Menkes Budi: Masuknya Dokter Ahli dan Informasi Baru Kanker Belum Mulus

Masuknya dokter ahli dan informasi baru yang belum mulus jadi salah satu kendala layanan kanker.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 04 Feb 2023, 14:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri 'Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan RI dengan MD Andersen Cancer Centre' di RS Kanker Dharmais Jakarta pada Jumat, 3 Februari 2023. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Ada beberapa kendala terbesar dalam pelayanan kanker di Indonesia. Utamanya, terkait ketersediaan dokter ahli dan masuknya informasi baru seputar kanker yang dinilai belum kurang diperbarui.

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, kedua faktor di atas termasuk kategori keterbatasan pada sistem layanan kanker di Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dengan pihak lain untuk meningkatkan pelayanan kanker.

Contohnya di RS Kanker Dharmais Jakarta. Adanya kerja sama antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dengan The University of Texas MD Anderson Cancer Center diharapkan dapat dimanfaatkan oleh RS Kanker Dharmais.

Utamanya, dalam hal transfer pengetahuan (transfer of knowledge). Upaya ini mampu menambah pengetahuan dan kemampuan (skill) para dokter kanker di Indonesia.

"Harus ada transfer knowledge antara MD Anderson Cancer Center dan Dharmais. Itu ada keterbatasan di sistem kita, karena kadang-kadang masuknya dokter ahli dan informasi baru masih belum mulus ke Indonesia," kata Budi Gunadi saat konferensi pers Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan RI dengan MD Andersen Cancer Centre di RS Kanker Dharmais Jakarta pada Jumat, 3 Februari 2023.

"Dengan dukungan antara kesehatan, kita memastikan bahwa dokter-dokter ahli mau masuk, teknologi mau masuk, dan didukung dengan institusi terkemuka seperti MD Anderson Cancer Center ya kita harus welcome (sambut)."


Perlu Kerja Sama dengan Institusi Kanker

Ilustrasi Laboratorium - Image by Michal Jarmoluk from Pixabay

Budi Gunadi Sadikin juga meminta RS Kanker Dharmais Jakarta dapat meningkatkan pelayanan kanker. Apalagi rumah sakit tersebut sebagai rumah sakit rujukan nasional dan pengampu rumah sakit lain di Indonesia.

"Saya minta ke Dharmais untuk memberikan layanan cancer (kanker) itu ditingkatkan kualitasnya. Karena cancer adalah pembunuh nomor tiga (setelah jantung dan stroke) dan rising (peningkatan insidensi kasus) cepat sekali," ucapnya.

Selain itu, Menkes Budi Gunadi menekankan pentingnya menjalin kerja sama dengan pusat kanker atau institusi kanker ternama dari luar negeri. Salah satunya kerja sama dengan MD Andersen Cancer Centre.

"Kita merasa Indonesia perlu menghadiri dengan (kerja sama) insititusi terbaik di dunia supaya kualitas layanan kanker bisa kita tingkatkan. Kenapa harus ditingkatka? Karena cancer pembunuh nomor tiga di Indonesia," tambahnya.

Berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan) yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus dan kematian akibat kanker sampai dengan tahun 2018 sebesar 18,1 juta kasus dan 9,6 juta kematian di tahun 2018.

Sementara itu, data Globocan 2020, pada tahun 2020 di Indonesia terdapat 396.914 kasus baru kanker, dengan 234.511 kematian akibat kanker. Kematian akibat kanker diperkirakan akan terus meningkat hingga lebih dari 13,1 juta pada tahun 2030 jika tidak segera diantisipasi mulai sekarang.


Tingkatkan Layanan Kanker

Kanker | pexels.com/@anntarazevich

Kemenkes RI bekerja sama dengan The University of Texas MD Anderson Cancer Center, yang akan diwujudkan melalui Penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU). Acara penandatanganan akan dilaksanakan di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada tanggal 3 Februari 2023.

Rumah Sakit Kanker Dharmais ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan untuk menjadi pelaksana kerjasama tersebut karena Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai National Cancer Center Indonesia telah bekerja sama dengan National Cancer Center (NCC) di berbagai negara.

Saat ini, Rumah Sakit Kanker Dharmais telah menjadi pengampu nasional jaringan kanker untuk pengembangan layanan kanker, pelatihan dan pendidikan para ahli kanker di Indonesia.

Oleh karena itu, dengan adanya kolaborasi antara Kemenkes RI dan MD Anderson, diharapkan pasien kanker dapat lebih mempercayakan pengobatan penyembuhannya di 144 rumah sakit pemerintah Indonesia, khususnya di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Ruang lingkup kerja sama yang akan dilaksanakan, antara lain:

  1. Perencanaan dan pelaksanaan pengendalian kanker,
  2. Dukungan pelatihan, pendidikan dan peningkatan kapasitas,
  3. Kunjungan fakultas, cendekiawan, dan administrator.
  4. Organisasi konferensi bersama, simposium, atau pertemuan ilmiah,
  5. Sistem rujukan pasien dari Indonesia ke MD Anderson di Houston, Texas, dan dari MD Anderson ke Indonesia termasuk ke Dharmais National Cancer Center.
  6. Kolaborasi pada program telementoring Proyek ECHO berkoordinasi dengan ECHO Institute di University of New Mexico
(Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya