Liputan6.com, Gorontalo - Hujan yang mengguyur wilayah Provinsi Gorontalo sepekan terakhir ini membuat sejumlah petani mengeluh, terutama para petani buah tomat. Meski tomat jadi mahal, namun kondisi ini menyulitkan petani.
Sebab, saat musim hujan seperti ini, banyak pohon tomat mereka yang rusak. Selain rusak karena hujan, buah tomat sangat cepat terkena jamur dan membusuk.
Baca Juga
Advertisement
"Musim hujan kalau setiap hari seperti ini memang musuh kami. Pohon tomat banyak yang tumbang," kata Dedy salah satu petani tomat di Gorontalo.
"Paling parah itu adalah, jamur buah. Ketika hujan pasti jamur cepat berkembang, maka sudah bisa dipastikan akan terjadi busuk buah pada tomat," tuturnya.
Kalau sudah begini kata Dedy, dirinya hanya bisa pasrah dengan keadaan. Bahkan dirinya mencoba menjemput bola dengan cara menyemprot tanaman dengan pestisida organik agar jamur tidak bergembang.
"Biasanya saya antisipasi dengan lakukan penyemprotan. Meski tidak begitu maksimal, minimal ada yang terselamatkan," ungkapnya.
"Bagi saya pasrah saja, hujan juga ini kan bukan buatan manusia," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Simak juga video pilihan berikut:
Naiknya harga tomat pun dirasakan Inang, salah satu pelaku usaha rumah makan di Kota Gorontalo. Menurutnya, kenaikan harga tomat di Gorontalo saat musim hujan begitu signifikan.
Harga tomat yang biasanya di kisaran Rp6.000 per kilogram, kini berada di harga Rp12 ribu per kilogram. Itu artinya kenaikan harga tomat saat musim hujan dua kali lipat dari yang biasanya.
"Kenaikan harga tomat saat musim hujan bisa sampai Rp6.000 per kilo gram. Belum lagi harga bahan pokok lain yang juga pada naik," tuturnya.
"Mungkin karena hujan siang malam, pengaruhnya di harga tomat ya. Mudah-mudahan cepat stabil lagi," ia menandaskan.
Perlu diinformasikan, jika Provinsi Gorontalo sampai dengan saat ini tengah diguyur hujan siang dan malam. Musim penghujan tersebut sudah terjadi sejak akhir januari lalu.
Advertisement