Terlalu Awal, PPP Sebut Deklarasi Anies sebagai Capres Nasdem Banyak Sisi Negatif

PPP menyatakan, selain pendaftaran yang masih lama, KIB menilai banyak sisi negatifnya apabila terlalu awal mengumumkan sosok capres 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 05 Feb 2023, 18:47 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani (Foto Delvira Hutabarat/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari, PPP, Partai Golkar, dan PAN memang tidak mau terburu-buru dalam mengusung sosok calon presiden atau capres 2024.

Selain pendaftaran yang masih lama, KIB menilai banyak sisi negatifnya apabila terlalu awal mengumumkan sosok capres 2024. Arsul pun mencotohkan Partai NasDem yang terlalu cepat mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres 2024.

"Pertama kalau KIB belum menentukan capresnya ya karena memang pendaftaran untuk pilpres masih lama. Untuk apa juga kemudian harus terburu-buru," ujar Arsul kepada wartawan di Jakarta, Minggu (5/2/2023).

"Kan kita juga menyaksikan misalnya begitu Mas Anies dideklarasikan menjadi capres kan kemudian ruang tembaknya jadi bermunculan. Itu menjadi salah satu saya kira sisi negatif kalau capres terlalu awal diumumkan," sambung dia.

Menurut dia, koalisi yang sudah terbentuk saat ini masih bersifat dinamis. Arsul menyebut masih besar kemungkinan ada partai politik yang keluar masuk koalisi sehingga komposisi partai pengusung bisa berubah.

"Apalagi, partai terbesar belum kemudian juga mengumumkan juga siapa capresnya. Maka siapapun yang disebut bakal capres saat ini ya juga masih bersifat fakultatif, bisa berubah juga," kata dia.

Di samping itu, Arsul menyampaikan bahwa KIB telah sepakat untuk terlebih dahulu membentuk platform untuk Pilpres 2024. Setelah itu, barulah sosok capres yang dinilai tepat untuk diusung diumumkan ke publik.

"Cocok dengan platform, diusung oleh KIB itu. Untuk pilpres dan tentu pemerintahan yang akan datang kalau paslonnya terpilih. Saat ini, kalau pun belum karena pertimbangan-pertimbangan itu saja," tutur Arsul.


Bertemu Surya Paloh, PKS Nyatakan Ingin Berkontribusi Lebih untuk Koalisi Pendukung Anies

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya dan Fauzi Amro beserta Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman (tengah), Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi, dan Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf memberikan keterangan sebelum pertemuan tertutup di NasDem Tower, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Pertemuan tersebut membahas langkah-langkah strategis sesama anggota koalisi perubahan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Sohibul Iman dan sejumlah pejabat terasnya bersilaturahmi ke kantor Surya Paloh di NasDem Tower Jakarta. Kepada Paloh, Sohibul mengungkap, bahwa partainya ingin memberikan kontribusi lebih kepada kelompok koalisi pendukung Anies Baswedan.

"Tadi kami berbicara tentang bagaimana kami, koalisi pendukung Anies bisa berkontribusi lebih besar,” kata Sohibul kepada awak media di NasDem Tower Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Sohibul menjelaskan, kontribusi lebih yang dimaksud adalah soal perbaikan sistem politik ke depan, perbaikan sistem demokrasi agar Pemilu berjalan lebih merdeka dan beretika.

"Jadi mari kita berikan satu keteladanan yang baik yang berpijak kepada aturan-aturan konstitusi dan undang-undang yang kita miliki ya, sehingga demokrasi kita ke depan menjadi demokrasi yang makin berkualitas," harap Sohibul.

Sohibul mengaku, tidak ada ketegangan selama pertemuan yang berjalan dua jam tersebut. Meski diketahui, pertemuan tersebut berlangsung secara tertutup.

"Saya kira pembicaraan kita tadi suasananya sangat bersahabat sekali ya, kalau ini dan saya merasa ini adalah sebagai perbincangan antara seorang adik dengan seorang kakak dan betul-betul kami mendapatkan banyak cerita pengalaman-pengalaman yang dialami oleh Pak Surya selama berpolitik sejak usia 18 tahun," urai Sohibul.

Infografis Sikap NasDem Jelang Deklarasi Koalisi Perubahan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya