungan bapak Ketum NasDem di partai Golkar," ungkapnya.

Arwani mengaku tak ada kekhawatiran atas pertemuan Airlangga-Surya Paloh. Menurutnya, kunjungan tersebut hanya bersifat diskusi tentang persoalan bangsa.

"Saling berkunjung saling berdiskusi bukan sebuah ketakutan yang harus kita rasakan, kita semua. Sekali lagi kami merasa bersyukur semakin hari semakin antar partai itu bisa saling ketemu bisa saling diskusi membahas masa depan bangsa Indonesia ini dengan baik," tuturnya.

Pada akhirnya, masing-masing partai punya pilihan sendiri, dinamika tersendiri, dan itu merupakan hak politik masing masing partai. Tetapi bahwa mereka saling bertemu, saling berdiskusi, saling berkunjung ini sesuatu yang bagus dan sesuatu yang harus kita ambil suatu kesimpulan bahwa inilah Indonesia.

"Jadi insya Allah menghadapi 2024 itu dengan kepala dingin. Masing masing punya target, masing-masing capaian tetapi di antarkan dengan saling menghargai, saling menghormati dan pada akhirnya terasa enak kita lihat dan masyarakat senang melihatnya," imbuh Arwani.

 

Infografis 3 Poin Penting Pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya