Liputan6.com, Medan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sumatera Utara (Sumut) dan PSMTI Kota Medan merayakan Cap Go Meh. Dibuka dengan atraksi barongsai, perayaan digelar di Kantor Sekretariat PSMTI, Jalan Pembangunan 1, Kota Medan.
Cap Go Meh salah satu kebudayaan Tionghoa yang masih dilestarikan di Indonesia. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, (DPR RI), Sofyan Tan, mengapresiasi perayaan tersebut, karena telah berkontribusi memperkaya kebudayaan bangsa.
"Kegiatan yang digelar PSMTI ini harus tetap dipertahankan dan dilestarikan, agar menjadi ajang budaya dan pariwisata," kata Sofyan Tan, Minggu (5/2/2023).
Baca Juga
Advertisement
Dijelaskannya, Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan setiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. PSMTI menutup acara Imlek dengan harapan semua marga yang tergabung di dalam PSMTI hidup sejahtera.
"Selain itu, juga diharapkan hidup damai, banyak rezeki, serta diberikan kesehatan yang berlimpah," kata Sofyan Tan, yang juga salah satu Pendiri PSMTI Sumut.
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Budaya yang Sudah Mengakar
Disebutkan Sofyan Tan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sudah memiliki agenda perayaan secara kebudayaan, dan Cap Go Meh merupakan salah satu budaya orang Tionghoa yang sudah mengakar di Indonesia.
"Salah satu yang terkenal adalah Lontong Cap Go Meh. Ini menjadi salah satu daya tarik kepada turis mancanegara yang datang ke Indonesia," ujarnya.
Karenanya, terang Sofyan Tan, Singkawang menjadi salah satu tempat yang selalu didukung dananya dari Kemeparekraf. Ke depan, Medan juga bisa menyelenggarakan kegiatan yang didukung Kemenparekraf, misalnya Ceng Beng, Bakcang, dan lainnya.
"PSMTI diharapkan bisa mengagendakan itu, sehingga semakin banyak turis asing yang datang ke Sumut," sebutnya.
Advertisement
Melestarikan dengan Merayakan
Ketua PSMTI Sumut, Tongariodjo Angkasa Ginting menuturkan, pihaknya terus mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Tionghoa dengan cara merayakannya. Agar, generasi penerus mengetahui perayaan kebudayaan Tionghoa, sehingga mengakar di dalam diri masing-masing.
"Perayaan Cap Go Meh 2574 ini baru pertama kali diselenggarakan, meski sederhana namun bermakna," ungkapnya, didampingi Ketua Panitia, Solihin Chandra.
Menurut Tongariojo Angkasa, dengan adanya perayaan kebudayaan Tionghoa ini diharapkan semakin mempererat persahabatan seluruh marga-marga yang ada di PSMTI. Sebab, PSMTI adalah milik seluruh etnis Tionghoa.
"Ke depan, semoga PSMTI semakin jaya dan dapat berkontribusi kepada negara Indonesia. Bukan hanya di bidang kebudayaan, juga sosial dan lainnya," ujarnya.
Akan Jadi Agenda Rutin
Ketua PSMTI Kota Medan, Johan Tjongiran menambahkan, perayaan Cap Go Meh menjadi eksistensi pihaknya dalam mendukung kebudayaan Tionghoa. Diharapkan akan menjadi agenda rutin untuk ke depan.
Johan juga berharap, di tahun Kelinci ini perekonomian Indonesia menjadi lebih baik lagi setelah beberapa tahun belakangan digempur pandemi Covid-19. Sehingga masyarakat bisa bisa mencari nafkah dengan rasa aman dan tenang.
"Semoga PSMTI semakin maju, dan semua sehat-sehat serta menjalankan segala kegiatan dengan baik," Johan menandaskan.
Advertisement