Liputan6.com, Jakarta Memiliki rumah yang nyaman tak lepas dari sirkulasi dan kualitas udara yang baik. Tak heran banyak ditemui pendingin ruangan hingga penjernih udara pada rumah orang perkotaan. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan pendingin ruangan, udara yang sehat tetap jadi pertimbangan.
Untuk mengetahui kualitas udara di rumah, sudah banyak jenis alat digital yang mampu membuktikannya. Siapa sangka, jauh sebelum ada alat pendeteksi kualitas udara diciptakan, beberapa hewan mampu menjadi pendeteksi rusaknya lingkungan. Salah satunya jenis cacing yang kerap dipandang sebelah mata.
Advertisement
Jenis cacing ini bisa menjadi indikator alami kualitas udara. Cara kerjanya mudah dipahami, jika sebuah udara di lingkungan buruk cacing akan mengeluarkan cahaya biru kehijauan di tubuhnya. Cacing ini dikenal dengan Caenorhabditis elegans atau cacing gelang.
“Ketika mereka mencium atau merasakan senyawa biologis atau sintetis yang beracun, mereka merespons dengan memproduksi protein fluoresen hijau (GFP) dalam waktu 24 jam,” kutip dalam penelitian oleh para ilmuwan di University of Turku Finlandia.
Menariknya, meski ditemukan di lingkungan luar, para peneliti membuktikan cacing gelang bercahaya ini bisa dipelihara di dalam ruangan. Berikut Liputan6.com merangkum penemuan unik cacing bercahaya ini melansir dari New Atlas, Senin (6/2/2023).
Makin buruk udara, cacing makin bercahaya
Para ilmuwan dan ahli biologi serta kimia mengamati cacing ini dengan seksama. Mulanya mereka sudah mempunyai fakta cacing bercahaya ini ditemukan di alam. Di luar, cacing ini jadi indikator pencemaran logam berat. Menariknya, cahaya yang dihasilkan oleh tubuh cacing ini cukup menakjubkan.
Mengingat banyak orang yang justru geli dan jijik melihat cacing. Keberadaan cacing ini menandakan kualitas udara di sekelilingnya. Jika cacing menyala sangat terang, pertanda kualitas udara tersebut sangat buruk bagi kesehatan manusia.
“Semakin tinggi kadar senyawa tersebut, semakin banyak protein yang dihasilkan cacing, dan dengan demikian semakin besar intensitas fluoresensi dapat diukur secara objektif melalui mikroskop atau spektrometri,” tulis dalam penelitian di University of Turku Finlandia.
Tak hanya itu, cacing yang merupakan makhluk bergerak akan jadi “sakit” saat terpapar udara buruk. Di balik indahnya cahaya cacing menyimpan pertanda bahaya bagi makhluk hidup lain
“Bersamaan dengan memproduksi lebih banyak GFP, cacing juga menjadi kurang aktif beberapa di antaranya bahkan mati ketika zat yang terbawa udara tersebut ada,”
Advertisement
Jadi indikator kualitas udara rumah
Sama seperti cacing yang sering kita lihat, cacing Caenorhabditis elegans ini bisa hidup di tanah. Namun ukurannya yang sangat kecil, hanya 1 mm membuatnya terlihat tak kasat mata. Kendati demikian, para peneliti telah membuktikan cacing ini bisa menunjukkan kualitas udara yang buruk di rumah.
Jenis cacing ini sensitif lingkungan yang sama ini sebelumnya telah digunakan untuk memantau konsentrasi pencemaran logam berat di lingkungan luar. Studi terbaru ini dilaporkan menandai pertama kalinya mereka diuji pada kontaminan udara dalam ruangan.
"Nematoda tidak dapat memberi tahu kita jenis senyawa beracun apa yang ada di udara. Tetapi mereka dapat memberikan pendapat yang tidak memihak tentang risiko kesehatan yang terkait dengan udara dalam ruangan dan perlunya penyelidikan teknis yang lebih menyeluruh," kata ilmuwan utama, Päivi Koskinen.