Liputan6.com, Jakarta - Korban meninggal akibat gempa Turki dan Suriah bertambah menjadi lebih dari 1.200 jiwa. Jumlah tersebut berdasarkan data resmi dari pemerintah setempat.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, 912 orang di negaranya telah meninggal dan 5.383 terluka akibat gempa berkekuatan Magnitudo 7.8 mengguncang pada 6 Februari 2023.
Advertisement
Lebih lanjut, Erdogan mengatakan pihak pemerintah belum bisa memprediksi berapa banyak jumlah korban gempa karena operasi pencarian dan tanggap bencana masih terus dilakukan. Dia mengatakan, setidaknya 45 negara telah menawarkan bantuan.
Kantor berita Suriah melaporkan, lebih dari 320 orang tewas di negara tersebut. Sementara 1.000 lainnya mengalami luka-luka. Regu penolong White Helmet juga ikut melaporkan 147 orang ditemukan meninggal dunia dan lebih dari 340 terluka di daerah operasional mereka di Suriah. Diperkirakan jumlah tersebut belum masuk dalam laporan resmi pemerintah.
Ratusan korban gempa Turki diyakini masih terjebak dalam reruntuhan bangunan. Pusat gempa Turki dilaporkan dekat Kota Gaziantrep, Turki. Namun, getarannya terasa hingga Siprus.
Gempa susulan dilaporkan terjadi kurang dari 12 jam sejak gempa pertama mengguncang Turki di 2023. Media lokal Suriah mengatakan, Damaskus pun tedampak oleh gempa susulan itu.
European Mediterranean Seismological Centre (EMSC) mengatakan, data awal menunjukkan gempa susulan itu mencapai Magnitudo 7,7. Lokasi gempa diketahui terletak di 67 km utara-timur laut Kahramanmaraş, Turki, pada kedalaman 2 km. Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki menyatakan bahwa itu sedikit lebih kecil dengan Magnitudo 7,6 dan lebih dalam.
Presiden Erdoğan menggambarkannya sebagai bencana terbesar di negara itu sejak 1939. Sementara operasi pencarian dan penyelamatan pun terkendala oleh cuaca buruk, diberitakan Guardian.
Negara-Negara Kirimkan Bantuan
Otoritas bencana Turki pun dikabarkan telah meminta bantuan dari komunitas internasional untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan. Sejumlah negara disebut telah merespons permintaan bantuan itu.
Azerbaijan akan mengirim tim pencarian dan penyelamatan yang terdiri dari 370 orang.
"Sebuah pesawat (Azerbaijan) yang membawa bantuan, termasuk tenda dan obat-obatan, akan berangkat ke Turki dalam waktu singkat," ungkap kantor berita Anadolu.
Israel, Belanda, dan Jerman juga telah menyatakan siap mengirim bantuan ke Turki.
Advertisement