Liputan6.com, Jakarta - PT Hassana Boga Sejahtera Tbk mencatatkan saham perdana di papan akselerasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, (6/2/2023).
Emiten produsen makanan bayi ini sebagai perusahaan tercatat ke-12 di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham NAYZ pada 2023. Jumlah saham yang dicatatkan terdiri dari 2,55 miliar saham dengan rincian saham pendiri 2,04 miliar saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 510 juta saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
Advertisement
Perseroan mematok harga IPO Rp 100 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 51 miliar dari IPO. Dana hasil IPO perseroan yan memakai kode saham NAYZ ini antara lain digunakan sekitar Rp 4,21 miliar untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini untuk pembangunan pabrik.
Selanjutnya sekitar Rp 30 miliar untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor dan Jawa Barat. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing, promosi dan biaya operasional.
Selain itu, perseroan mencatatkan waran sebanyak 510 juta waran dengan harga pelaksanaan Rp 125 per saham. Perseroan memperoleh dana Rp 63,75 miliar dari penerbitan waran.Rasio waran 1:1. Waran seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melaksanakan satu waran seri I yang menjadi satu saham baru perseroan.
Jadwal Pencatatan Saham dan Waran seri I:
- Tanggal mulai perdagangan saham dan waran seri I pada 6 Februari 2023
- Tanggal berakhir perdagangan waran di pasar regular dan negosiasi pada 31 Januari 2024
- Tanggal berakhir perdagangan waran di pasar tunai pada 2 Februari 2024
- Periode awal pelaksanaan waran seri I pada 7 Agustus 2023
- Periode akhir pelaksanaan waran seri I pada 5 Februari 2024
Adapun Lutfiel Hakim selaku pengendali dan ultimate beneficiary owner (UBO) Hassana Boga Sejahtera menyatakan tidak akan melepaskan pengendalian atas perseroan sekurang-kurangnya satu tahun sejak pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO menjadi efektif.
IPO NAYZ Alami Kelebihan Permintaan
Sebelumnya, calon emiten makanan bayi, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) mendapatkan respons positif dari pasar saham pada masa periode penawaran umum. Hassana Boga Sejahtera mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 31,74 kali dari 510 juta saham yang ditawarkan.
Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), Lutfiel Hakim mengatakan, terjadinya oversubscribed adalah wujud kepercayaan investor terhadap prospek cerah perseroan yang bergerak di bidang makanan bayi ini.
"Tentu saja kami sangat bangga dengan antusiasme investor yang sangat luar biasa ini," kata Lutfiel dalam keterangan resminya, dikutip Senin, (6/2/2023).
Sementara itu sebagai penjamin emisi efek, Direktur Utama Surya Fajar (SF) Sekuritas Steffen Fang mengatakan, investor melihat pertumbuhan dari bisnis NAYZ bisa mencetak angka yang fantastis.
SF Sekuritas melihat bisnis Perseroan berpotensi tumbuh kuat di masa depan karena profil demografis di Indonesia yang menguntungkan. Jumlah penduduk dengan usia 0-4 tahun mencapai 22 juta menjadikannya target peluang bisnis untuk produk-produk Perseroan.
Gaya hidup perkotaan dengan semakin banyaknya ibu yang bekerja seharusnya membantu posisi Perseroan di pasar karena meningkatnya permintaan makanan bayi. Apalagi produk-produk Perseroan sangat menitikberatkan pada aspek organik yang merupakan pertimbangan sebagian besar orang tua dalam memberikan makanan sehat kepada bayinya.
Hassana Boga Sejahtera, perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan bayi akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham NAYZ. Perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum.
Advertisement
Pengembangan Inovasi Produk
Lutfiel mengatakan, setelah hampir 7 tahun bersama dengan ibu Indonesia, sudah saatnya NAYZ menjangkau lebih banyak lagi pasar dan produk.
"Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” kata dia.
Lutfiel menyebutkan, jika kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8-5 juta per tahun, dan itu cukup menjadi dasar kenapa produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati.
"Kami punya positioning yang menarik sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi. Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali. Baik sumber bahan baku maupun citarasanya,” ujar dia.
Hal ini pun selaras dengan visi yang dimiliki oleh Perseroan, yaitu menjadikan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk sebagai perusahaan Indonesia terbaik yang menginspirasi kehidupan manusia dengan produk makanan yang halal, sehat, dan bergizi seimbang.
Kunci kesuksesan menurut Lutfiel adalah bergerak sesuai value sendiri. NAYZ mengklaim telah menjadi value bagi banyak sekali ibu-ibu muda yang sibuk, tetapi ingin tetap berperan memberikan cinta kasih berupa makanan sehat kepada anak-anaknya.
"Kami fasilitasi itu semua dengan mengkonsep produk yang value-nya sangat tinggi, yaitu cinta dan kebaikan hati seorang ibu, dalam bentuk MPASI yang dimasak tanpa repot dari rumah, dengan tangan ibu sendiri," tutur dia.