Liputan6.com, Jakarta Selama tiga tahun terakhir, sektor pariwisata sangat terpukul akibat pandemi Covid-19, termasuk di kawasan ASEAN.
Oleh sebab itu, untuk kembali membangkitkan kejayaan sektor pariwisata, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyatakan negara-negara ASEAN perlu memperbanyak penyelenggaraan acara (event) internasional untuk menggaet wisatawan.
Advertisement
“Keberhasilan penyelenggaraan event internasional adalah salah satu bukti kesiapan negara ASEAN untuk kembali menjadi magnet bagi wisatawan dunia, serta menunjukkan bahwa kita mampu terus beradaptasi dan berkompetisi, menuju pariwisata yang lebih berkualitas di masa yang akan datang,” kata Ma’ruf saat membuka ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023, Yogyakarta, Jumat (3/3/2023).
Adanya penyelenggaraan ATF 2023, ia harapkan dapat melahirkan aksi nyata melalui kerja sama antarpemimpin sektor pariwisata di kawasan ASEAN, untuk mempercepat kebangkitan industri pariwisata dan merealisasikan Travel Exchange 2023.
“Saya berharap, forum ini menjadi pengobar semangat kebangkitan pariwisata di ASEAN, selain menjadi wadah diskusi dan formulasi kebijakan serta program nyata pengembangan pariwisata yang lebih praktis, terarah dan berorientasi masa depan,” pintanya.
Lebih lanjut, Ma’ruf menaruh harapan besar bahwa sektor pariwisata akan mengokohkan kawasan ASEAN sebagai kawasan yang stabil serta mampu menjadi penyokong stabilitas perekonomian dunia.
“Saya mengajak kita bersama-sama membangun pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif, melibatkan usaha mikro dan kecil, kaum perempuan, dan generasi muda,” ajaknya.
Menurut Ma’ruf, saat ini adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan daya saing sektor pariwisata melalui berbagai inovasi dan kreativitas, serta transformasi ke arah digital.
“Semoga sektor pariwisata semakin produktif dan mampu memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi kawasan,” harapnya.
Pemulihan
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa ATF 2023 mengusung tema “ASEAN: A Journey to Wonderful Destinations”. Menurutnya tema ini merepresentasikan semangat pemulihan sektor pariwisata di kawasan ASEAN.
“Kata ‘journey’ (perjalanan) merefleksikan jalan untuk merekonstruksi dan mereformulasi sektor pariwisata untuk lebih adaptif pada situasi saat ini dan yang akan datang,” ujarnya.
Adapun mimpi sederhananya, tutur Sandi, adalah untuk membangun destinasi wisata yang indah dan memiliki ketahanan, aman, dan berkelanjutan.
“Untuk meraih mimpi ini, saya mengusulkan kepada Anda semua tiga mantra kebijaksanaan. [Pertama] kita harus memiliki gerak cepat (gercep), kedua kita harus membangun kerja kolaboratif atau gerak bersama (geber), dan yang ketiga menggarap semua potensi online untuk menciptakan lapangan kerja (gaspol),” paparnya.
Advertisement