Liputan6.com, Jakarta - Dalam kondisi normal, kecepatan napas orang dewasa saat sedang istirahat berkisar antara 12 hingga 20 napas per menit. Tapi dalam beberapa kondisi, frekuensi pernapasan seseorang dapat meningkat atau menurun.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi laju pernapasan seseorang. Untuk kondisi normal, biasanya laju pernapasan diukur ketika seseorang sedang tidur.
Meningkat atau menurunnya laju pernapasan seseorang biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, namun yang paling umum adalah:
- Keadaan emosional
- Kesehatan fisik
- Suhu internal
- Penyakit dan status kesehatan
Memiliki tingkat pernapasan yang tidak normal dapat menunjukkan berbagai hal. Dalam beberapa kasus, tingkat pernapasan yang tinggi atau rendah disebabkan oleh suatu aktivitas, seperti olahraga, dan bukan merupakan indikasi bahwa ada sesuatu yang salah. Namun, terkadang berbagai penyakit, cidera, dan zat juga dapat menyebabkan perubahan pernapasan.
Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pernapasan
Dalam pengaturan medis, tingkat pernapasan tidak normal, terutama jika terlalu cepat, dapat mengindikasikan masalah kesehatan.
Hasil dari sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 15.000 orang yang telah mengunjungi UGD menunjukkan, bahwa tingkat pernapasan yang tinggi merupakan indikator memburuknya masalah medis setelah mereka keluar dari UGD.
Orang yang tingkat pernapasannya lebih tinggi cenderung lebih sering kembali ke rumah sakit, ketimbang mereka yang memiliki tingkat pernapasan normal.
Selain itu, terdapat dua kondisi laju pernapasan yang dianggap tidak normal. Laju pernapasan cepat dan laju pernapasan rendah. Berikut adalah beberapa penyebab kondisi pernapasan yang tidak normal, seperti dilansir dari Medical News Today.
Laju Pernapasan Cepat
Secara medis, tingkat pernapasan lebih dari dari 20 napas per menit disebut sebagai takipnea. Penyebab umumnya termasuk:
1. Kecemasan
Orang mungkin bernapas lebih cepat saat mereka takut atau cemas. Napas cepat, atau hiperventilasi, adalah gejala umum serangan panik. Napas cepat biasanya akan hilang setelah kecemasan hilang.
2. Demam
Saat suhu tubuh meningkat dengan demam, laju pernapasan juga bisa meningkat. Peningkatan pernapasan adalah cara tubuh mencoba untuk menyingkirkan panas.
3. Masalah jantung
Jika jantung tidak memompa dengan baik untuk mendapatkan oksigen ke organ, tubuh dapat bereaksi dengan bernapas lebih cepat. Dalam sebuah studi tahun 2015 tercatat, bahwa gangguan pernapasan umum terjadi pada mereka yang mengalami gagal jantung.
4. Dehidrasi
Dehidrasi dapat meningkatkan laju pernapasan saat tubuh mencoba mendapatkan energi ke sel.
Kondisi lain yang dapat meningkatkan laju pernapasan seseorang termasuk:
- penyakit paru obstruktif kronis
- asma
- radang paru-paru
- keracunan karbon monoksida
- efusi pleura
- emboli paru
- reaksi alergi
- ketoasidosis diabetikum
Advertisement
Selanjutnya
Laju Pernapasan Rendah
Laju pernapasan rendah biasanya kurang dari 12 napas per menit. Secara medis, dokter menyebut kondisi ini sebagai bradypnea. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari memburuknya kondisi pernapasan yang mendasarinya.
Hal ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi jalan napas dan henti jantung.
Penyebab lainnya termasuk:
1. Overdosis Obat
Penggunaan alkohol dan obat depresan, seperti narkotika dan benzodiazepin, dapat menekan dorongan pernapasan di otak, yang menyebabkan tingkat pernapasan rendah.
2. Apnea Tidur
Apnea tidur melibatkan penyumbatan saluran napas. Kondisi ini sering terjadi karena relaksasi jaringan lunak di tenggorokan. Penyumbatan menyebabkan jeda singkat dalam pernapasan dan dapat menurunkan tingkat pernapasan secara keseluruhan.
3. Cidera Kepala
Cidera kepala dapat memengaruhi area di otak yang berperan dalam pernapasan, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan laju pernapasan.
Itu dia beberapa penyebab laju pernapasan tidak normal yang dapat diketahui. Pastikan untuk segera menghubungi dokter dan petugas medis ketika merasa laju pernapasan lebih cepat atau rendah, ya.
Tetap jaga kesehatan dan semoga membantu!