Liputan6.com, Jakarta - Valentine's Day tidak lama lagi. Meski masih 11 hari lagi, sebagian pasangan mulai mempersiapkan hadiah Valentine untuk diberikan kepada orang terkasih.
Biasanya, coklat dan bunga menjadi hadiah umum yang diberikan kepada pasangan atau orang terdekat di Hari Kasih Sayang.
Advertisement
Coklat hingga Pakaian Dalam Sebagai Ide Kado Valentine di Korea Selatan
Di Korea Selatan, pada Hari Valentine 14 Februari, perempuan memberikan cokelat kepada pria sebagai tanda kasih sayang.
Secara tradisional, pria yang menerima hadiah ini akan memberikan hadiah sebagai balasannya pada bulan berikutnya di White Day, yaitu 14 Maret.
Banyak toko swalayan memasang pajangan besar di depan toko mereka, dengan fokus utama pada cokelat dan permen cokelat seperti Ferrero Rocher, Twix, dan Chupa Chups.
Toko-toko ini berdiri kira-kira dari minggu sebelum Hari Valentine hingga minggu setelah Hari Putih.
Selain cokelat dan permen, banyak pula pengiklan yang memanfaatkan dua tanggal tersebut untuk menawarkan perhiasan, pakaian dalam, dan hadiah sentimental lainnya di awal musim.
Tradisi Valentine di Jepang Memberikan Cokelat Putih
Sebetulnya, White Day pertama kali dirayakan lebih dari 35 tahun yang lalu di Jepang. White Day adalah giliran pria untuk menunjukkan kasih sayangnya yang manis dengan hadiah yang manis.
Hadiah yang diberikan di Hari Putih juga berwarna putih, seperti cokelat putih dan pakaian dalam, yang diberikan oleh Pria sebagai jawaban atas hadiah Hari Valentine dari perempuan seperti melansir Asia Society.
Perhiasan hingga Sex Toy di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, hadiah Valentine cukup beragam. Menurut data National Retail Federation dan Prosper Insights & Analytics beberapa hadiah yang direncanakan oleh milenial yang disurvei adalah:
- Permen: 57 persen
- Kartu ucapan: 40 persen
- Bunga: 37 persen
- Keluar malam: 32 persen
- Perhiasan: 21 persen
- Kartu hadiah: 20 persen
- Pakaian: 19 persen.
Kelompok usia 25 hingga 34 merencanakan untuk menghabiskan uang rata-rata $238 atau Rp3,5 juta di Hari Valentine.
Tak jarang pula, di hari kasih sayang ini para pasangan memberi hadiah berbau seks seperti kondom, dildo, vagina buatan, minyak pelumas untuk seks, alat getar, dan mainan seks lainnya, mengutip Manofmany.
Advertisement
Larangan Hadiah Valetine Kondom di Filipina
Berbeda dengan Amerika Serikat, di Filipina hadiah kondom untuk Hari Valentine ditentang oleh kelompok gereja.
Pada 2015, kelompok gereja itu mencoba membujuk orang untuk menukar alat kontrasepsi dengan kesucian dan cokelat.
Pasar bunga di Manila menjadi lokasi di mana kelompok gereja Katolik meminta agar kondom gratis diganti dengan cokelat dan permen.
"Tukarkan kondom Anda dengan permen, #WeKeepLoveReal," bunyi tulisan yang dibawa oleh sukarelawan dari kelompok advokasi Kristen Filipinos for Life.
"Kondom mengirimkan pesan yang salah bahwa Valentine adalah tentang seks, padahal itu benar-benar tentang cinta," kata relawan Anna Cosio kepada AFP.
DTK Health, produsen kondom terbesar di negara itu, berencana membagikan 40.000 kondom selama akhir pekan, kata kepala pemasaran perusahaan Emmanuel Alfonso kepada AFP.
Menawarkan kondom gratis di samping kios yang menjual karangan bunga mawar merah, balon, dan cokelat untuk Hari Valentine akan membantu menghapus stigma yang melekat pada alat kontrasepsi, kata Alfonso.
Gereja Katolik ultra-konservatif di negara itu terus berkhotbah menentang kontrasepsi, menyamakan penggunaannya dengan aborsi.
Di Indonesia
Perayaan Hari Valentine tidak selalu berjalan mulus di beberapa negara. Ada sederet negara di dunia yang tidak mendukung perayaan ini.
Contohnya di Indonesia, tahun lalu menyebar berita soal razia kondom jelang Hari Valentine. Razia kondom di sejumlah minimarket dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Makassar.
Kepala Satpol PP Makassar, Iqbal Asnan mengatakan, tidak ada razia kondom di sejumlah minimarket saat malam Valentine. Ia menegaskan pada saat itu hanya memberikan imbauan dan edukasi kepada pelaku usaha agar tidak memajang kondom yang dapat dilihat oleh anak di bawah umur.
"Itu bukan razia. Kita melakukan edukasi-edukasi dan imbauan kepada pelaku usaha seperti supermarket untuk tidak menjual alat kontrasepsi kepada anak-anak di bawah umur," ujarnya kepada Merdeka, Selasa 15 Februari 2022.
Dia menegaskan pada saat itu juga tidak melakukan penyitaan kondom yang dijual sejumlah minimarket. Ia menyebut tidak ada larangan penjualan kondom, hanya saja pelaku usaha harus mengerti kondom tidak boleh diperjualbelikan kepada anak di bawah umur.
Advertisement