Liputan6.com, Jakarta Kinerja industri makanan dan minuman diperkirakan masih akan menggeliat kuat pada tahun ini. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia (GAPMMI) melihat, permintaan dalam negeri dan permintaan global masih tetap menguat di tengah kondisi perlambatan ekonomi.
GAPMMI pun memperkirakan peningkatan kinerja industri mamin mampu melesat 5 persen sampai 7 persen di tahun 2023. Salah satu perusahaan manufaktur makanan dan minuman terkemuka, PT United Family Food (UNIFAM) juga optimis dengan kondisi perekonomian dan industri Indonesia yang positif di tahun lalu akan berlanjut di 2023.
Advertisement
COO UNIFAM Wishnu Pramuji menyatakan optimistis kinerja Unifam juga dapat bertumbuh seiring dengan positifnya industri makanan-minuman.
Di dalam negeri, pertumbuhannya akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang semakin pulih dari dampak pandemi Covid-19 dan permintaan masyarakat yang membutuhkan camilan berkualitas.
“Dengan pertumbuhan permintaan dari dalam negeri kami percaya produk Unifam yang menyenangkan, bermanfaat dan baik bagi keluarga akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Memasuki tahun 2023, Unifam optimistis mencapai hasil positif. Berbagai inovasi produk sudah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dari dalam maupun luar negeri,” jelas Wishnu dikutip Minggu (5/2/2023).
Demi mendapatkan hasil positif di 2023, Unifam akan terus melebihi harapan pelanggan dengan menyediakan produk-produk yang berkualitas serta memperluas dan memperkuat jaringan distribusi yang telah dimiliki.
Selain itu, aktivitas penguatan branding dan promosi di berbagai media termasuk digital marketing akan digencarkan.
Penopang Penjualan
Selama 41 tahun lebih, Unifam telah berhasil menciptakan produk berkualitas. Beragam produk kudapan berhasil diciptakan untuk masyarakat Indonesia.
Mulai dari produk permen seperti Milkita Candy, Milkita Lollipop, Super Zuper dan Jagoan Neon, hingga produk-produk lainnya seperti Milkita Pasta, Pino Es Serut Buah dan Kiko Ice Stick.
“Produk confectionery masih menjadi penopang utama penjualan kami di tahun 2022. Produk hard candy dan hard lolly mengalami pertumbuhan positif lebih dari 60 persen di pasar domestik sepanjang tahun 2022. Hal ini menunjukkan kebutuhan akan kudapan yang berkualitas, aman dan higienis semakin menjadi pertimbangan bagi keluarga. Saat ini dari sisi produk backbone kami adalah Milkita, yang mendominasi market share di dalam negeri pada kategori permen susu," ungkap dia.
"Adapun untuk pasar luar negeri, kami melihat industri makanan-minuman akan tetap memiliki peluang tumbuh positif kendati ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian. Apalagi, produk makanan-minuman merupakan komoditas primer yang banyak dibutuhkan masyarakat.” papar Wishnu.
Tak hanya berhasil di dalam negeri, Unifam juga telah berkibar secara global. Dari tahun ke tahun, Unifam gencar melakukan ekspansi pasar ekspor. Untuk menopang pasar global saat ini UNIFAM telah memiliki 4 subsidiary di 4 negara besar yaitu di Amerika Serikat, Vietnam, Philippines dan China.
Hingga akhir 2022, penjualan ekspor Unifam tercatat telah menjangkau sebanyak 20 negara. Saat ini, produk Milkita masih menjadi backbone sebagai produk ekspor ke beberapa negara.
Advertisement
Kemenperin Catat Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 3,57 Persen di Kuartal III 2022
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat pertumbuhan industri makanan dan minuman (mamin) di kuartal III 2022 di angka 3,57 persen. Angka ini di atas periode yang sama tahun lalu yang tercatat 3,49 persen.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, industri makanan dan minuman (mamin) sangat terdampak pandemi Covid-19. Namun subsektor ini masih mampu tumbuh dan berkontribusi pada pertumbuhan industri nonmigas yang mencapai 4,88 persen.
“Pada periode yang sama, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 37,82 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sehingga menjadikannya sebagai subsektor dengan kontribusi PDB terbesar,” kata Putu dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (12/11/2022).
Kinerja ekspor produk makanan dan minuman juga tak kalah bagus. Pada Januari-September 2022, ekspor mamin mencapai USD 36 miliar, termasuk minyak kelapa sawit. Sedangkan impor produk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar USD 12,77 Miliar.
“Hal ini menghasilkan neraca perdagangan industri makanan dan minuman yang menunjukkan nilai positif” sebut Putu.
Atas capaian tersebut, Putu mengapresiasi pelaku industri mamin di Indonesia serta berbagai pihak yang tetap bergairah menumbuhkembangkan industri mamin di tengah ketidakpastian global. Pemerintah terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan stakeholders terkait industri mamin untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas pasarnya.
Harga Makanan dan Minuman Jadi Bakal Naik 7 Persen di Akhir 2022
Ketua Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman, melihat adanya kemungkinan kenaikan harga produk jadi makanan dan minuman (mamin) hingga 7 persen di akhir 2022.
Alasannya, permintaan pasokan jelang tahun politik di 2024 sudah mulai meningkat sejak saat ini. Ramainya aktivitas jelang pemilu bakal ikut mendongkrak permintaan di sektor industri makanan dan minuman.
"Tahun depan saya kira sudah mulai (naik permintaan produk makanan minuman), karena persiapan-persiapan kan mulai November mulai kampanye. Sementara persiapan kan sudah dilakukan sebelum-sebelumnya," ujar Adhi saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (19/10/2022).
Adhi pun memperkirakan, komoditas bahan pangan seperti biji-bijian secara harga akan meninggi. Termasuk karena ongkos distribusi yang meningkat lantaran adanya potensi kenaikan harga energi lagi.
"Untuk antisipasi kita perlu kalkulasi. Makannya industri mamin sedang me-review, karena kemarin kenaikan BBM kita hampir tidak naik harga. Kita akan review akhir tahun ini atau awal tahun depan, kemungkinan perkiraan saya akan naik sekitar 5-7 persen harga produk jadi," kata dia.
Advertisement