Menko Airlangga: Pertumbuhan Industri Pengolahan di Kuartal IV 2022 Menggembirakan

Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 tembus 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Feb 2023, 19:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyebut sektor industri pengolahan pertumbuhannya  paling menggembirakan pada kuartal IV-2022. Hal ini disebut dalam Konferensi Pers: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Q4 tahun 2022, secara daring, Senin (6/2/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebutkan bahwa sektor industri pengolahan pertumbuhannya  paling menggembirakan pada kuartal IV-2022, karena tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,64 persen yoy.

Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 tembus 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen.

Lebih lanjut, dari segi supply, berbagai lapangan sektor usaha di Kuartal IV-2022 memang tumbuh positif, diantaranya sektor transportasi pergudangan tumbuh sebesar 16,99 persen secara yoy, diikuti oleh makanan minuman dan akomodasi 13,81 persen, termasuk sektor industri pengolahan.

"Tentunya ini diakibatkan dari mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara," ujarnya dalam konferensi pers mengenai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Kuartal IV 2022, Senin (6/2/2023).  

Sementara, sisi demand, dia melihat mayoritas komponen pengeluaran di kuartal IV-2022 juga tumbuh kuat, diantaranya ekspor tumbuh double digit atau 14,93 persen secara tahunan (year on year).

Pertumbuhan ekspor didukung oleh harga komoditas yang tinggi ataupun sering disebut sebagai windfall harga komoditas. Selain itu, impor tercatat juga tumbuh 6,25 persen (yoy) yang ditopang oleh impor barang modal maupun bahan baku, sehingga impor ini menjadi sektor yang produktif.

Adapun Airlangga Hartarto menyampaikan, kontributor utama dari PDB adalah sektor konsumsi. Sektor ini mampu tumbuh 48 persen (yoy), kemudian dari sisi investasi tumbuh 3,33 persen dan konsumsi rumah tangga tumbuh 5,7 persen.

 

 

 


Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,31 Persen, Industri Pengolahan Berjasa Besar

Pemandangan gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (14/3). Kondisi ekonomi Indonesia dinilai relatif baik dari negara-negara besar lain di Asean. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,31 persen sepanjang tahun 2022. Industri pengolahan menjadi satu sektor yang berkontribusi paling besar.

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan kalau pertumbuhan ini juga merupakan yang terbesar sejak 2013 lalu. Dimana dengan tren diatas 5 persen ini juga mengartikan ekonomi Indonesia sudah pulih ke tingkat sebelum pandemi.

"Pada 2022 bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,31 persen terbesar dari industri pengolahan yaitu sebesar 1,01 persen, diikuti transportasi dan pergudangan 0,73 persen, kemudian perdagangan 0,72 persen dan inforkom 0,48 persen, dan subsektor lainnya 2,37 persen," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).

Dilihat dari sisi komponen pengeluaran, seluruhnya terlihat tren tumbuh positif. Hanya saja, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi dengan pertumbuhan -4,51 persen.

"Ini disebabkan oleh penurunan realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial untuk jaminan sosial," urainya.

Kemudian, Komponen ekspor impor mengalami pertumbuhan tinggi. Ekspor didorong oleh windfall komoditas unggulan. Sementara peningkatan impor didorong kenaikan impor barang modal atau bahan baki.

Konsumsi rumah tangga dan PMTB (investasi disik) masih merupakan penyumbang utama PDB tahun 2022, dengan akumulasi kontribusi sebesar 80,95 persen.


Rincian

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut, Margo merinci dari sisi pertumbuhan per sektornya. Sebut saja, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,93 persen, PMTB tumbuh 3,87 persen, ekspor tumbuh 16,28 persen.

Kemudian, konsumsi LNPRT tumbuh 5,64 persen, Impor tumbuh 14,75 persen, serta konsumsi pemerintah terkontraksi 4,51 persen.

"Ekspor tumbuh tinggi namun cenderung meleamh akibat beberapa komoditas unggulan yang sempat alami penurunan terutama untuk minyak kelapa sawit," sambungnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya