Direktur Utama Woori Finance Indonesia Hyeok Jin Seo Mengundurkan Diri

Woori Finance Indonesia (BPFI) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setelah Direktur Utama Perseroan Hyeok Jin Seo mengundurkan diri.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Feb 2023, 06:15 WIB
Woori Finance Indonesia mengumumkan pengundiran diri Direktur Utama Perseroan Hyeok Jin Seo.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Woori Finance Indonesia Tbk (BPFI) mengumumkan pengunduran diri salah satu manajemen perseroan. Pada 31 Januari 2023, perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Hyeok Jin Seo dari jabatannya selaku Direktur Utama PT Woori Finance Indonesia Tbk.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/2/2023), pengunduran diri tersebut akan berlaku efektif sejak diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan diselenggarakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menyusul pengumuman tersebut, saham BPFI ditutup turun 70 poin atau 12,5 persen ke posisi 490 pada perdagangan hari ini, Kamis 2 Februari 2023. Saham BPFI dibuka pada posisi 525 dan bergerak pada rentang 490—525.

Melansir data RTI harga saham BPFI telah terkoreksi 13,27 persen dalam sepekan. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham BPFI turun 45,35 persen.

Hyeok Jin Seo merupakan warga negara Korea Selatan, lahir pada 1968 dan meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis dari Chung-Nam National University, Korea pada 1992. Hyeok Jin Seo mengawali karier sebagai Kepala Cabang di Bank Industri Korea pada 1992—1994.

Dia kemudian menjabat posisi Manajer Senior Perencanaan Strategis dan Manajer Senior Manajemen Keuangan di Peace Bank of Korea, Woori Credit Card pada 1994—2004.

Perjalanan karier berlanjut ke Woori Bank sebagai Manajer Keuangan pada 2004—2013, lalu menduduki posisi sebagai Kepala Bagian Departemen Perencanaan SDM, Penjualan dan Pemasaran pada 2013—2022. Hyeok Jin Seo bergabung dengan PT Woori Finance Indonesia Tbk sebagai direktur utama sejak September 2022.

 

 


Perusahaan Korea Selatan Woori Card Akuisisi 82,03 Persen Saham BPFI

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) mengumumkan rencana perubahan pemegang saham pengendali kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini seiring perusahaan Korea Selatan Woori Card Co Ltd membeli 82,03 persen saham BPFI.

Mengutip keterbukaan informasi BEI, ditulis Rabu (9/3/2022), PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) selaku pemilik atas 1.984.557.870 saham atau 74,22 persen dari seluruh modal yang telah disetor dalam perseroan bersama dengan beberapa pemegang saham lainnya telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan Woori Card Co pada 4 Maret 2022.

PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk bersama dengan pemegang saham lainnya setuju untuk menjual dan mengalihkan sebanyak 2.193.552.006 atau 82,03 persen dari seluruh modal yang telah disetor dalam BPFI kepada Woori Card Co Ltd setelah terpenuhinya seluruh prasyarat yang diatur dalam perjanjian jual beli saham bersyarat.

Dalam pengumuman tertulis ke BEI, Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Finance Tbk, Markus Dinarto Pranoto menyatakan, rencana perubahan kepemilikan atas perseroan dilakukan melalui penjualan atas saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan yang mengakibatkan berubahnya kepemilikan mayoritas perseroan kepada calon pengendali baru.

 


Tunduk Aturan OJK

Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perseroan menyatakan rencana perubahan kepemilikan tunduk kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di antaranya kewajiban untuk memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penilaian kemampuan dan kepatutan kepada calon pengendali baru, dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan. Hal itu seperti disyaratkan berdasarkan Peraturan OJK Nomor 47/POJK.05/2020 tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan pembiayaan dan perusahaan pembiayaan syariah.

“Perseroan, para penjual dan calon pengendali baru akan memenuhi seluruh ketentuan dan persyaratan sehubungan dengan penjualan dan pengalihan saham perseroan oleh penjual kepada calon pengendali baru sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang berlaku, termasuk ketentuan Peraturan OJK Nomor 9/POJK.04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka,” tulis perseroan.

Adapun Woori Card Co Ltd, perusahaan yang didirikan di Korea Selatan. Mengutip Bloomberg, Woori Card Co Ltd menyediakan layanan keuangan. Perseroan menawarkan layanan penjualan kredit, penarikan tunai, revolving, dan pinjaman kartu. Woori Card melayani pelanggan di seluruh dunia.

Berdasarkan data RTI, pemegang saham BPFI per 31 Januari 2022 antara lain PT Batavia Prosperindo Internasional sebesar 74,22 persen, masyarakat 12,32 persen, Suzanna Tanojo sebesar 7,43 persen, UOB Kay Hian Pte Ltd sebesar 6,03 persen.

 


BPFI Jadi Pengendali Baru

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Woori Card Co Ltd, perusahaan asal Korea Selatan kini menjadi pengendali baru di PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI). Hal ini setelah PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII) melepas kepemilikan sahamnya di BPFI.

Dalam laporan PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), disebutkan perseroan sebagai penjual dan Woori Card Co Ltd selaku pembeli telah melakukan crossing di bursa atau pengalihan hak kepemilikan atas 1.658.927.126 saham BPFI.

Jumlah saham itu setara 62,039 persen dari seluruh modal yang telah ditempatkan dan disetor dalam PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.

Rincian crossing saham pada 31 Agustus 2022 itu antara lain sebanyak 1.361.465.218 saham dengan harga Rp 655 per saham dan sebanyak 297.461.908 saham dengan harga Rp 654 per saham. Nilai transaksi penjualan saham tersebut Rp 1,08 triliun.

Dalam keterbukaan informasi BEI yang dikutip Minggu, (4/9/2022), Direktur Utama PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk, Rudi Setiadi menuturkan, tujuan transaksi untuk meningkatkan performa keuangan perseroan.

“Dengan melakukan penjualan dan pengalihan hak kepemilikan atas saham yang dijual, perseroan akan menggunakan dana hasil transaksi untuk diinvestasikan apda berbagai instrument keuangan yang dapat memberikan tambahan pendapatan dari hasil investasi bagi perseroan,” tulis dia.

Selain itu, perseroan dapat lebih fokus pada pengembangan usaha pada entitas anak perseroan pada bidang usaha manajer investasi, asuransi umum dan jasa transportasi serta melihat potensi usaha baru yang dapat meningkatkan nilai perseroan ke depan.

“Dampak transaksi ini adalah terjadinya perubahan pengendali terhadap BPFI dari pengendali yang lama yaitu perseroan menjadi Woori Card Co Ltd sebagai pengendali yang baru,” tulis dia.

 S

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya