Liputan6.com, Jakarta Di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo, hingga akhir 2022 tercatat telah membangun 1.041.894 unit Rumah Tinggal Layak Huni bagi warga miskin di Jawa Tengah.
Capaian tersebut tak hanya bersumber dari APBD saja, namun dari anggaran pemerintah pusat dan pemkab atau pemkot. Selain itu, pihak lain juga turut bekerja sama dengan Pemprov Jateng, seperti Baznas, perusahaan swasta, BUMN, dan BUMD.
Advertisement
Salah seorang warga yang mendapatkan bantuan rumah sehat layak huni adalah Aris Winarto. Warga RT 6/6, Dusun Bumi Jaya, Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap itu sangat bersyukur dengan kondisi rumahnya sekarang.
Atap bocor saat hujan tak lagi terjadi serta rumahnya pun makin luas. Dengan kata lain, berkat program RTLH rumahnya menjadi semakin layak ditinggali.
Aris pun mengucapkan terima kasih kepada Ganjar Pranowo, karena telah mendapatkan bantuan RTLH ini.
"Sak niki (sekarang) enak. Terima kasih banget kalih (sama) Bapak Ganjar. Terima kasihlah," kata Aris, Jumat (3/2/2023).
Ia mengatakan bahwa dengan kondisi rumahnya saat ini, keluarganya bisa tinggal dengan nyaman. Mulai dari kerangka atapnya yang kokoh, dinding rumah yang telah diganti tembok setengahnya, serta lantainya pun sudah disemen.
"Dadi mandan (jadi lebih) kuat. Dadi omber kados niki (lebih luas seperti sekarang). Ora patek sesek banget (tidak begitu sempit)," tutur Aris.
Ia pun bercerita, dahulu rumahnya sempit dan kerap bocor saat hujan. Hal itu terjadi karena atapnya telah rapuh, dindingnya masih berbahan dasar kayu, dan lantainya masih tanah.
Tak hanya itu, ketika Aris mendapat giliran menggelar acara, rumahnya kerap tak cukup.
"Angger enten arisan atau RT-an, kula nelangsa banget (kalau di rumah ada kegiatan arisan, kumpulan RT, saya sedih)," katanya.
"Pas lagi jawah, wonge katah, ora cukup, sampai mlebu nang dapur (saat hujan, orang-orangnya banyak, tidak cukup sampai harus masuk di dapur). Astagfirullahaldzim, Ya Allah. Lha wontene kados niku, lha kepripun malih (adanya seperti itu, bagaimana lagi)," lanjutnya.
Kini, rumahnya tampak nyaman karena dindingnya sudah terbuat dari bata dan kayu yang terpasang di sekeliling rumah. Lantai rumahnya pun sudah semen dan atap sudah dilindungi oleh asbes.
"Kula nggih sagete estafet. Umpamane gadah satitik, terapna. Benjang, ngumpulke malih, terapke maning (Mampunya saya ya estafet atau pelan-pelan). Istilahe mboten bruk. Estafetlah (istilahnya, tidak langsung. Pelan-pelan). Caranya kui, sekedik, sakedik (caranya itu, sedikit-sedikit)," ungkap Aris.
(*)