Liputan6.com, Jakarta Sebuah HP iPhone generasi pertama yang masih di dalam boks dan belum dibuka kemasan plastiknya sejak pertama kali dirilis 2007 muncul di acara lelang.
Masih tersimpan apik di dalam boks penjualannya, lelang iPhone generasi pertama ini ditaksir akan tembus harga USD 50,000 atau Rp 754 juta.
Advertisement
Adapun HP iPhone pertama tersebut milik Karen Green, sebagaimana dilansir Business Insider, Sabtu (4/2/2023).
Green mengatakan, dia mendapatkan iPhone tersebut sebagai hadiah dari teman-temannya saat memulai pekerjaan baru.
Karena sudah memiliki ponsel baru, dan iPhone tidak kompatible dengan jaringan seluler miliknya kala itu dia pun memutuskan untuk menyimpannya.
Alih-alih membuka kotak kemasan iPhone itu, Green menyimpannya di dalam sebuah lemari hingga bertahun-tahun.
Baru pada Oktober, Green mendengar kabar iPhone generasi pertama dari 2007 terjual seharga USD 39339.60 atau Rp 593 jutaan.
Green yang berprofesi sebagai artis tato kosmetik itu langsung menghubungi badan LCG Auctions, dimana rumah lelang itu menangani penjualan.
"Kami mendapat telepon dari semua orang, tetapi 99 persen dari mereka tidak memiliki hal sama," kata pendiri LCG Auctions, Mark Montero kepada Business Insider.
LCG Auctions menaksir harga lelang iPhone generasi pertama yang meluncur pada 2007 ini akan tembus hingga USD 50.000 ke atas.
Saat ini proses lelang tersebut sudah dibuka sejak Kamis (2/2/2023) dan akan berakhir pada 19 Februari 2023.
Spesifikasi iPhone Generasi Pertama
Lebih lanjut, iPhone generasi pertama ini memiliki layar berukuran 3,5 inci dengan resolusi layar 480x320 piksel. Memang layar tersebut terlihat sangat kecil untuk ukuran smartphone, tetapi tidak demikian jika dibandingkan ponsel-ponsel lain di masa itu.
Selain itu, iPhone generasi pertama yang memiliki RAM 128MB dengan ruang penyimpanan yang jauh lebih kecil dari iPhone saat ini, yakni 4GB, 8GB, dan 16GB.
iPhone pertama juga hanya dibekali dengan kamera belakang beresolusi 2MP dan tidak terdapat kamera depan pada smartphone tersebut.
Beberapa waktu setelahnya, barulah Apple meluncurkan iPhone 4 yang menghadirkan kamera depan untuk video call dan mereka yang menyukai selfie.
iPhone pertama juga memiliki banyak keterbatasan, misalnya tak memiliki App Store. Dikabarkan, App Store baru meluncur satu tahun setelahnya, sehingga aplikasi di dalamnya pun masih sangat terbatas.
Saat itu, iPhone pertama juga hanya mendukung koneksi jaringan EDGE, sehingga butuh beberapa menit untuk mengakses sebuah laman.
Advertisement
Pendapatan Apple Jeblok Gara-Gara Penjualan iPhone 14 Pro Seret
Di sisi lain, Apple baru saja mengungkap laporan keuangan mereka Q1 2023 dimana perusahaan mengantongi keuntungan USD 117,2 miliar (Rp 1,749 triliun).
Angka ini turun 5 persen dari pendapatan year on year (YoY), dan untuk pertama kalinya sejak 2019.
Penurunan ini diyakini terkait dengan penjualan iPhone, dimana awal November perusahaan yang dipimpin Tim Cook itu menyebutkan ada kendala terhadap iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max.
Kala itu, Apple memberitahukan pengguna harus menunggu lebih lama hingga duo iPhone 14 Pro tersebut mulai tersedia secara bebas di toko.
Akibatnya, pengguna Apple kesulitan mencari kedua iPhone 14 Pro tersebut di toko offline menjelang libuarn Natal dan akhir Tahun.
Selain masalah pasokan, dan konsumen yang berhati-hati dalam belanja di tengah kondisi ekonomi serba tak pasti ini menyebabkan pendapatan iPhone turun sebesar 8 persen.
"Saat kita terus menghadapi kondisi menantang, kami bangga memiliki jajaran produk dan layanan terbaik," ucap CEO Apple Tim Cook, dalam pernyataan resminya, Jumat (3/2/2023).
Dia menambahkan, "Seperti biasa, kami tetap fokus pada jangka panjang dan memimpin dengan nilai-nilai dalam segala hal yang kami biasa lakukan."
Penundaan iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max ini terkait erat dengan pembatasan ketat yang terjadi pada Foxconn, pabrik perakit iPhone di Tiongok.
Pada saat itu, para pekerja sempat bentrok dengan polisi selama protes dimana karyawan.
Dolar AS Menguat Tekan Apple
Akan tetapi, Apple menawarkan beberapa poin data mengenai harapan kinerja. Chief Financial Officer Luca Maestri menuturkan, pendapatan kuartal Maret 2023 akan memiliki tren penurunan yang sama dengan kuartal Desember 2022.
“Jasa diharapkan tumbuh, tetapi penjualan Mac dan iPad keduanya diperkirakan menurun dua digit dari periode tahun sebelumnya. Penjualan iPhone akan berkurang lebih sedikit pada kuartal Maret versus Desember,” tambah Apple.
Kuartal tersebut merupakan kegagalan yang mengejutkan oleh Apple, dan pertama kali labanya meleset dibandingkan harapan konsensus dalam hampir tujuh tahun. Fakatnya itu hanya kehilangan pendapatan kedua sejak Agustus 2017, dengan penjualan lebih dari tiga persen di bawah harapan konsensus.
Ini juga mewakiliki kemunduran dari kesuksesan Apple selama dua tahun terakhir didorong kebutuhan akan komputer baru untuk bekerja dan sekolah dari rumah. Kinerja tersebut menurupakan penurunan pendapatan kuartalan YoY Apple sejak 2019, dan penurunan pendapatan kuartalan tahunan terbesar sejak September 2016.
Kepada CNBC, Cook menuturkan, kinerja yang meleset sebagian karena dolar AS yang menguat. Ia mengatakan, Apple tumbuh di sebagian pasar. Cook menambahkan, pasokan iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Max berkurang signifikan selama kuartal tersebut yang berarti lebih sedikit ponsel untuk dijual ke pelanggan. Pabrik perakitan iPhone utama di China dipengaruhi oleh penguncian COVID-19 selama kuartal tersebut. Ini peringatan yang diberikan kepada investor sejak November.
“Kami mengeluarkan pembaruan tentang itu pada 6 November dan itu berlangsung hingga sebagian besar pada Desember,” ujar Cook.
(Ysl/Dam)
Advertisement