Nostalgia '70-an, Damas Hadirkan Balapan Peti Sabun di Bandung

Bagi sebagian orang mungkin baru mendengar balapan yang namanya peti sabun. Ya, peti sabun berupa kereta semacam kendaraan Formula 1 adalah kegiatan adu kecepatan di sirkuit jalanan yang menurun.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Feb 2023, 11:55 WIB
Balapan peti sabun. (Foto: Twitter/@damasbdg)

Liputan6.com, Bandung - Bagi sebagian orang mungkin baru mendengar balapan yang namanya peti sabun. Ya, peti sabun berupa kereta semacam kendaraan formula 1 adalah kegiatan adu kecepatan di sirkuit jalanan yang menurun.

Kecepatan masing-masing kereta peti sabun ini sangat bergantung pada kemampuan daya luncurnya. Tercatat dalam sejarah, balapan peti sabun terakhir digelar Damas (Daya Mahasiswa Sunda) pada 1982 di Sebuah Sirkuit di Jalan Sukajadi Bandung. Kala itu, balapan peti sabun menjadi ajang bergengsi yang dinanti-nantikan masyarakat. Hingga akhirnya lomba ini dibuka oleh Gubernur Jawa Barat beserta Kapolda Jawa Barat kala itu.

Pada 2023 ini, Daya Mahasiswa Sunda (Damas) sebagai pemrakarsa peti sabun di Indonesia pada 1950 hingga 1982, bersama Alumni SMP 2 Bandung Angkatan 83 akan kembali akan mengadakan lomba peti sabun.

Ketua Panitia Lomba Peti Sabun 2023, Kemal Panigoro mengatakan, lomba peti sabun ini dihadirkan kembali di tengah masyarakat sebagai ajang kreativitas yang dapat menggairahkan kembali semangat masyarakat seperti pada era tahun 70-an.

“Untuk temanya, lomba peti sabun 2023 ini akan mengusung tema kreatif, di mana kecepatan bukan salah satu faktor penilaian. Akan tetapi, kreativitas dan penyajian peserta lebih dikedepankan sebagai unsur penilaian utama,” katanya, Senin (6/2/2023).

Kemal menjelaskan, venue lomba ini belum diumumkan. Namun, yang pasti venue lomba ini akan digelar di Bandung dan bukan di jalan umum.

“Lomba akan dilaksanakan di area yang luas, sehingga tidak mengganggu lalu lintas masyarakat lainnya,” ujar Kemal.

Sedangkan untuk waktunya, lanjut Kemal, lomba peti sabun ini akan dilaksanakan pada Juli 2023 mendatang. Siapa pun boleh mengikuti lomba ini.

“Paling kita akan mengatur berat maksimal kendaraan plus penumpangnya, tidak harus memiliki skill khusus, siapa pun boleh mengikutinya,” ucapnya.

Kemal berharap acara ini bisa mendapat respons yang postitif dari masyarakat, karena lomba ini adalah perlombaan nostalgia di era 70an.

“Kita akan buat acara ini jauh lebih menarik, kita akan mengemasnya sedemikian rupa dengan memadukan teknologi masa kini dengan era tahun 70-an,” tuturnya.

 


Bangkitkan Kreativitas

Balapan peti sabun. (Foto: Twitter/@damasbdg)

Sementara itu, Ketua Damas Salim Saleh juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut dia, acara ini adalah salah satu wadah untuk membangkitkan lagi semangat kreativitas dan inovasi anak muda dalam dunia otomotif.

Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam penggunaan otomotif yang berbasis energi baru terbarukan, serta menjadi sarana penambahan event dalam kalender pariwisata Kota Bandung.

“Acara ini tidak lain adalah untuk mengembalikan semangat anak muda untuk berkarya dalam bentuk nyata,” ujarnya.

Selain pengembangan budaya Sunda, Damas juga berpartisipasi aktif mengembangkan kreativitas di berbagai bidang, termasuk lomba peti sabun ini yang sudah berjalan dari 50-an.

Lebih lanjut ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara ini. “Mari ikuti event khas warga bandung tempo dulu yang telah di-reborn oleh Damas bekerja sama dengan ikatan alumni SMP 2 tahun 1983 ini,” kata dia.

Salim juga berpesan bahwa pandemi telah lewat dan kebiasaan anak sekarang yang sangat berorientasi pada gawai harus diimbangi oleh berbagai kegiatan yang bersifat nyata dan dapat bersosialisasi secara nyata.

“Anak-anak yang berorientasi pada gawai harus diimbangi dengan kegiatan yang nyata,” tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya