Konstruksi Lokal Menggeliat, IKM Bahan Bangunan Berpeluang Ambil Bagian Membangun Infrastruktur

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh kami dari Dirjen IKMA tahun 2022 diperoleh data 5 material yang paling dominan yang digunakan diproyek infrastruktur.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Feb 2023, 17:00 WIB
Sebanyak 12 tower berupa rumah susun (rusun) dengan teknologi modular tersebut sudah siap dimanfaatkan untuk jadi tempat tinggal bagi para pekerja konstruksi di proyek IKN Nusantara.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan kebutuhan bahan bangunan terus meningkat seiring dengan perbaikan sektor properti dan konstruksi dimasa pemulihan pandemi covid 19. Data  Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin mencatat jika sektor real estate dan konstruksi sebagai pengguna produksi bahan bangunan di tahun 2022 dapat tumbuh masing-masing 2,78 persen dan 2,81 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY).

“Selain itu, indikasi peningkatan penggunaan bahan bangunan di Indonesia juga dapat dilihat dari struktur anggaran di RAPBN 2022, di mana infrastruktur menempati urutan ke 3 dengan besar anggaran mencapai Rp 384,8 triliun,” Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan (PFBB) Kemenperin, Yedi Sabaryadi yang disampaikan Pejabat Fungsionalis, Tri Harsono di Rakernas Himpunan Usahawan Mikro Kecil Menengah Bangunan Nasional Indonesia (HUNI), di Favehotel, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (2/2/2023).

Jika dilihat dari sisi ekspor impor, kinerja ekspor barang galian non logam termasuk di dalamnya barang bangunan, meningkat pada periode tahun 2021. Namun demikian di periode yang sama, nilai impor industri barang galian non logam juga meningkat tajam sebesar 34,8 persen. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir nilai impor selalu lebih tinggi dari nilai ekspor, yang menandakan bahwa pasar dalam negeri masih besar yang dipenuhi dari barang-barang ekspor.

“Terlepas dari data ekspor dan impor, jika melihat peluang kontribusi IKM bahan bangunan di pasar dalam negeri, terdapat beberapa komoditas bahan bangunan yang diproduksi oleh IKM yang dapat ditingkatkan penetrasi pasarnya. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh kami dari Dirjen IKMA tahun 2022 diperoleh data 5 material yang paling dominan yang digunakan diproyek infrastruktur. Material tersebut yaitu semen, krikil, batu bata, keramik, termasuk di dalamnya produk turunan bahan bangunan seperti readymix dan tulangan beton. Dari hasil survey pada kajian tersebut disebutkan bahwa IKM bahan bangunan berperan dalam pengadaan bahan bangunan pada proyek mereka,” terang Yedi lagi.

Ia menjelaskan, pada tahun 2021 Direktoratnya mempunyai nomenklatur Direktorat IKM Pangan Barang dari Kayu dan Furniture. Kini Nomenklaturnya berubah menjadi Direktorat IKM Pangan Furniture dan Bahan Bangunan (PFBB).

Perubahan ini menandakan bahwa jajarannya mendapat tugas baru untuk membina IKM bahan bangunan. Dan selama tahun 2022 sendiri, Direktorat IKM PFBB telah melaksanakan beberapa program yang berkaitan dengan IKM bahan bangunan.

“Program unggulan yang pertama adalah kajian potensi pembinaan dan pengembangan industri bahan bangunan. Secara garis besar kajian ini menghasilkan informasi material dominan yang dipakai oleh proyek pembangunan infrastruktur dan tipologi IKM bahan bangunan Indonesia sehingga menghasilkan beberapa usulan program pembinaan dari berbagai aspek strategisnya,” terang Yedi lagi.

 


Disambut Pengusaha

Pejabat Fungsionalis, Tri Harsono di Rakernas Himpunan Usahawan Mikro Kecil Menengah Bangunan Nasional Indonesia (HUNI), di Favehotel, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (2/2/2023).

Upaya-upaya ini tentunya disambut baik para usahawan IKM yang tergabung dalam HUNI. Ketua Umum HUNI, Sudrajat mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah-langkah pemerintah yang terus mendorong berkembangnya IKM bahan bangunan di tanah air.

Untuk itu seluruh anggota HUNI siap untuk berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur maupun hunian yang menjadi proyek pemerintah maupun swasta di seluruh pelosok Indonesia.

“Sejalan dengan kebijakan pemerintah, HUNI siap berperan aktif dalam pembangunan strategis nasional dan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia. Maka dari itu HUNI menggelar Rakernas dengan tema ‘HUNI Siap Membangun Indonesia’. Setelah Rakernas Pertama kami ini, diharapkan HUNI bisa bersinergi dengan pihak pemerintah maupun swasta disemua sektor industri maupun konstruksi dengan menyediakan tenaga konstruksi yang terampil dan bersertifikat dibidangnya. Dengan demikian HUNI bisa ikut serta Membangun Indonesia,” terang Sudrajat.

Di kesempatan yang sama, Ketua Pengawas HUNI, Daniel Gilrandy Tirasbudi menambahkan, HUNI terbentuk tahun 2021 silam dan baru mendapatkan legitimasi yang sah dari pemerintah di tahun 2022. Untuk itu, guna menyelaraskan program organisasi dengan program pemerintah, Rakernas ini digelar.

“HUNI lahir dengan tujuan utama meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang konstruksi bangunan. Karena kita tidak ingin ke depannya hanya bahan bangunannya saja yang bagus. Kita mau jaga dua-duanya. Material bangunan dalam negeri kita jaga kualitasnya untuk bersaing secara global, begitu juga dengan pekerjanya. Dengan demikian, kedepan kami berharap produk bangunan yang diekspor nantinya tidak hanya bahan bangunannya, tapi juga tenaga konstruksinya,” terang Daniel.

 


Pekerja Konstruksi Dilengkapi Keterampilan

Sebanyak 12 tower berupa rumah susun (rusun) dengan teknologi modular tersebut sudah siap dimanfaatkan untuk jadi tempat tinggal bagi para pekerja konstruksi di proyek IKN Nusantara.

Daniel menjelaskan, peningkatan kualitas SDM di bidang Konstruksi berperan penting dalam menggerakan roda perekonomian nasional yang sempat terpuruk akibat pandemi. Peristiwa-peristiwa gagal konstruksi juga dapat diminimalisir jika pekerja yang terlibat dalam sebuah pembangunan sudah tersertifikasi.

Karena itu HUNI berharap, kedepannya semua pekerja di bidang konstruksi melengkapi diri dengan keterampilan yang mumpuni dan dapat dibuktikan dengan sertifikasi yang sah dari pemerintah.

“Gagal konstruksi tidak hanya merugikan dari sisi ekonomi. Nyawa juga bisa jadi taruhannya. Sebagai contoh, kejadian gagal konstruksi atap bangunan baja ringan. Dengan penggunaan bahan bangunan baja ringan yang sudah bersertifikat SNI dan dipasang oleh aplikator yang juga sudah bersertifikat, kejadian seperti itu bisa dihindari. Untuk itu kami berharap, HUNI nantinya jadi tolak ukur standar para pekerja kontruksi di tanah air. Dengan demikian segala kerugian yang timbul dalam sebuah pembangunan dapat dihindari,” terang Daniel lagi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya